Buseettt kalo disuruh spam rame bener ye😭
Votenya jangan lupa lawan kawan😭Lunasss ya kawand! Hehe:)
Mau triple up tapi otak ku nggak sanggup, haha
Dahlah, baca aja!
Enjooyyyy!Tandain typonya btw. Makasihhh:D
•••
Seneng gak? Seneng gak? Seneng lah masa nggak!!
Pada suka gak sih sama Akhtal? Kalo suka mau Akhtal pacalin! Hehe:v
~
AKHTAR
.
."Rrrrrrrr" seru Farhan dengan nada mengejek. Dia gemas mendengar Akhtar yang susah menyebutkan huruf 'R'.
"Lllllll" balas Akhtar, dia ingin membuktikan bahwa bakat terpendamnya adalah menyebutkan huruf 'R'.
"Gak bisa gak usah dipaksa ya!"
"Bisa kok! Om aja gak bisa dengel!" ucapnya.
"Ah masa?!" goda Farhan.
"Aaaaa keseelll... Pokoknya kita gak kawan!" ujar Akhtar dengan nada kesalnya.
"Haha.. Jangan dong! Pokoknya kita kawan!"
"Telselah!"
Tiba - tiba Farhan menyuruh Akhtar untuk diam. "Eh suut deh. Mau denger sesuatu gak?" tanyanya.
Bagai terhipnotis, Akhtar menurut. "Apa?" tanyanya penasaran.
Farhan menempelkan jari telunjuk di mulutnya, "sut! Denger coba!"
Krubuk!! Krubuk!!
Terdengar suara perut yang menahan lapar. "Suara apa ya?" tanya Farhan pura - pura tidak tahu.
"Suala hati istli, Om!"
"Heh! Anak kecil nontonnya film pelakor!"
"Belcanda! Akhtal cuma dengel aja, gak nonton!" jawabnya.
Tak menghiraukan itu, Farhan menampilkan senyum miring, "lapar ya?"
Akhtar kikuk, dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Tapi tak ayal dia mengangguk mengiakan pertanyaan Farhan.
"Ya udah nih makan! Aaaa.. Buka mulutnya!" ucap Farhan yang entah sejak kapan sudah memegang mangkok berisi bubur.
"Om gak kasih lacun tapi, kan?" matanya memicing curiga.
"Ya Allah nggak, Nak! Nah aaa!" Farhan menyodorkan sesendok bubur dan Akhtar menerimanya.
"Enak?" tanya Farhan yang dibalas anggukan. Pria itu tersenyum.
"Katanya sih takut dikasih racun, tapi dimakan juga. Laper ya?" goda Farhan.
"Iishh.. Om Akhtal malu!" ujarnya seraya menutup wajah menggunakan tangan kecilnya.
"Stop Akhtar! Om gak mau kebablasan buat nyubit pipi kamu!"
"Istighfal, Om!"
"Astaghfirullah..."
☁
Malam ini Akhtar tidur lebih awal, atas perintah Farhan tentunya. Jam baru menunjukkan pukul 20.30 WIB. Farhan meninggalkan Akhtar yang tertidur pulas dikamarnya.
Langkahnya dia bawa ke ruang pribadi, pria itu duduk termenung di kursi kerjanya. Farhan memikirkan bagaimana dia melepas Akhtar jika anak buahnya berhasil menemukan orang tua anak itu. Farhan tidak dapat membayangkan, betapa hidupnya akan kembali monoton.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHTAR
Teen FictionAkhtar namanya, diusia yang terbilang masih sangat belia, dia harus merasakan pahitnya kehidupan. Menjadi bayangan dikeluarga adalah takdirnya, bahkan Ayah kandungnya sendiri tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ini kisah Akhtar, bocah cadel yang te...