I won't let these little things slip
Out of my mouth
But if I do, it's you
Oh, it's you they add up to
I'm in love with you
And all these little things—Little Things—
.
.
.
Brakk.
Adam membuka pintu yang di palang dari luar dan melihat Steve yang sudah tidak sadar di pelukan Debora.
"Bawa Steve ke rumah sakit, cepat!" pinta Debora dengan wajah yang panik. Seluruh tim medis segera masuk dan membawa tandu. Adam membukakan gembok yang mengikat tangan dan kaki Debora. Setelah terlepas, Debora lekas berlari menyusul Steve keluar. Namun karena keadaan Debora yang juga lemah, kakinya tidak kuasa untuk membawanya pergi dari ruangan itu. Adam berinisiatif membopong Debora untuk segera keluar dan menghirup udara segar. Sesampainya di luar, Steve sudah berada di dalam ambulance dan Debora melihat para tenaga medis sedang melakukan intubasi kepada Steve. Debora mencoba memberontak ketika dimasukkan kedalam ambulance yang berbeda hingga Adam harus menahan tubuhnya agar mau diberikan perawatan medis.
"Tunggu, aku mau melihatnya sebentar." Debora masih mencoba berdiri dan Adam terus mencoba untuk menahannya. Ada luka yang harus dijahit di kepada Debora, goresan di pipi, dan beberapa lecet di tangannya. Debora tidak punya waktu untuk mengkhawatirkan orang lain karena keadannya yang juga butuh perawatan. Kalau Adam membiarkannya maka Adam akan dihadiahi Steve pukulan ketika temannya itu sudah sadar. Adam mengingat Steve berkata bahwa ia harus melindungi Debora saat Steve tidak ada.
"Steve baik-baik saja. Dia pasti baik-baik saja. Lihat keadaanmu sekarang, kau juga harus dirawat. Steve juga akan melakukan hal sepertiku kalau dia sadar," ucap Adam menatap Debora mata Debora dan memegang kedua pundaknya untuk menahan Debora mendatangi Steve. Debora mulai terlihat lebih tenang dari pada tadi. Namun masih terlihat sorot mata khawatir yang tidak bisa disembunyikan di kedua matanya.
"Percaya padaku," kata Adam mantap hingga membuat Debora menurutinya.
Adam mengusap peluh di dahinya. Kalau saja dia terlambat satu detik, Mike tidak akan tertangkap. Meskipun Adam terpaksa harus menembak kaki kiri Mike tadi. Adam juga hampir saja terlambat menyelamatkan rekannya, Steve. Sama halnya dengan Debora, Adam juga sangat khawatir saat pertama kali melihat keadaan Steve yang sudah pucat. Tapi Adam harus menyembunyikan itu di hadapan Debora.
Adam mengikuti mobil ambulance yang membawa Debora, Steve, dan Alice ke rumah sakit. Mike benar-benar pintar menemukan tempat persembunyian itu. Adam tidak memikirkan Mike akan bersembunyi ke tempat yang berbahaya dan sudah tidak terjamah tangan manusia. Tentu saja tempat itu sangat di asingkan, di sana banyak menyimpan gas beracun. Kalau masuk tanpa perlatan yang memadai maka sudah dipastikan nasibnya akan seperti teman-temannya. Untungnya perjuangan teman-temannya tidak sia-sia, mereka berhasil menangkap Mike dan para kawanannya.
...
Debora membuka matanya perlahan, meringis kesakitan karena kepalanya yang masih terasa sakit. Debora menyadari ada perban yang mengikat kepalanya begitu ia menyentuhnya. Ia melepas secara paksa kanula hidung yang terpasang.
"Hei, apa yang kau lakukan?" Debora mendengar suara Lucy mendekat. Tidak lama kemudian Lucy datang dengan raut wajah cemas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Bastard Kill Me
RomanceWarning! Cerita ini mengandung kata-kata kasar dan beberapa adegan kekerasan. Mohon kebijakan dari pembaca. ** "Kau sedang memikirkan apa sih?" Debora tersenyum canggung menanggapi pertanyaan Steve. "Permintaanku terlalu sulit ya? Kau akan mening...