RUMAH?

11.2K 1.1K 70
                                    

Dooorrr!! Yeay kaget! Wkwk

Makasih yang udah ramein lapak kemaren!
Dilapak ini bisa lebih rame kali ya?
Ramaikan disetiap paragraf okei! Saya maksa! Wkwk

Tarik nafas.. Buang!
ENJOYYYY

•••
Selamat malam kakak jomblo!
~
AKHTAR
.
.
.

Dahi Akhtar mengkerut heran kala mobil yang dia tumpangi melewati gerbang yang menjulang tinggi dan memasuki sebuah halaman luas dengan penjagaan ketat disekelilingnya. Terlihat pula bangunan besar nan megah disana. Mobil pun berhenti disebuah tempat parkir khusus.

Sedari tadi Akhtar tak bersuara sedikitpun, mulutnya terbuka lebar dengan sorot mata tak percaya melihat apa yang ada dihadapannya. Dimulai dari gerbang tinggi, halaman luas, bangunan mewah, hingga tempat parkir yang dipenuhi berbagai jenis mobil tersimpan apik disana. Itu semua seolah mimpi baginya.

"Biasa aja mukanya!" ujar Farhan seraya mencomot gemas wajah Akhtar.

Akhtar tersadar. Dengan cepat dia mengatupkan bibirnya, menatap polos pada Farhan.

Merasa diperhatikan, Farhan mengangkat satu alisnya, "kenapa?"

"Ayo turun!" ajak Farhan ketika tidak mendapat respon dari anaknya.

Dengan masih mencerna keadaan, akhirnya Akhtar turun dari mobil. Otaknya mencerna apa yang terjadi. Tunggu, ini dimana? Seingatnya rumah Farhan bukan disini. Apa Farhan membohonginya? Apa sebenarnya Farhan bukan orang baik? Apa dia penculik? Heh! Akhtar tidak mau diculik!

"Ayah?"

Melihat reaksi Akhtar yang terlihat bingung dan takut bersamaan, Farhan mengerutkan dahinya. Matanya menatap serius pada Akhtar.

Akhtar semakin takut, bagaimana jika kali ini dia benar - benar diculik? Apa dia akan dijual?

"Hei!" Farhan mengibaskan tangannya didepan wajah Akhtar.

"Ayah, AKHTAL DICULIK?!" pekiknya dengan suara keras.

Farhan tersentak, sedetik kemudian pria itu tertawa lantang. "Haha! Kamu ini ada - ada aja, sih!"

Akhtar melongo, apa yang lucu? pikirnya. Anak itu menatap garang pada pria didepannya. "Ngaku!!"

Sontak saja Farhan mengangkat kedua tangannya ke udara, reflek.

"Ngaku apa sih, Nak?"

Akhtar berkacak pinggang, "Ayah culik aku, kan?!" sentaknya.

"Ayo ngaku!"

"Aaaaa mau pulaang!!" rengeknya seraya menghentakkan kaki.

Farhan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, lagi dan lagi Akhtar salah faham dengannya. Wajah tampannya selalu terlihat seperti seorang penculik dimata Akhtar.

Farhan merendahkan tubuhnya, mensejajarkan dengan tinggi Akhtar. "Yang culik kamu siapa sih, hm?" tanya Farhan seraya mencolek hidung mancung anaknya.

"Ayah." jawab Akhtar polos.

Farhan terkekeh, "masa Ayah culik anaknya sendiri sih? Kamu ini ada - ada aja!" balasnya dengan menggelengkan kepala.

"Telus?"

"Terus, apa?" tanya Farhan.

"Telus kenapa Ayah bawa Akhtal kesini? Lumah Ayah kan bukan disini! Ini lumah siapa?" tanya Akhtar beruntun.

AKHTARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang