48 - Azab nyosor duluan!

29.7K 1.9K 25
                                    

Kayana menatap Matcha latte dihadapannya tak berminat, memiliki mantan gebetan serta pacar yang ternyata setali darah tentunya tak pernah menjadi bagian dalam rencana hidup Kayana.

Jangan kan menjadi rencana hidup,terlintas dikepala pun tidak!

Dan parahnya,dari semua mantan gebetannya yang ada,kenapa pula harus Wafi? Pria yang sudah dia sakiti sedemikian rupa, belum lagi dalam kisah cinta mereka Kayana-lah yang paling jahat,menoreh luka sedalam-dalam nya kemudian mengakhiri kisah itu secara paksa.

Kalau Wafi sampai tahu hubungan mereka yang sebenarnya, sudah pasti Kayana akan dicap tak punya hati. Setelah menyakiti adiknya,Kayana malah memacari abangnya. Kalau pria itu tipe yang pendendam,pasti dia akan lebih waspada, mungkin juga pria itu akan memperingati abang nya bahwa wanita yang dia puja-puja ini sangat ahli mematahkan rasa,sebegitu hebatnya. Kapan saja dan takkan disangka-sangka.

"Paham kan,yang saya jelaskan, Kay?"

Sapaan dari Adrian barusan membuat Kayana sedikit terhenyak dari lamunannya, dan segera mengalihkan pandangan nya pada Adrian yang menatapnya dengan dahi berkerut. Kayana sedikit kikuk,karena tertangkap basah tidak menyimak penjelasan dari Adrian barusan.

"Penjelasan saya yang terlalu berbelit,atau memang kamu yang gak niat untuk melanjutkan skripsi kamu ini?" Tanya Adrian tegas,otomatis Kayana langsung kicep.

"Maaf pak" cicit Kayana pelan,kemudian memperbaiki posisi duduknya agar lebih tegap.

"Fokus ya" titah Adrian, kemudian menjelaskan kembali mengenai parameter-parameter yang harus Kayana perhatikan dalam penelitiannya.

Baru lima menit mengoceh,Adrian kembali menegur Kayana "Ngelamun terus,kamu sebenarnya niat revisian gak sih?" Adrian mulai jengkel karena lagi-lagi mendapati wanita itu melamun sewaktu dia memberikan ulasan mengenai penelitian Kayana.

Kayana hanya menunduk sembari meremas ujung baju nya, Adrian menghela nafas pelan. "Paham gak, yang saya jelasin barusan?" tanya Adrian mendikte.

"Paham,pak."

"Tadi pemisahan nya saya suruh pakai apa? filtrasi sederhana atau kromatografi?"

"Kromatografi,pak?" sahut Kayana tak yakin.

"Yakin?" Tanya Adrian sembari menaikkan sebelah alisnya dan Kayana masih tampak ragu-ragu.

"Tuh kan,kamu gak nyimak. It's not gonna work Kay,is there something that's bothering you?" Tanya Adrian tegas.

"No,sir"

"Stop lying, you didn't pay attention at all."  ujar Adrian sambil menghela nafas.

Adrian kemudian menyodorkan setumpuk kertas kehadapan Kayana, berisi hal-hal yang perlu Kayana perbaiki dalam skripsinya. Mulai dari latar belakang,tinjauan pustaka,sampai hal remeh-temeh seperti letak titik dan koma pun turut mendapat koreksi dari sang Baginda Raja, kalau begini sih tahun depan juga belum tentu revisinya kelar.

"Saya sudah rangkum hal-hal yang perlu kamu perbaiki kedepannya, saya harap draft kamu minggu depan gak asal-asalan kayak begini lagi" keluh Adrian kemudian mengembalikan draft skripsi Kayana.

"Kalau begini terus,kemungkinan saya nggak bisa menerima skripsi kamu." ucapan Adrian barusan langsung membuat Kayana ketar-ketir. Jantungny bea jadi berdebar tidak terkendali.Nggak bisa diterima, gimana maksudnya?- ngulang gitu? Yakali ngulang lagi,memang nya dia Bandung Bondowoso yang sanggup membangun seribu candi dalam satu malam? satu lembar skripsi saja bikinnya sudah setengah mampus.

Seperti menyadari tatapan bingung dari Kayana, Adrian melanjutkan "Kamu selalu terburu-buru dalam menyusun skripsi kamu, semua nya kamu masukkin sampai-sampai saya gak lihat ini pembatasan topik nya dimana. Sudah berulang kali saya ingatkan ke kamu kalau yang di masukkan itu yang inti-intinya saja. Tapi dari yang saya baca,skripsi yang kamu susun ini malah sudah jauh dari inti nya. Kamu mau bikin karya ilmiah atau apa?" cecar Adrian bertubi-tubi.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang