This is how you fall in love
Let go and I'll hold you up
So pull me tight and close your eyes
Oh, my love, side to side—This Is How You Fall In Love—
.
.
.
Seminggu berselang semenjak kejadian itu. Steve menyadari bahwa Debora tampak berbeda dari sebelumnya. Debora lebih sering melamun, jika ditanyapun gadis itu akan menjawab bahwa ia baik-baik saja. Ada sedikit penyesalan di lubuk hatinya karena telah memberitahu sesuatu yang tidak ingin didengar oleh Debora. Namun Steve tidak ingin Debora terjebak dengan segala kelicikan Arthur. Debora pasti merasa bersalah dengan semua orang yang telah ia tangkap.
Steve memang sedang membiarkan Debora untuk bersedih sendiri selama sepekan ini. Merenungkan perbuatannya dan berharap Debora bisa kembali lagi seperti sedia kala. Namun Debora tak kunjung menampakkan perubahan. Dan Steve sakit melihatnya. Steve menghampiri Debora yang duduk di taman belakang apartemen mereka. Sudah pukul 23.00 jadi tidak banyak orang berlalu lalang disini. Namun itulah yang selalu Debora lakukan akhir-akhir ini. Keluar tengah malam ketika ia yakin bahwa Steve sudah tertidur walaupun sebenarnya Steve masih terjaga. Steve perlahan mendekati punggung kecil gadisnya yang tampak kedinginan itu. Sebenarnya Steve juga bukan tipe orang yang bisa menghibur orang lain, tapi Steve harus mencobanya.
Debora sedikit terkejut merasakan kursi yang ia duduki bergoyang pelan dan baru menyadari ada lelaki tampan di sebelahnya yang tidak lain merupakan suaminya sendiri.
"Kau belum tidur?" tanya Debora dengan nada yang dibuat sedikit ceria untuk menutupi kegelisahan hatinya.
"Kau pikir aku bisa tertidur ketika istriku keluar tengah malam begini?"
Debora tersenyum lemah. Steve yang menyebalkan kembali lagi. Tapi jujur Steve yang seperti ini kadang memang membuat Debora merindukannya.
"Aku minta maaf tidak bisa melindungimu dari awal. Kau harus bertemu dengan Arthur dan menjalani kehidupan yang keras. Pasti sulit untukmu." Steve memandang Debora dengan tatapan tulusnya. Steve seperti tahu kesulitan dan kesakitan apa saja yang sudah dialami Debora selama ini. Debora menghindari tatapan sendu yang Steve berikan. Debora sedang menahan dirinya sendiri untuk tidak jatuh dalam pelukan Steve. Karena ketika hal tersebut terjadi maka ia tidak akan bisa membendung air matanya lagi. Baru pertama ini ada yang mengatakan hal tersebut kepada Debora. Steve seperti benar-benar tahu apa yang dirasakan oleh Debora di masa lalu.
"Kenapa kau yang minta maaf? Bukankah kau yang terluka karenaku? Aku bisa maklum kalau kau membenciku setelah kejadian itu." Debora tidak suka dengan kenyataan tersebut. Debora membenci kenyataan bahwa ia harus melukai orang yang sangat ia sayang dan memilih untuk melarikan diri demi keselamatannya sendiri. Debora berpikir mungkin karena itulah ia harus menjalani kehidupan yang mengerikan ini sebelum bertemu dengan Steve.
"Kau berpikir bahwa aku membencimu?" tanya Steve sedikit heran.
"Tidak ada alasan kau tidak membenciku, kan?" Debora balik bertanya kepada Steve.
Steve merasa frustasi sendiri mengetahui bahwa selama ini mereka hanya salah paham. Steve mengira bahwa Debora yang membencinya karena tidak bisa menyelamatkannya, namun Debora justru mengira Steve membencinya karena lari meninggalkan Steve sendiri waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Kill Me
RomanceWarning! Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan beberapa adegan kekerasan. Mohon kebijakan dari pembaca. ** "Kau sedang memikirkan apa sih?" Debora tersenyum canggung menanggapi pertanyaan Steve. "Permintaanku terlalu sulit ya? Kau akan mening...