• Kehidupan •

15 1 0
                                    

Berjalan berdua di bawah langit oranyeㅡNaa dan Jaz kembali lagi pada sebuah taman yang akan kembali mengetik sebuah kisah yang terjadi di hari ini.

Ada banyak cerita, kadang. Ada banyak diam, itu sudah pasti.

Dan di hari ini, di atas bangku ayunan, mereka kembali diam sejak mereka sudah sampai di sana.

Entah apa yang mereka pikirkan, semua itu merupakan sebuah rangkuman yang sedang mereka rencanakan untuk esok hari agar mereka tetap baik-baik saja. Dan juga, mereka sedang merangkum tentang hari ini yang sama-sama mempunyai ceritanya sendiri-sendiri.

Tapi di tengah sepi, Jaz menoleh menatap Naa yang kini sedang diam menatap bawah sembari mengayunkan-ayunkan kedua kakinya untuk menggerakkan sedikit ayunan yang gadis itu sedang duduki.

Jaz sedikit tersenyum ketika melihat Naa setenang awan, bahkan ia juga bersyukur karena wanita itu sudah sedikit lebih baik dari sebuah kejadian yang sempat menimpanya di sekolah siang tadi.

Jaz berdiriㅡpria itu berdiri di hadapan Naa hingga akhirnya ia berjongkok dengan kepalanya yang mendongak sedikit ke atas untuk melihat gadis itu. "I always hope that you will always be fine, Naa."

Naa terkekeh. "Seperti dengan apa yang kamu lihat sekarang. Aku baik, kok."

Jaz menunduk dengan senyuman nya sebelum ia kembali mendongak menatap Naa. "Di rumah, ada Sarah?"

"Gak tau. Kadang pulang, kadang juga enggak."

"Dia kemana?"

"Palingan ikut nongkrong sama teman kerja nya."

"Jadi, kamu sendirian di rumah, dong?"

Naa menggelengkan kepalanya, bahwasanya kata sendirian merupakan sebuah kata yang tidak lagi setia berteman dengan nya. Karena Naa memiliki Fa, yang kini sosok itu sedang berdiri di antara mereka.

Jaz mengangguk. "Si teman mu itu, ya? Fa kan, namanya?"

"Iya, namanya Fa."

"Syukurlah."

Sedangkan di sisi lain, Fa sedang mendekati Naa untuk membisikkan sesuatu kepada gadis itu. "Teman mu baik. Aku tidak jadi kesal dengan nya. Aku jadi yakin, bahwa dia bisa menjaga kamu kalau aku sedang tidak ada nantinya."

Jaz kembali bangkit berdiri, dirinya kini sedang meregangkan otot-otot tubuh yang kini mulai berbunyi hingga hitungan ketiga kali.

Jaz menatap sekitar taman, rasanya taman ini sudah mulai berubah ketika petugas di daerah ini sudah merubah wujud taman ini dengan sebuah warna juga perbaikan yang baru.

Termasuk ayunan yang sedang mereka singgahi saat ini. Ayunan yang kemarin baru mereka lihat sedikit berkarat juga memiliki warna yang usang itu kini sudah berubah jadi lebih baik untuk di lihat. Membuat siapa saja yang berayun di sana akan nyaman di atasnya.

"Jaz, udah mau pulang?"

"Aku antar kamu aja, deh. Ayah ku pulang besok, lagi ada kerjaan di luar kota."

Naa yang pernah mendapati sebuah kejadian mengerikan yang dimana ayahnya Jaz pernah datang untuk menjemput pria itu waktu laluㅡyang dimana ayahnya itu langsung memarahi Naa juga Sarah dengan barisan kalimat yang menyatakan bahwa. "Jangan berteman dengan anak saya lagi! Anak saya harus fokus belajar untuk olimpiade nasional nya minggu depan! Apalagi kamu itu perempuan, tidak cocok berteman dengan anak saya! Bisa saja kamu membuat anak saya jatuh ke sebuah kesalahan yang membuat dia harus bertanggung jawab atas perbuatannya nanti! Apalagi, kalian ini cuma tinggal berdua." Ucapnya yang disambungi dengan sebuah raut wajah memprihatinkan akan Naa juga Sarah.

Selamat Tahun BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang