MUSIBAH

11.7K 1.2K 150
                                    

DOORRR!
Anda kena prank! Itu kameranya disana!

JANGAN SANTET SAYA😭🙏

Mau baca?
LESGOOOO!!!(Sunda banget gapapa ya)

•••
DADAH KAKAK - KAKAK! ATAL PAMIT YA:)
~
AKHTAR
.
.
.

"Eeiitss gak kenaaa!" Abidzar dengan lihai berlari hingga tiarap demi menghindar tembakan maut dari Akhtar.

Atas paksaan bocah cadel itu akhirnya Abidzar menuruti kemauan dia untuk main tembak - tembakan. Tentunya pakai pistol air. Mereka bermain di dalam mansion.

"AKHTAR! ABIDZAR! MAIN AIR KOK DI DALEM RUMAH SIH?!" Firman tak habis pikir dengan dua anak itu.

"Lantainya jadi basah, nanti jatuh!"

"Kalo mau main air ya diluar dong ah!" omel Firman.

"Kakak Abi awas ada tembok didepan!" ujar Akhtar tanpa menghiraukan Firman yang tengah menegurnya.

Abidzar yang berlari dengan posisi kepala menoleh ke belakang pun akhirnya berhenti.

"DOL!"

"Kena Kauu!" pekik Akhtar kegirangan melihat tembakannya tepat mengenai Abidzar.

"AKHTAAAAR!" Abidzar geram dan berakhir mengejar balik Akhtar.

"Kejal Atal ayooo!"

"Hahaha.... Gak kenaaaa!"

"Kakak Abi cemen!"

Akhtar berlari tanpa melihat ke depan. Di tangannya masih setia memegang pistol air dan mengarahkan tembakannya pada Abidzar. Hingga..

Bruukkk!!

Akhtar jatuh terjerembab ke lantai setelah menabrak tubuh tegap seseorang. Abidzar yang melihatnya sedikit terkejut, dan berjalan menghampiri keduanya.

"A-abang...," cicit Abidzar pelan.

Arshad, orang yang ditabrak oleh Akhtar mengibaskan tangannya yang panas terkena tumpahan secangkir teh. Mata elang nya bergantian menatap tajam pada Abidzar dan Akhtar.

Lalu tatapannya terkunci pada sosok Akhtar yang sedang menunduk takut dengan posisi duduk di lantai.

"BISA DIAM, TIDAK?!" bentak Arshad pada Akhtar.

Lalu Arshad mendekati Akhtar dan berdiri angkuh di hadapannya.

"BERDIRI!" gertak nya.

"BERDIRI!"

Akhtar ingin sekali menuruti perintah Abangnya itu, namun kakinya terasa sangat lemas. Kepalanya tiba - tiba pusing, telinganya pun berdengung. Di otaknya hanya terbayang bentakan - bentakan Arman.

Akhtar menekuk kedua lutut dan membenamkan wajahnya disana. Tangannya tak lepas sedikitpun dari telinga. Dia menutup rapat telinganya.

"BERDIRI!"

"LAKI - LAKI JANGAN LEMAH!"

Akhtar menahan isakan nya agar tak terdengar. Sebisa mungkin dia jangan menangis. Benar kata Arshad, dia harus kuat, jangan lemah, jangan cengeng. Namun nyatanya tetap tidak bisa. Memori saat Arman membentaknya seakan berputar seperti kaset rusak.

"Bang, u-udah Bang! Adek gak salah, Idzar yang salah...," mohon Abidzar, sungguh saat ini dia pun sangat takut terhadap Arshad.

"CENGENG!"Arshad tak menghiraukan Abidzar.

AKHTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang