3 - ini Beneran kan?

70.8K 4.9K 52
                                    

"Kamu ngapain lari-lari gitu? pake hak 20 senti. Ga takut jatuh?" tanya Adrian hiperbola, seperti biasanya.

Kayana sengaja mempercepat langkahnya, malas  menanggapi.

"Kay."

"Sepatu saya cuma 5 senti kali pak dan tiap hari juga saya pake. Nggak bakalan jatuh ini, kecuali memang lagi apes aja."

"Tapi kaki kamu udah memar tuh!" tunjuk Adrian ke arah sepatu nya.

Kalau soal itu Kayana juga tahu, dia sudah terbiasa kaki nya luka-luka demi menggunakan heels ini. Beauty is pain, right?

Kayana sengaja pura-pura nggak denger, dan sok sibuk mengecek ponsel nya.

"Saya duluan ya pak, sakit perut kayaknya naik asam lambung kelamaan meriksa soal kuis tadi." Kayana belagak sok lemah, kemudian memegangi perutnya.

Dia cuma bisa berharap pria disampingnya ini cukup peka kalau dia ini mahasiswa tingkat akhir, jadi nggak usah diganggu lah kalau nggak penting-penting amat! Mahasiswa akhir juga butuh healing kali.

Loh? Kok tidak ada respon dari Adrian? Jangan bilang tersinggung.

Ahela, baper amat!

"Kamu beneran asam lambung?perlu ke dokter nggak?biar saya antar kalau gitu." Tanya Adrian dengan raut wajah khawatir. Tangannya pakai acara di tahan-tahan segala ala drama korea.

"Nggak perlu pak, pake minyak kayu putih aja cukup." Tolak Kayana halus.

Soalnya posisi ini awkward abis! 

Seingatnya mereka nggak pernah se akrab ini. Dia masih ingat betapa menyebalkannya Adrian sewaktu masa ospek dulu. Pernah sewaktu hiking, Kayana nyungsep kedalam lumpul hisap tepat didepan mata Adrian, dan itu cowok cuma ngeliatin doang, nggak nolongin. Kampret kan!

Semenjak itu tanpa sadar dia jadi sering menyumpahi Adrian hal yang buruk-buruk seperti kebelet pipis sewaktu jalanan sedang macet-macetnya, kepeleset kulit pisang, dapet lengkuas sewaktu ngambil rendang. Receh sih, tapi nggak ada satupun yang tercapai. Karena dari dulu ini cowok hidupnya memang hoki abis! jarang ditimpa kesulitan.

"Kalau pake minyak kayu putih doang, nanti sampai rumah asam lambung kamu bakalan lebih parah lagi!" sahut Adrian tampak gusar.

Wah, Kayana nggak minta diperhatiin loh pak! Kalau mau pulang duluan ya monggo, siapa coba tadi yang memberikan dia tugas se abrek-abrek sampai Kayana melewatkan jam makan siang nya?

"Pokoknya kamu saya anter berobat dulu ke rumah sakit." ujar Adrian tak ingin dibantah.

Seriusan deh, ini cowok rese abis! Siapa sih orang kurang beruntung yang akan menjadi istrinya kelak? Kalau Kayana sih ogah maksimal, nggak terbayang kalau harus mengcopy-paste sifat-sifat buruk ini pada anaknya kelak!

Nggak sabaran, nggak mau dibantah, antikritik. Really? Kok bisa-bisa nya kompilasi sifat buruk dia embat semua.

Belum sempat Kayana menolak, tangan nya sudah ditarik duluan. Memang ya ini cowok doyan banget main seret-seret anak orang. Dasar ga sopan!

Sesampainya dimobil, Adrian langsung memasangkan seatbelt dan menurunkan sandaran kursinya agar lebih nyaman bagi Kayana.

"Pak...seriusan saya gaperlu dianter ke dokter loh pak. Saya udah biasa kok maag nya kambuh begini, nanti juga ilang sendiri."

"Justru itu yang bikin maag kamu semakin parah. Kamu tau nggak, pernyakit yang kronis tuh awal mula nya begini, sering kambuh tapi suka diabaikan. Kalau sakit ya berobat, apa susah nya sih Kay? Saya cuma gamau mahasiswi saya kenapa-kenapa."

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang