Sepertinya jadi calon bapak siaga nggak segampang itu. Pertama, dibutuhkan kesiapan mental yang benar-benar matang. Kedua, jangan ikut-ikutan panik!
Tadi malam Kayana sempat panik dan nyaris menangis saat menggendong kedua anak mereka kedalam kamar. Perempuan itu nyaris mengendarai ford mustang nya seorang diri, untungnya Adrian langsung mencegat tangannya dan meminta Kayana untuk rileks sejenak.
Gila nggak tuh bini nya sewaktu panik?
Masih dasteran, nggak inget pake sendal segala macam langsung implusif ngambil kunci mobil dan membuka garasi mobil mereka. Padahal kedua anaknya masih digendong tapi tetap sigap membuka pagar yang nggak bisa dibilang ringan itu.
"Mas..demam nya nggak turun-turun." ucap Kayana langsung terduduk disofa rumah mereka, mata nya mulai memerah.
Adrian berusaha untuk tetap tenang. Berusaha nggak ikutan panik, karena sebenarnya dia orang yang jauh lebih panikan dibanding sang istri. Kalau mereka berdua sama-sama panik, kan nggak lucu.
Saat menempelkan punggung tangan nya ke dahi sang anak. Ternyata benar saja, demam mereka masih belum turun. Kemarin yang demam duluan yang cewek, pas malam nya yang cowok ikut-ikutan demam. Memang ya, katanya anak kembar itu memang lebih dekat secara naluriah.
"Mas...kayaknya harus dibawa ke IGD." ucap Kayana dengan wajah panik dan langsung menangis saat anaknya mulai rewel, lagi.
Akhirnya mereka langsung tancap gas ke Rumah Sakit terdekat, kebetulan sepupunya sedang berjaga disana. Setelah di cek suhu dan tanda-tanda vital lainnya, kesimpulannya cuma satu. Ini duo bayik cuma mau numbuh gigi, makanya rewel dan wajar juga kalau sampai demam.
Adrian langsung lega dan mengucap syukur. Wajah sang istri yang sedari tadi tampak pucat pasi, juga ikutan lega. Inilah pentingnya edukasi sebelum menjadi calon bapak dan ibu. Sebelumnya mereka mana tahu, kalau anak bayi mau numbuh gigi bisa sampai demam.
"Panik ku masih belum hilang mas." celetuk Kayana begitu sampai dirumah.
"Rileks Kay, nggak perlu panik." ucap Adrian sembari mengusap punggung sang istri, sebelah tangannya menggenggam tagan sang istri erat.
"Tarik nafas...hembuskan." Adrian memberikan instruksi.
"Mas, jangan kayak orang mau lahiran gitu lah. Kok aku disuruh tarik buang nafas segala." ujar Kayana, protes.
Adrian langsung melongo.
"Ya itu caranya biar rileks..." sahut Adrian bingung.
"Maksud ku, kasih kata-kata penyemangat gitu loh, mas." Kayana memberi request.
Otak nya mendadak blank, bisa gitu ya? orang yang lagi panik request ini itu.
"Oke...yang semangat ya sayang. Nggak perlu khawatir, kamu pasti bisa." ujar Adrian klise. Template khas orang-orang yang sewaktu dengerin orang lain curhat cuma modal kepo doang dan nggak bisa ngasih solusi.
"Kok ngasih ucapannya kayak nggak niat gitu sih, mas?" ujar Kayana, lagi-lagi protes.
Ya Gusti.
Terus dia harus apa? menyewa Mario Teguh dan motivator lainnya biar ini bini nya bisa tenang dan selalu berpositif thinking di masa depan?
"Tidur deh sayang, tidur. Kayaknya kamu kurang istirahat, ntar kalau anak-anak bangun biar aku yang urusin." ucap Adrian memberi solusi.
"Oh...iya kali ya." Kayana manggut-manggut kemudian memeluk guling dan tidur membelakangi Adrian.
Fyi, kehidupan pernikahan itu nggak melulu seindah itu. Sewaktu awal menikah, setiap malam mereka tidurnya memang selalu peluk-pelukan. Tapi makin kesini, Kayana sering protes kalau badan Adrian itu nggak empuk dan nggak se pelukable itu untuk jangka lama, badan nya keras karena isinya otot semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Skripsi atau Resepsi [END]
Romantizm[COMPLETED] Siapa bilang jadi mahasiwa tingkat akhir itu menyenangkan?setiap saat ditanya progresnya sudah sampai mana?skripsi sudah sampai bab berapa? Jika banyak anak SMA yang ingin cepat-cepat kuliah,maka bagi Kayana Amira(21 th) jika ia bisa mem...