14 - Malu-Malu Kucing

48.3K 3.6K 37
                                    

Selesai mandi, Kayana langsung merebahkan diri sembari mengecek ponselnya. Mana tahu dapat rezeki nomplok transferan dari abangnya atau mungkin sepupunya, tapi yang satu ini tentunya jarang terjadi.

Sekarang baru pukul tujuh malam, Adrian mengantarkannya pulang tepat waktu. Jam enam teng, tepat sebelum Adzan berkumandang. 

Ibunya langsung histeris begitu melihat Adrian, sang calon menantu potensial mengantar Kayana pulang, dan seperti biasa ibunya selalu berupaya untuk mencegah pria itu pulang. Untungnya Adrian paling jago perkara menolak secara halus, alhasil ibunya dapat memaklumi.

Tiba-tiba saja Kayana merasa nggak enak badan, jantungnya gampang berdebar akhir-akhir ini, apa jangan-jangan dia kena hipertensi? Ah, tapi nggak mungkin! walaupun doyan makan micin, tapi di usia nya yang baru saja menginjak kepala dua ini nggak mungkin lah langsung kena hipertensi.

Tapi badannya malah semakin lesu, kayak kehabisan energi. Seolah-olah kegiatan tadi berhasil menyedot seluruh energinya, padahal cuma jalan-jalan doang. Apa iya, dia sejompo itu?

Tanpa diminta, tiba-tiba saja Adrian melintas di benaknya, dan gejala yang Kayana rasakan tadi muncul lagi. Tubuhnya terasa lemas dan jantungnya berdebar-debar. 

Kayana melakukan riset singkat di google, sontak mata nya langsung melebar dan hp nya terlempar begitu saja.

Buset, masa katanya itu semua indikasi jatuh cinta?

Ah, lebay sih ini.

Nggak semua yang di internet bisa dipercaya.

Apalagi yang satu ini.

Receh plus nggak valid!

Kayana mengambil ponsel nya kembali, kemudian menscrolling profil Adrian. Matanya memandangi foto Adrian lekat-lekat.

Tuh kan B aja, nggak deg-degan juga.

Atau jangan-jangan karena sudah di sugesti makanya jadi biasa aja?

Tuh kan, kampret.

Emang deg-degan beneran!

"Gila, sih."

Kayana bangkit berdiri,   kemudian berjalan mondar mandir di kamarnya. Merasa gusar karena rasa yang tidak seharusnya ada, tiba-tiba muncul kembali.

Sama seperti penyakit cacar, sudah pernah kena. Tau-tau nya kambuh lagi, kan nggak lucu! 

Tiba-tiba saja pintu kamarnya diketuk dari luar, Kayana langsung bisa menebak siapa yang datang. 

Teriakan histeris Lisa langsung menyambut kuping nya begitu Kayana membuka pintu kamarnya.

"Kayanaa!"

Perempuan itu berdiri disana sambil menenteng dua bungkusan, yang satu nya berisi martabak dan satu lagi berisi roti bakar. Jangan bilang ini sogokan, plis deh! terlalu overrated dan low budget. Minimal Mcd kek.

"Yaampun maafin gue Kay, asli deh gue ketiduran. Pules banget, nggak kedengaran alarm bunyi sampe sepuluh kali. Bangun-bangun langit udah gelap, ya apa daya." jelas Lisa.

Kayana membentangkan pintu nya lebar-lebar, mempersilahkan perempuan itu masuk.

"Seriusan Kay, gue ketiduran." ulang nya lagi.

"Halah...lagu lama lo." cibir Kayana.

"Nih, gue bawain martabak sama roti bakar untuk memperbaiki mood. Ngerjain skripsi lagi kan lo, malem ini?" tebak Lisa saat melihat tumpukan kertas di meja belajar Kayana.

"Janji deh, besok gue temenin. Acaranya masih minggu depan kan?" Bujuk Lisa.

"Iyaa...iya gapapa, gue udah beli gaun nya." 

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang