Where you go I follow
No matter how far
If life is a movie
Oh you're the best part
-Best Part-
.
.
.
."Menikahlah denganku."
"WHAT THE HELL! Kau sedang mempermainkanku?!" Debora spontan berdiri tanpa menyembunyikan ekspresi terkejutnya. Matanya menjadi dua kali lebih besar dan paras cantiknya sudah berubah merah padam seperti direbus.
"Pikirkanlah. Bukankah misi ini lebih mudah jika kau menjadi istriku? Mereka tidak akan curiga mengapa kau selalu ada disekitarku. Kau juga bisa menjaga dan mengawasiku setiap waktu."
"Tetap saja aku tidak mau! Kau pikir kau siapa bisa memerintahku seenaknya?"
"Bukankah di situ sudah tertera kau harus menuruti pimpinanmu?" ucap Steve santai tanpa mengindahkan tatapan membunuh gadis di depannya. Debora tampak berpikir dengan perkataan Steve barusan.
"Kau bekerja di MI5 tapi kau tidak tau orang yang berada tepat dihadapanmu ini adalah pimpinanmu?" kata Steve seakan menjawab pertanyaan Debora.
Debora yakin seratus persen bahwa sekarang wajahnya bahkan terlihat lebih bodoh dari keledai. Bagaimana mungkin informasi itu bisa luput darinya? Debora merutuki dirinya sendiri karena kecerobohannya. Debora merapatkan kedua kelopak matanya, mengambil nafas pelan mencoba meredam emosinya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain menuruti lelaki sialan yang membuatnya ingin menancapkan garpu tepat ke jantungnya. Steve sebenarnya sedari tadi menahan tawanya karena wajah lucu Debora merupakan suatu tontonan menarik untuknya. Tapi dia mencoba untuk tidak menambah kekesalan wanitanya ini. Sepertinya menggoda Debora akan menjadi salah satu kegiatan rutin Steve nantinya.
*
*
Sialan. Kenapa juga Debora harus menandatangani perjanjian itu. Lagi pula masih ada cara lain untuk menjaga si brengsek itu. Dia tidak mau dibodoh-bodohi lagi. Tadi setelah Steve membuatnya naik pitam, ia memang langsung meninggalkan apertemen Steve tanpa mengucapkan sepatah katapun. Steve memang kaparat, tidak butuh waktu lama untuk membuatnya semarah ini. Dia tahu cara menggoda Debora dengan sangat baik. Belum-belum Debora sudah ingin menyerah dengan misi ini, padahal ia baru saja mendekat satu langkah. Tapi bagaimana lagi? Dia tidak sanggup menjadi mainan Steve. Terlebih ia takut hatinya makin tidak bisa di kontrol nantinya. Kali ini, dan untuk pertama kalinya ia harus menyerah dengan misi ini. Dia tidak peduli apa kata Mr. Arthur nanti.Jari-jari lentik Debora berhenti ketika melihat nama yang tertera dilayar smartphone-nya. Tadinya ia memang ingin menghubungi ayah angkatnya, tapi segera diurungkan karena ayahnya telah lebih dulu menghubunginya.
"Sudah sejauh mana misi yang kuberikan padamu, Deb?"
"Hmm, aku baru ingin memberitahumu tentang misi ini. Sepertinya-"
"Kau tau aku hanya ingin mendengar berita baik kan, Deb?". Debora menggigit bibir bawahnya, takut kata yang akan keluar dari bibirnya malah akan membuat Arthur murka. Dia sendiri selalu menyaksikan bagaimana kekejaman ayahnya jika salah satu bawahannya gagal menjalankan misi. Dia juga tidak sanggup melihat wajah kecewa Arthur jika Debora-yang sudah seperti Ace baginya-malah berniat menolak misi yang sangat penting untuk Arthur.
"Deb? Kau masih disana?"
"Kemarin kebetulan ada seorang agent MI5 yang menawariku untuk masuk karena mereka membutuhkan petarung wanita jarak dekat. Aku bilang bahwa aku akan memikirkannya."
"Untuk apa kau memikirkannya? Bukankah itu bagus untukmu? Besok kau harus menemuinya dan bilang bahwa kau setuju."
Tuut. Sambungan terputus. Debora memejamkan matanya lama sambil menghirup udara malam di New York.
Okay. Semakin cepat misi ini dimulai, semakin cepat misi ini berakhir. Saat aku sudah berhasil menghapus data-data tentang usaha kotor ayah, aku akan menceraikan Reev. Lalu, aku akan meninggalkan Reev atau lebih baik lagi melupakannya. Kau pasti bisa, Deb!
***
Halo, readers!! Aku come back nih, setelah sekian lama hibernasi. Tadinya sih udh lupa kalo nulis cerita ini, tp setelah download wattpad dan liat udh 2,2k yang membaca kan aku jadi terkejut terheran heran hehe aku putuskan untuk melanjutkan deh karena mungkin ada yg penasaran sama lanjutannya haha terimakasih ya teman-teman semua yang sudah vote cerita ini 😍🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Kill Me
RomanceWarning! Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan beberapa adegan kekerasan. Mohon kebijakan dari pembaca. ** "Kau sedang memikirkan apa sih?" Debora tersenyum canggung menanggapi pertanyaan Steve. "Permintaanku terlalu sulit ya? Kau akan mening...