Minggu terakhir KKN kelompok 97'3 di sibukkan dengan acara penutupan kkn terakhir mereka di desa sumber sari. Akhir-akhir kelima tuyul tidak membuat ulah karena sikap kepala suku yang bermode kalem sejak bermimpi buruk.
Jevan dan Laura sampai terheran-heran pada perubahan perilaku putrinya. Anggota KKN juga sering bertanya kenapa Aurora tidak membuat ulah? Malah Aurora terlihat aneh jika bermode kalem.
Aurora saat ini sedang di kamar sambil bermain unicorn sendirian. Dimana ke empat pasukannya? Mereka sedang mencari mangsa diketuai oleh Aerglo.
Laura yang melihat putrinya sedang sendirian langsung di hampirinya "Rora mau makan apa? Mimom baru bisa buat telur goreng mata sapi."
Berkat ketelatenan Mirna, Milka, dan Aisyah dalam mengajari masak Feby, Laura, dan Hana akhirnya ketiga wanita yang tidak pandai memasak kini sedikit-sedikit sudah bisa memasak.
Aurora menggeleng tidak mau "La Mayu nauyu." [Rora mau nasi susu.]
"Susu formula kamu habis mimom lupa nggak bawa banyak jadi gimana, mau makan apa?"
Aurora mempoutkan bibirnya "Yobeli ya mi?" [Strawberry ya mi?]
Laura menggendong putrinya untuk dia bawa ke dapur "No kamu belum makan dari siang sekarang waktunya makan nasi."
"Eung." [Iya.] Balas Aurora tanpa bantahan.
Aerglo dan yang lain sedang bermain dakon dengan gadis-gadis cilik desa di depan rumah Sumarni. Dania dan Tasha juga ada disana.
Aerglo mengajarkan jurus buaya kepada Angkasa, Antartika, dan Selatan. Sulit sekali untuk mengajari Antartika memuji gadis lain selain Aurora. Angkasa sedikit banyak dapat mengelabuhi mangsanya. Bagaimana dengan Selatan? Dia terus bertengkar dengan Fajar.
Fajar lebih tua dua puluh bulan dari Selatan seharusnya selatan dapat menghargai yang lebih tua darinya nyatanya tidak. Selatan selalu menistakan fajar seperti mulut ibunya yang tidak dapat di kontrol.
Tasha, Dania, Winda, Puspa, Ana, Elsa, Shifa, Fajar, Bella, Dila, dan gadis-gadis cilik desa lain sedang mengerubungi Aerglo dan ketiga saudaranya. Banyak gadis-gadis cilik desa yang ingin mendekati ketiga pangeran cilik dari kota.
Sekitar dua puluhan gadis cilik desa yang sedang bergerombol mengantri minta dilukiskan kupu-kupu di lengan tangannya.
Aerglo dan Angkasa memang pandai melukis tidak dengan antartika yang hanya asal melukis di tambah selatan yang suka mencoret wajahnya sendiri.
Anak bapak regan samudra memang unik.
Regan dan Jevan sedang bersedekap tangan di dada melihat kebuayaan anak jantan mereka. Mereka mengawasi tak jauh dari teras rumah Sumarni.
"Bibit Lo ternyata bisa gombal." Ucap Jevan membuat Regan mendengus sebal.
"Bibit gue bukan fakboi nggak kayak bibit Lo." Ucap malas Regan.
"Ah jadi pengen ena-ena sama bini." Balas Jevan yang tidak menyambung dengan topik sebelumnya.
Regan memikirkan cara agar cepat pulang dari KKN "Laura nggak bisa minta ke omanya buat diskon hari KKN kita je?"
"Nggak tau gue tapi rencananya pulang KKN gue mau ajak istri anak ke Bali." Balas Jevan yang seolah-olah lupa dengan acara melunasi denda.
"Kita juga manusia gan butuh refreshing jangan dua puluh empat jam kerja mulu yang ada stress ntar." Sambung Jevan dengan santai.
Regan lumayan setuju dengan pendapat sepupunya barusan dan terlintas sesuatu di benaknya "Habis skripsi gue Adain pesta jus apel ae dah."
"Minum aja sekali-kali." Bisik Jevan terdengar seperti bisikan setan.
KAMU SEDANG MEMBACA
KKN PBB S2 [End]
Humor[END, ⚠️ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ‼️] Menceritakan pasutri bar-bar yang mengajak anak mereka untuk menemani mereka KKN dan kelompok 97'3 harus kuat mental dalam mengurus kelima tuyul yang hiperaktif. "KKN KOK BAWA LIMA TUYUL?" SAMBUNGAN CERITA DARI PA...