SIAPA?

11.8K 1.1K 79
                                    

Allooooo!
Ketemu lagi sama Akhtal:)
Ada yang nungguin gak?
Semoga ada:) wkwk

Skuuyy baca!
Kalo ada typo, nitip tandain:) Hehe

•••

Di dalam sebuah ruangan, terlihat seorang pria berbadan tegap tengah berdiri dengan tangan yang bersedekap dada. Matanya tak berhenti memandangi seorang anak laki - laki yang sedari tadi masih belum mau membuka mata.

Fokusnya buyar kala mendengar suara dering handphone dari saku celananya. Lantas dia mengambil benda itu dan mengangkat teleponnya.

"Iya, Tuan?"

"........... "

"Dia masih pingsan, Tuan."

"........... "

"Baik, Tuan. Saya tidak akan lengah."

".......... "

"Siap. Saya akan memindahkan dia ke ruangan khusus, sesuai perintah Tuan."

Setelahnya telepon ditutup, dan tercetak raut wajah tak terbaca dari pria itu. Dan dengan segera dia membawa anak laki - laki tersebut ke ruangan khusus yang sudah disiapkan sang Tuan.

Sementara ditempat lain, sebuah keluarga yang selalu terlihat bahagia tengah kelimpungan, pasalnya anak laki - laki mereka sedang menangis. Entah apa yang menjadi penyebabnya.

"Nak, kenapa? Cerita sama Mama."

Tak ada sautan dari anak itu, yang terdengar hanyalah suara tangisan. Dia menangis tersedu didekapan Ayahnya.

"Dion, anak Papa. Kenapa, hm?"

"P-papa, M-mama..." anak laki - laki yang ternyata adalah Dion menatap orang tuanya bergantian.

Arman yang heran dengan tingkah anaknya menatap sang Istri, bermaksud meminta penjelasan. Namun, Tiara hanya menggedikkan bahunya tanda tak tahu.

"Iya, kenapa sayang?"

"Jagoan Papa kok nangis, kenapa hm?" tanya Arman lembut.

"D-dion salah ya jadi anak, Papa?" tanyanya agak terbata.

Tiara dan Arman saling bertatapan. Apa maksud anaknya?

"Kok kamu ngomongnya gitu, Nak? Gak salah dong. Dion kan emang anak Papa. Iya kan, Pa?" ujar Tiara seraya mengelus surai hitam anaknya.

"Iya, kamu anak Papa. Jagoan Papa." balas Arman tersenyum lembut.

"Tapi kata orang, aku gak pantes jadi anak Papa. Nama panjangku aja gak ada nama Papa. Mereka selalu ngomongin Dion, Pa." terangnya.

Tiara terlihat sedikit emosi mendengar penjelasan anaknya. Dia tidak mau anaknya jadi pembicaraan orang.

Berbeda dengan Arman yang terkekeh mendengar penuturan Dion, "jadi kamu nangis gara - gara itu, iya?

Dion menganggukkan kepalanya.

"Oke, oke, Papa tau. Huft.. Jangan dengar kata orang ya, Nak. Besok Papa urus penggantian nama kamu. Mulai sekarang, nama kamu 'Dion Putra Permana'. Ya?" ucap Arman pada akhirnya.

"Bener, Pa?" tanya Dion memastikan.

Arman mengangguk dan tersenyum tulus. Kemudian membawa anak dan istrinya kedalam pelukan.

"Makasih, Papa, Mama."

"Sama - sama, Nak." balas Arman dan Tiara berbarengan.

AKHTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang