Alloo selamat malam!
Ketemu lagi bareng Akhtal! :DOke sebelum mulai, boleh gak aku minta do'a buat keluargaku yang lagi dikasih ujian sakit? Beneran deh, aku kek sedih aja gitu tersisa diriku yang Alhamdulillah dikasih sehat. Semoga keluargaku cepat pulih ya, Aamiin.. Makasih manteman!
Untuk semuanya stay safe!
Yuk mulai, tarik nafas, buang.
Enjooyyyy!!Tandain typo:)
Jangan lupa vote! :D•••
Satu titik, dua koma
Kamu cantik, Akhtal yang punya!
~
AKHTAR
.
.
.Malam hari ini Akhtar tengah dikurung oleh Farhan didalam kamarnya. Bukan karena dihukum, melainkan Farhan ingin menikmati waktunya berdua dengan Akhtar. Disamping itu, Farhan ingin menjalankan rencananya untuk mengulik sedikit informasi tentang anak yang berhasil membuatnya penasaran setengah mati.
Beruntung jika Farhan mendapat satu informasi sebagai kunci dari segala teka - teki tentang anak itu. Dibujuknya Akhtar yang sedari tadi berusaha kabur dari kurungan Farhan. Namun apa daya, Akhtar tidak tahu bagaimana cara membuka pintu yang memakai sistem smart door. Pintu itu hanya dapat dibuka dengan cara menempelkan kartu atau menggunakan sidik jari.
"Hayooo mau kemana?!" ucap Farhan disertai senyum miring.
"Aaaaa, Om buka!" Akhtar menggedor pintu itu dengan brutal.
"Gak boleh! Sini aja sama, Om." balas Farhan yang duduk di pinggir kasur dan menepuknya berniat mengajak Akhtar untuk duduk bersamanya.
"Akhtal masih polos, Om. Jangan dinodai!" ucap Akhtar dengan memasang muka melas.
Farhan tergelak. Heh! Memangnya dia cowok apaan?! Dia masih lurus ya!
"Astaghfirullah..." Farhan mengusap dadanya, sabar.
"Jangan gitu ah! Lagian kamu masih kecil, kenapa bisa kepikiran kaya gitu, hm?
"Emm.. Emangnya kenapa?" tanya Akhtar polos seraya memiringkan kepalanya, satu jari telunjuknya dia simpan di dagu.
Farhan memijit pelipisnya. Dia bingung, Akhtar ini polos atau bagaimana?
"Itu kamu kenapa segala bilang jangan dinodai, tahu dari mana?!" tanya Farhan serius. Dia ingin memastikan jika Akhtar tidak terkontaminasi hal - hal buruk dan tentunya memastikan kesucian otak Akhtar.
"Sumedang." jawab Akhtar enteng.
"Hah?" Farhan sedikit loading.
"Tahu, kan? Darimana? Ya dari Sumedang, Om. Gimana sih!" misuh Akhtar.
"Itu mah Tahu Akhtal!!! Temennya Tempe! Ya Allah..." Farhan sangat gemas dan frustasi bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKHTAR
Teen FictionAkhtar namanya, diusia yang terbilang masih sangat belia, dia harus merasakan pahitnya kehidupan. Menjadi bayangan dikeluarga adalah takdirnya, bahkan Ayah kandungnya sendiri tidak mau mengakuinya sebagai anak. Ini kisah Akhtar, bocah cadel yang te...