chap. 15

5 2 0
                                    

Happy reading.
Jangan lupa vote komen.
.
.
.
.
.
.
.
Tenang Zahran cuman ngecup aja gak sampe lumat segala.

"Apa sih" Vina mendorong kuat tubuh Zahran agak menyingkir dari hadapannya.
"Aku gak tahan maaf" Zahran menaruh buku yang tadi dibawa nya di meja sebelah ranjang

"Zahran itu kan buku aku kenapa ada dikamu?" Tanya Vina yang langsung terburu-buru mengambil buku itu
"Buku apa? Oh ini buku diary istri aku, kasihan dia sering nangis tiap malam" kata Zahran
"Apa sih, kesiniin gak bukunya, ih zahrannn" Vina berusaha mengambil buku itu dari Zahran tapi apalah Vina si tubuh pendek bisa mengambil buku yang Zahran angkat keatas kepalanya

"Zahran balikinn" Vina
"Coba ambil kalo bisa"
Vina berusaha mengambil bukunya tapi gak bisa alhasil Vina naik ke atas ranjang ingin mengambil lagi bukunya tapi malah jatoh karena Vina berdiri di pinggiran kasur

Vina terjatuh di atas Zahran, ikatan bathrobe Vina juga agak melonggar.

"Hayo ngapain" Vina bangun dari atas Zahran sebelum itu ia ambil dulu bukunya.

"Mesum dasar" Vina ambil baju dan bawa bukunya tadi ke kamar mandi lagi.

Pipi Vina merah bak kepiting rebus, antara malu, senang, takut, atau apalah itu menjadi satu di hati Vina.

Zahran terkekeh geli melihat tingkah laku istrinya.

Vina keluar dari kamar mandi ia memakai piyama pemberian Zahra sebagai hadiah pernikahan Vina dan Zahran.

"Ciee couple kita" goda Zahran di meja makan
"Yaudah ganti lagi aja ribet" Vina yang mau ke kamarnya lagi tapi gak jadi karena dihadang sama Zahran

"Apa lagi?" Tanya Vina
"Gak usah, gini aja cantik" Zahran menangkup pipi Vina dengan kedua tangannya lalu membelai lembut rambut istrinya.
"Merah itu pipi" kata Zahran lalu mencubit gemas pipi kanan Vina
"Aaaaa sakitt ih"
"Siapa suruh kamu gemesin hum?"
"Bibit unggul ini"
"Oh oke berarti aku harus buat bibit aku unggul ya" pikir Zahran
"Mesum" Vina berjalan sambil membawa laptopnya ke meja makan.

"Ada tugas?" Tanya Zahran
"Bilangin Glen masa yang lain dikasih dikit aku disuruh buat makalah tentang pembangunan rumah sakit di sebelah perusahaan kamu minimal 5 lembar lagi" ucap Vina sambil menuang segelas susu sama mengambil satu toples cookies

"Rumah sakit? Rumah sakit xxxx itu maksud kamu?" Tanya Zahran
"Iya kan ngeselin"
"Yaudah sabar aja, btw aku masih simpan di laptop, nanti aku kirim ke kamu gimana?" Usul Zahran
"Yaudah boleh"
"Ada syaratnya tapi"
"Apapun syaratnya aku bakal lakuin"
"Bener ya? Janji loh"
"Janji, cepet"
"Kembali sama aku, batalin perceraian kita" kata Zahran
"Soal itu a-aku-"
"Aku tahu kamu masih sakit hati karena perlakuan aku ke kamu tapi please aku mau kita balik lagi"

"Cinta kamu udah aku balas, jadi kamu gak perlu sakit hati lagi karena cinta kamu cuman sepihak. Please come back to me, I promise I will do my best for you" kata Zahran dengan tatapan sendu
"Bagaimana dengan Victoria?"
"Aku sudah mengakhiri hubungan ku dengannya"
"Aku akan memikirkannya lagi"
"Aku paham, aku akan pulang dulu nanti aku kirim ke kamu"
"Iya"

"Makan jangan telat, besok kan ke kuliah lagi, aku udah masakin kamu" kata Zahran
"Iya, makasih banyak, jangan mengebut"

Vina mengerjakan tugas lain sambil menunggu Zahran mengirim file tentang pembangunan rumah sakit xxxx itu.

Besoknya.

Vina bangun tepat waktu seperti biasa, Vina mengambil roti isi strawberry di lemari atas.

Vina pergi ke kampus diantar oleh supir pribadi yang dulunya menjadi supir kepercayaan mendiang papanya Vina.

Vina mengunyah rotinya sambil mengecek apa barangnya ada yang tertinggal atau tidak.

Sampai di kampus Vina langsung ke ruang kelasnya.

"Gimana vin udah selesai makalah lu? Tanya zahra
"Udah dong, lagian ngapain sih kita juga masih awalan" gerutu Vina
"Sabar aja, btw liat dong kaka perawat makalah nya"
"Nih"

Zahra membolak-balik kertas yang dipenggangnua ia merasa sangat tidak asing dengan rincian pembuatan rumah sakit tersebut.

"Ini bocoran dari kak Zahran ya?" Tanya Zahra
"Iya, habis kepala gue mumet gak bisa mikir lagi. Emang gue arsitek kan gue maunya perawat" kata Vina
"Iyaa Bu perawat rivina"
"Eh ada pak Glen, sini kertasnya" Vina mengambil kertas di tangan Zahra

"Selamat pagi semua, kumpulkan tugas yang saya berikan kemarin selesai tidak selesai harus dikumpulkan bgitu juga dengan rivina serahkan makalahnya" pinta Glen dengan gaya cool nya
"Ini pak tugas kami" Vina mengumpulkan semua buku anak-anak dikelasnya dan menaruhnya di meja Glen

"Oke, buat kalian semua free time dan rivina kamu tetap belajar" kata Glen
"Pak gak bisa gitu dong" protes Zahra
"Suka-suka saya, kan dosennya saya bukan kamu"
"Itu namanya gak adil pak, kita jajan-jajan main hp sedangkan Vina dia berkutat sama buku" jelas Zahra
"Iya pak, kasihan rivina dari pagi tadi wajahnya kelihatan pucat kita jadi takut rivina pingsan" protes Geraldine
"Iya pak kita semua setuju, satu murid dikasih tugas semuanya dikasih tugas pak" ucap semuanya kompak
"Oke gini, rivina tugas dari halaman 120-130 buat rangkuman dan isi soal-soalnya kalian tugasnya ngerangkung di halaman yang sama" kata Glen
"Gak bisa, rivina kita kerjain tugasnya bersama, kamu ngerangkum kita yang cari jawaban buat kamu" kata Greta
"Oke mari kita buat"

Meja di pinggir-pinggir in dan semuanya buat lingkaran besar dan mulai membuat tugas.
Glen yang melihat semua murid yang berpihak pada Vina menatap jijik dan geram

Next..
Jangan pelit sama vote komennya.

-salam dari istri baekhyun-
✧◝(⁰▿⁰)◜✧

Sebuah RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang