Woiii dilapak kemaren kok pada emosi? Kenapa sih kawan?! Haha
Tarik nafas dulu cobaaa, ayooo!! Ih dibilangin! Tarik nafaaas.... Buaaanggg... Nah pintar!
Siap? Yakali enggak!
Enjooyyyyy!Tandain typo!:D
Btw kalo ini jadi cerita pendek aja, sabi kali ya?
•••
Akhtal banyak dosa ya? Tuhan selalu ngasih ujian belat buat Akhtal.
Akhtal kila, Papa akan belubah. Tapi telnyata malah sebaliknya. Haha.. Lucu ya, ngalep kasih sayang dali Papa sendili boleh gak sih?
Kadang Akhtal gak kuat, suka pengen nyelah aja, telus ikut sama Mama Anjani ke Syulga. Boleh, kan?
~
AKHTAR mode galau:v
.
.
.Disaat Akhtar berada dititik terendahnya, disaat dia sedang kacau - kacaunya, kemana perginya Farhan? Apa pria itu lupa dengan niatnya membahagiakan Akhtar? Jika tidak, lantas dimana dia sekarang?
Akhtar masih terduduk dilantai pusat perbelanjaan. Tempat yang tadinya ramai, kini mulai terasa sepi. Anak itu menenggelamkan wajahnya pada lipatan tangan yang disimpan diatas kakinya yang tertekuk. Isakan tangisnya terdengar jelas, Akhtar menangis tersedu hingga terbatuk - batuk. Rasanya sangat sesak.
"Ma-ma..." lirih suara Akhtar sangat menyayat hati siapapun yang mendengarnya.
Tak ada kata lain yang terucap dari bibir kecilnya, hanya gumaman kecil memanggil sang Mama. Semua yang telah terjadi rasanya terlalu cepat untuk Akhtar. Bahkan dia belum sempat merasakan kembali kasih sayang dari Papa nya. Namun, dengan semudah membalikkan telapak tangan, Arman mengucapkan kalimat yang tidak pantas terucap dari mulutnya. Dengan lantang Arman mengatakan Akhtar bukan lagi anaknya, dan mendeklarasikan bahwa Dion menjadi anak satu - satunya.
Akhtar masih ingat betul, suara Papa yang menyentaknya, suara Papa yang selalu menyalahkannya, Papa yang membela anak tirinya, bahkan tangan Papa yang melukiskan kasih sayang ditubuhnya.
Akhtar tidak membenci Arman, baginya pria itu tetap berstatus sebagai Ayahnya. Dia juga tidak menyalahkan takdir, Akhtar sadar dia hanya sebatas hamba yang sedang diuji hidupnya oleh sang Pencipta. Usianya memang masih belia, tapi dengan hebatnya Akhtar faham dan menerima apapun yang menjadi takdir hidupnya.
Akhtar hanya kecewa pada dua orang yang kini mendapat pembelaan penuh dari sang Papa. Dion dan Tiara, dua orang itu telah merusak kepercayaan seorang Akhtar. Dengan hati lapang, Akhtar menerima keduanya hadir dalam sebuah ikatan keluarga, dan anak itu menaruh kepercayaan tinggi pada keduanya. Sayang seribu sayang, Dion dan Tiara terbuai akan harta dan rasa cinta. Rasa tamak ingin memiliki Arman seutuhnya, berakhir dengan mengorbankan seorang anak tak berdosa.
"Ma... "
"Sakit..."
"Ma... Se-sak! Dada Akhtal sakit.."
"Mama.. To-long!" Akhtar terus meracau, tangannya tergerak memukul kuat dadanya yang terasa sangat sesak. Nafasnya tercekat, Akhtar hampir kehabisan pasokan oksigen di udara.
Mungkin faktor dari menangis terlalu lama, dan rasa sakit lain yang dirasanya.
Tak lama terdengar suara langkah kaki mendekat, langkah itu berjalan tergesa menghampiri Akhtar. Deru nafas orang itu memburu.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHTAR
Teen FictionAkhtar namanya, diusia yang terbilang masih sangat belia, dia harus merasakan pahitnya kehidupan. Menjadi bayangan dikeluarga adalah takdirnya, bahkan Ayah kandungnya sendiri tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ini kisah Akhtar, bocah cadel yang te...