Thirty-four

437 42 11
                                    

Take me home, I'm fallin'
Love me long, I'm rollin'
Losing control, body and soul
Mind too for sure, I'm already yours

To The Bone

.

.

.

"Julian sudah meninggal," ucap Dokter dengan nada prihatin.

Steve masih mencerna apa yang baru saja didengarnya. Otaknya dituntut untuk bekerja cepat, tidak ada waktu untuk menangisi kepergian Julian meskipun jauh dilubuk hatinya Steve sangat menyesal.

"Perlihatkan CCTV di Ronald Reagan UCLA Medical Center!" pinta Steve. Kemudian layar didepannya seketika menampilkan rekaman di sekitar Ronald Reagan UCLA Medical Center. Steve memicingkan matanya ketika melihat pria berpakaian dokter dan memakai masker yang terlihat seperti Mike.

"Perbesar layar 21." Layar yang tadinya terbagi menjadi beberapa rekaman CCTV sekarang hanya terfokus pada satu rekaman CCTV yang diperintahkan Steve. Steve menekan tombol zoom yang ada dihadapannya, memastikan penglihatannya. Sedetik kemudian Steve bergegas lari ke luar ruangan diikuti oleh Debora, Adam, dan seluruh anak buahnya. Debora masuk ke dalam mobil Steve, sedangkan Adam menaiki mobilnya sendiri. 

"Dia pelakunya? Bukan Julian?" tanya Debora.

"Iya, dia Mike. Asisten Julian," jawab Steve sambil menginjak pedal gasnya.

"Aku tahu ini bukan saat yang tepat. Tapi apa kau tidak mengingat siapa dia? Dia yang menculikku dulu,"

Steve terperangah, dia jelas terkejut dengan apa yang baru saja dikatakan oleh Debora. Memang waktu itu Steve tidak begitu bisa melihat wajahnya karena kondisi ruangan yang gelap. Namun Steve yakin sudah menghanguskan tempat itu bersama penculiknya. Siapa yang bisa hidup pada kondisi yang sudah banyak mengeluarkan darah dan seharunya dia tidak punya cukup waktu untuk kabur dari tempat itu mengingat kobaran api yang merambat dengan cepat. Tapi jujur Steve memang punya firasat tidak baik saat pertama kali bertemu Mike. Kenapa ia tidak bisa mengingat wajah itu.

"Sialan!" umpat Steve kesal dengan dirinya sendiri sambil memukul stir mobilnya.

Steve sampai 7 menit setelah perjalanan yang seharusnya memakan waktu 15 menit kalau Steve tidak kebut-kebutan. Ia langsung menyuruh anak bauhnya menyebar untuk mencari Mike. Begitu pula dengan Steve yang juga ikut mencari, tidak lupa ia memakai topi, kacamata, dan maskernya agar wajahnya tidak terdeteksi. Ia menemukan jas dokter yang dibuang, namun tidak tampak batang hidung Mike di sekitar tempat itu. Steve terlambat, Mike pasti sudah pergi dari sini. Ia menyuruh anak buahnya untuk melihat CCTV di tempatnya berdiri sekarang. Dan ternyata benar, jika saja Steve datang 5 menit lebih awal pasti ia bisa bertemu dengan Mike. Ambisi Steve untuk menangkap Mike kian meningkat ketika Debora menceritakan bahwa Mike adalah penculik Debora. 

Steve menelepon salah satu anak buahnya dan menyuruhnya untuk melacak Mike sekarang juga. Orang seperti Mike tidak boleh dibiarkan bebas berkeliaran di masyarakat lama-lama, Mike harus segera ditangkap. Jika tidak segera ditangkap maka sudah pasti akan semakin banyak korban. Steve segera menuju parkiran dan menemukan Debora di sana.

"Aku sudah menemukan lokasi terakhirnya. Kalian ikuti aku di belakang," ajak Adam yang muncul tiba-tiba. Steve dan Debora mengangguk dan bergegas masuk ke mobil mereka. Suara klakson mobil bersahut-sahutan begitu Steve dan Adam masuk ke jalan utama. Suasana tegang jelas tercipta di sini. Tersangka yang sudah dicari-cari selama beberapa tahun tepat di hadapan mereka. Semakin cepat mereka mengejar, semakin besar pula peluang Mike tertangkap. Steve menepikan mobilnya begitu melihat mobil Adam yang terhenti. Steve keluar dari mobil dan menghampiri Adam.

The Bastard Kill MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang