34 - Pak Dosen dalam Bahaya!

31.1K 2.3K 19
                                    

Kayana menghempaskan diri ke ranjang,menghela napas panjang lalu meninju-ninju Janu,boneka beruang pemberian Adrian. Selalu saja begitu,senang sedikit Janu dipeluk. Sekalinya kesal Janu dipukul-pukul. Untung Janu cuma boneka,jadi ga bonyok! Kalau Janu bisa berbicara mungkin Kayana sudah disumpah serapahi sekarang.

Tampaknya uring-uringan selama dua hari masih belum cukup bagi Kayana untuk meperbaiki mood nya,dan selama jangka waktu itu pula Adrian tidak menghubungi nya sama sekali.Jangan ditanya perasaan Kayana saat ini,saking badmood nya sampai-sampai Kiran yang sudah berusaha menghibur nya dari kemarin saja dijutekin.

"Makan...gausah sok diet. Gabakalan kurus juga" kata Kiran meletakkan kotak styrofoam dinakas tempat tidurnya dengan wajah bete,dua hari dicuekin terus.Memang kerjaan nya cuma mengurus Kayana saja?Kiran kan juga punya kehidupan!

Kayana yang sedang galau merana seperti bapak-bapak kelilit hutang besar,langsung mendengus keras.Tuh kan gak sopan,sudah utung Kiran antarin makanan. Respon nya malah misuh-misuh gak jelas,lagaknya sudah seperti kanjeng ratu.

"Kok udah dingin sih?" Protes nya songong saat membuka kotak styrofoam tersebut,tapi tetap menyuap bubur ayam yang dibelikan Kiran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kok udah dingin sih?" Protes nya songong saat membuka kotak styrofoam tersebut,tapi tetap menyuap bubur ayam yang dibelikan Kiran.

Sontak kesabaran Kiran yang sudah diambang batas,terjun bebas begitu saja.Mendadak segala ucapan dosen nya ataupun quotes-quotes mengenai penting nya rasa sabar berlalu lalang dikepala nya.

Setelah mengenal Kayana sejak lahir,Kiran mulai belajar satu hal. Jangan mudah mengalah ataupun berbelas kasih dengan adiknya ini,karena wanita tersebut pantang dikasih hati! Ia akan meminta jantung,ginjal,limfa,kalau perlu empedu sekalian!

"Siapa suruh lo ga turun-turun sewaktu gue panggil 2 jam yang lalu?" Tanya Kiran mulai ketus,ia sedang berada dalam mode senggol bacok. Memang nya cuma wanita yang bisa sensitif?

"Gue ngantuk bang" Kayana mulai merengek.

"Bodo amat..lo ngapain dikamar dua hari kalau ga tidur?meditasi?" Sindir Kiran,mulai kehabisan kesabaran.

Dia tahu kalau Kayana rada mageran,tapi bukan berarti sampai gak keluar-keluar kamar juga. Gak makan dua hari,gak pake mandi pula. Sudah ga cantik-cantik amat,jorok pula.Bisa ga adiknya ini di titip di penangkaran hewan mana gitu?ga tahu diuntung soalnya.

"Abang" rengek Kayana mulai manja,kalau Kiran mulai marah biasanya atmosfer satu rumah bisa mencekam,seramnya melebih-lebihi lewat didepan rumah angker malam-malam,ngeri lah pokoknya!

Kayana mulai mewek,dan tiba-tiba saja ia nangis kejer seperti anak kecil yang gak dibolehin main hp sama orang tua nya. Kiran yang hatinya selembut gulali kapas pun langsung luluh, tuh kan mana tega lihat adiknya nangis. Casing nya saja yang keras!

Rencana awalnya gak kepengen nangis sih,apalagi didepan Kiran. Bisa-bisa ia dibully seumur hidup,tapi akumulasi dari rasa dongkolnya selama dua hari ini sudah lebih tinggi dari harga dirinya yang cuma setinggi pohon tauge.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang