43 - Abang Siaga

24.2K 1.9K 6
                                    

"Makan dulu!" Titah Kiran tak mau dibantah.

Dengan sangat terpaksa Kayana membuka mulutnya, pagi ini Kiran sudah datang merusuh. Resiko jadi adik kesayangan ya begini, lagaknya saja benci dan risih tapi sekalinya Kayana sakit langsung kalang kabut.

Padahal kantong mata Kiran sudah menghitam,karena tiap akhir bulan dia selalu super sibuk. Ngalah-ngalahin presiden,kadang sampai nginap pula dikantor. Emang sebesar apa sih gaji abang nya ini? Perasaan idupnya begini-gini aja,Kayana gak sampai dibeliin iphone 13 tuh?!

Belum lagi kumisnya sudah tebal kayak bapak-bapak, plis deh gak keurus banget! Abang siapa sih ini?

"Nggak enak bang" rengek Kayana, berusaha menyingkirkan tangan Kiran yang terus-terusan menyuapi nya.

Tapi salah nya juga sih,siapa suruh diingatin makan,jawabnya nanti-nanti. Ujung-ujungnya dipaksa juga kan sama Kiran?

"Gue gak nanya ini enak apa kagak,pokok nya telen! Gak ada ayam geprek-geprek an lagi. Lama-lama elo yang gue geprek!" Omel Kiran marah-marah.

Kayana menggembungkan pipinya kesal,dia bukan anak kecil yang makan nya harus diancam. Dia bisa makan sendiri,tapi ya memang belum lapar saja!

"Pengen gofood bang!" Kayana mulai protes.

Kiran langsung melotot "Udah ya,gausah banyak request! Ada ribuan anak kelaparan di afrika dan lo malah sia-sia in ini makanan" kata Kiran mulai berceramah dengan tolak ukur yang kejauhan.

"Tapi gaenak" ucap Kayana mulai mewek,dia gasuka dipaksa.

"Habisin" titah Kiran,gak mau dibantah. Alhasil Kayana terpaksa menghabiskan semangkuk bubur hambar yang sukses membuatnya mual.

"Siapa suruh sakit" cibir Kiran setelah membereskan piring Kayana.

Dia tersenyum puas setelah berhasil memaksa adiknya menelan bubur barusan,sejujurnya dia lupa naburin garam sachet yang diberikan oleh cafetaria rumah sakit. Wajar kalau rasanya gak enak,cenderung hambar.

"Yuk minum obat" kali ini Kiran menjejali nya dengan obat yang harus diminum nya siang ini. Walaupun anak kesehatan,anehnya Kayana malah benci minum obat meskipun dia tau fungsi nya untuk menyembuhkan.

"Gamau..nanti aja" gerutu Kayana sambil menutupi kepala nya dengan selimut.

"Sekarang" ancam Kiran, kemudian menyerahkan segelas air mineral dan dua butir obat. Kayana meminum nya dengan ogah-ogahan, kalau sudah diawasi Kiran begini mana bisa dia berkutik.

"Bang...pengen pulang" rengek Kayana manja, 5 hari dirumah sakit. Durasinya melebih-lebihi orang bersalin saja,padahal dia cuma asam lambung.

Dan anehnya setiap dokter mengunjungi kamarnya asam lambung Kayana selalu saja sedang kumat,dua hari yang lalu karena terciduk Bagas dan Lisa dan kemarin karena telat minum obat,alhasil bertambah lama lah durasi opname nya.

"Makanya sehat" dumel Kiran lalu merebahkan tubuhnya di sofa.

"Bang.." panggil Kayana pelan.

"Hmmm"

"Biaya rumah sakit,siapa yang bayar?" Tanya Kayana hati-hati,setau nya semenjak ayahnya gak ada.Keluarga mereka gak pernah memperpanjang asuransi,semisalnya ini bayar pakai duit cash. Buset,pasti mahal lah! Selain ini rumah sakit swasta,kamar yang dipesan VIP pula,Kayana sampai kaget.

"Gausah dipikirin" jawab Kiran santai, dia gak mau Kayana makin kepikiran. Lagian dia kerja banting tulang juga demi adik-adiknya,hal begini sih gak usah dipusingin.

"Seriusan bang,gue minta pulang besok ya" bujuk Kayana, gak tega kalau Kiran harus menanggung ini semua. Kerja keras,tapi gak pernah bisa menikmati hasil jerih payahnya. Kayana tahu abangnya ini lebih memprioritaskan kebahagiaan orang-orang terdekatnya,tapi dia juga gak tega kalau Kiran sendiri sampai gak bahagia.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang