Kayana baru sempat membaca file yang dikirim oleh Adrian setelah nyaris satu minggu draft revisi tersebut berada di emailnya. Rasanya dia pengen nangis saking nggak mau melanjutkan perskripsian duniawi ini, tapi nggak bisa. Sudah keburu semester tua, dan mau ngambil jurusan baru dia juga sudah capek.
Intinya dia nggak punya pilihan lain selain melanjutkan Tugas Akhirnya. Sudah nyaris seminggu ini dia juga tidak menghubungi Adrian, baik terkait progress skripsinya ataupun revisi metode yang sudah mereka lakukan minggu lalu.
Sudah nyaris satu minggu ini pula dia tidak bergairah melakukan apapun. Setidaknya dengan mengerjakan skripsi ini ditempat lain, Kayana harap moodnya bisa sedikit membaik.
"Pesenin milkshake oreo dong." pinta Lisa yang sedang asyik mengotak-atik laptopnya.
Menyadari tatapan malas Kayana, Lisa pun melanjutkan. "Gue harus submit ini tugas sekarang juga.Bahaya kalau Pak Botak mengamok, bisa heboh sekebon binatang. Tolong banget ya,hehe." Tunjuk Lisa sambil menggulirkan layar laptopnya perlahan.
"Itu doang?" Tanya Kayana.
"Yaps."
Kayana pun segera beranjak untuk memesan minuman. Mengingat hari ini merupakan weekdays, suasana dikafe tidak begitu ramai. Hanya ada beberapa anak kuliahan ataupun pelajar sma yang sedang mengerjakan tugas,dan beberapa orang kantoran yang sedang istirahat makan siang.
Setelah memesan minuman, Kayana duduk dikursi tunggu selagi pesanan nya dibuat.
"Dek Kayana."
Kayana langsung menoleh begitu namanya dipanggil, sontak kedua mata Kayana melebar begitu melihat sosok dihadapannya.
"Mas Aryaa!!" sapa Kayana riang sembari menepuk heboh bahu pria tersebut.
"Astaga mas, udah lama banget!"
"Iyaa..Kay, sudah bahu gue jangan dipukul mulu. Sejak kapan lo doyan KDRT begini." ringis Arya sambil mengusap-usap bahunya.
"Idih, lebay!" Dengus Kayana.
"Mana janji-janji palsu mu, mas! Katanya pulang dari Aussie mau traktir gue ini itu."
"Astaga, gue baru kemarin lusa nyampe jakarta nya. Suer!"
"Bohong!"
"Nih, lihat boarding pass gue!" tunjuk Arya pada ponselnya.
"Tumben ke Queens, biasanya doyan starling doang. Lidah dusun nya nggak kaget kan, ngerasain minuman mahal."
"Anjrit! Gue rutin kesini ya."
"Rutinnya setahun sekali, bukan?" goda Arya.
Hidung Kayana kembang kempis, rada nggak terima dirinya dicap nggak mampu. Padahal kalau beli minuman begini doang mah, sudah pasti dia nggak mampu dan bakalan minta jajanin sama Kiran. Hehe.
"Wah, calon jodoh gue udah gede aja. Perasaan baru kemarin gue lihat elo nangis-nangis sampe rumah karena remed matematika." ucap Arya mengingat-ingat masa lalu.
"Udah skripsian malah, lo kelamaan di negeri orang mas."
"Kan ngumpulin modal buat nikahan kita."
Kayana cuma ketawa ketiwi. Merasa basi dengan obrolan ini, dia nggak yakin itu orang sanggup menikahi adek kita bersama. Belum lagi barrier nya Kiran, yang badannya segede gorila. Harus mikir-mikir lah.
"Atas nama Kayana." panggil mbak kasir,memberi tahu bahwa pesanan Kayana sudah siap.
"Ya!"sahut Kayana lalu berjalan menuju kasir.
Belum sempat Kayana membayar pesanan nya, tiba-tiba Arya menyerahkan kartu debitnya pada kasir tersebut.
"Debit saja ya mbak, sekalian sama pesanan dimeja no 9." .
KAMU SEDANG MEMBACA
Skripsi atau Resepsi [END]
Romance[COMPLETED] Siapa bilang jadi mahasiwa tingkat akhir itu menyenangkan?setiap saat ditanya progresnya sudah sampai mana?skripsi sudah sampai bab berapa? Jika banyak anak SMA yang ingin cepat-cepat kuliah,maka bagi Kayana Amira(21 th) jika ia bisa mem...