03. SUNGAI

1.5K 235 176
                                    

_____selamat membaca

Setelah meminta maaf kepada sang pemilik kerbau kini mereka kembali ke rumah. Feby dan Laura menyiapkan pakaian suaminya untuk si jantan ke sumber air membersihkan diri. Triple A dan Si kembar ngotot ingin ikut mandi bersama ayahnya tapi tidak di ijinkan oleh si betina karena bahaya jika anak mereka membuat ulah di sungai orang. Alhasil kelima menjerit menangis membuat satu rumah merasakan sensasi panas di gendang telinga. Mau tidak mau Feby dan Laura mengijinkan tuyul-tuyul mereka untuk membersihkan diri dari lumpur bersama Regan dan Jevan.

Feby dan Laura sudah bersih dari lumpur dan mereka juga akan ke sungai khusus untuk mencuci baju mereka yang kotor terkena lumpur. Mereka berdua serempak menggunakan daster ala emak-emak jaman now. Dengan menjedai rambut masing-masing.

"Rora disana banyak laki-laki." Ucap Jevan yang mencoba memberikan pengertian kepada Aurora.

Laura mengusap wajah Aurora agar bersih dari lumpur dengan tisu basah khusus wajah. "Rora mandi disini aja ya? Nanti ikut mimom sama buna cuci-cuci di sungai."

"La yaki-yaki mi." [Rora itu laki-laki mi.] Ucap paksa Aurora.

"No, rora itu perempuan. Kalau perempuan rambutnya panjang." Ucap Laura sambil menunjuk rambut sebahu aurora.

"Perempuan nggak boleh mandi sama Laki-laki." Sambung Jevan membuat Aurora mempoutkan bibirnya.

"Arka, Atan, Aksa, sama Elo itu baru laki-laki Ra." Sahut Feby pada Aurora.

"Pi buna ma boo enyah andi aleng." [Tapi buna sama boo pernah mandi bareng.] Cicit antartika yang mengingat pernah memergoki kedua orangtuanya sedang mandi bersama.

Jevan dan Laura langsung menatap tersangka. Membuat tersangka menyengir watados. "Bukan salah kita itu kecelakaan."

"Kecelakaan apa Teledor nggak kunci pintu kamar mandi." Ucap Jevan dengan malas.

"La an kut!" [Rora jangan ikut!] Ucap aerglo pada Aurora.

"La eyen Yadi yaki-yaki!" [Rora pengen jadi laki-laki!] Teriak Aurora sambil bersedekap tangan di dada.

Laura menatap lembut wajah murung putrinya itu lalu mengusak sekilas pucuk rambut nya. "Nggak bisa roraaa, rora itu udah terlahir buat jadi perempuan cantik."

Aurora menghentak-hentakan kaki mungilnya dan mulai menangis. "Aaaa hiks Pi la eyen kut ay!" [Aaaa hiks tapi rora pengen ikut ayje!]

Laura menghela nafas panjang "Keras kepala ku sama dengan mu."

"Ayo cepet ke tempat pemandian keburu badan gatel-gatel." Ajak Regan yang sudah siap dengan antartika dan selatan.

Jevan berjongkok lalu mengusap air mata putrinya itu "Nanti ikut paman maul deh liat ternak bebek sama sapi tapi rora mandi disini aja ya."

Aurora yang mendengar peternakan bebek berbinar "Enelan ya ay?"

Jevan mengangguk iya "iya beneran cius."

Aurora tersenyum manis dan terkikik geli "Ciyus ciyus ciyus."

"Nah anak cantik, yaudah babe aku sama anak-anak berangkat dulu." Pamit Jevan lalu membawa tas ransel sedang berisi bajunya dengan baju Regan serta anak-anak nya ayang akan ikut mandi.

Angkasa mengecup sekilas pipi Aurora "Chu~ Pai la."

"Bi aku berangkat dulu hati-hati kalau cuci baju di sungai." Ucap Regan pada Feby.

Feby mengangguk iya dan meyakinkan suaminya "Kamu juga bass awas aja kalau di intip sama janda desa!"

"Jangan sampe ada cewek desa yang ngintip." Gumam Laura yang tidak terima jika otot genteng suami nya diliat orang lain selain dirinya dan anak-anaknya.

KKN PBB S2 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang