"Pagi, Ma!" ucap Dion yang baru turun dari lantai atas.
"Pagi sayang." jawab Tiara seraya tersenyum.
"Papa mana, Ma?"
"Papa udah berangkat ke kantor, Nak."
"Kok pagi banget? Tumben." tanya Dion setelah duduk manis di depan meja makan.
Tiara menghampiri anaknya dengan membawa nasi goreng spesial untuk mereka sarapan.
"Papa ada meeting penting, kamu berangkat sama sopir. Nih sarapannya dimakan ya, sayang!"
Dion mengangguk dan tersenyum manis, "makasih, Ma." lantas dia melahap sarapannya.
Suasana ruang makan hening, hanya ada suara denting sendok yang terdengar. Hingga suara Bi Surti memecah keheningan, beliau terlihat panik.
"Nyonya!" ucap Bi Surti dengan tergopoh menghampiri Tiara.
"Ada apa, Bi?"
"Anu, Nyonya.. Anuu.."
"Anu apa sih, Bi? Coba kalau ngomong itu yang bener!" balas Tiara sedikit emosi.
"Emh maaf Nyonya. Anu, Den Akhtar! Den Akhtar gak ada di kamarnya! Bibi cari di seluruh ruangan juga gak ada, duh gimana ya?" Bi Surti tampak sangat panik melihat Akhtar tak ada dikamarnya.
Dion dan Tiara tampak tenang, tak ada gurat khawatir dari keduanya. Bahkan Tiara mendengus mendengar pertanyaan Bi Surti. "Haha.. Anak itu, masih ada yang cari dia rupanya."
Bi Surti tampak heran dengan ucapan Tiara, "m-maksud, Nyonya?"
"Anak itu sudah diusir Ayah kandungnya sendiri. Sekarang saya tidak tahu dia dimana. Lagi pula saya tidak peduli." jawabnya dengan nada sinis.
Bi Surti sangat terkejut mendengarnya. Anak majikan yang dirawatnya sedari kecil, ternyata diusir oleh Ayah kandungnya sendiri.
"Astaghfirullah, maaf Nyonya saya lancang. Tapi Tuan dan Nyonya sangat keterlaluan! Den Akhtar itu masih kecil, dia belum tahu banyak tentang dunia luar. Bagaimana jika dia kenapa - napa?"
"Halah, maling kok di biarin tinggal disini. Ya mending diusir lah!" Dion akhirnya angkat bicara.
"Maksudnya, Den Dion?"
"Dia itu udah curi jam nya Papa. Emang pantesnya diusir, malu - maluin keluarga! Punya anak kok pencuri." jawab Dion dengan nada tak suka.
"Tidak mungkin, Den Akhtar anak baik. Tidak mungkin mencuri!" balas Bi Surti.
"Sudahlah, kamu tidak berhak ikut campur masalah keluarga kami. Lebih baik kerja sana, cucian numpuk!" usir Tiara.
Bi Surti menatap tak percaya pada majikannya. Mereka sudah sangat keterlaluan, pikir Bi Surti. Tak berpikir lama, Bi Surti lantas pergi meninggalkan Dion dan Tiara yang sedang tertawa puas atas keberhasilannya menyingkirkan Akhtar.
☁
Kring!!!
Suara bel istirahat menggema di SMA Angkasa. Puluhan siswa berhamburan keluar dari kelasnya. Ada yang pergi ke kantin, perpustakaan, taman sekolah, bahkan ada yang bermain bola basket di lapangan.
Berbeda hal nya dengan tiga remaja yang sedari tadi terlihat kebingungan. Mereka Andri, Ramdan, dan Allard yang sibuk mencari keberadaan Akhtar. Tidak biasanya Akhtar absen, pikir mereka. Jangankan tahu alasannya, surat izin saja tidak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHTAR
Teen FictionAkhtar namanya, diusia yang terbilang masih sangat belia, dia harus merasakan pahitnya kehidupan. Menjadi bayangan dikeluarga adalah takdirnya, bahkan Ayah kandungnya sendiri tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ini kisah Akhtar, bocah cadel yang te...