17 - Kita Kapan Resepsinya?

39.6K 3.2K 30
                                    

Kayana Amira

"Pak,besok sama lusa saya izin dulu ya pak,ada urusan keluarga."

Adrian Pramudya

"Kenapa sampai dua hari?satu hari saja cukup."

Kayana Amira

"Acara keluarga nya di Kalimantan pak,beda pulau. Mana sempat pulang- pergi satu hari."

Adrian Pramudya

"Oke terserah kamu..tapi minggu depan kamu acc bab 5 nya saya pending."

Kayana meremas ponsel digenggamannya kesal saat membaca balasan pesan dari Adrian,amarahnya meradang sampai ke ubun-ubun.

Pending?!

Kenapa pria itu selalu memutuskan nasib Kayana seenak hatinya. Satu detik baik, satu detik kemudian bisa saja tiba-tiba muncul dedemitnya! Persis ibu-ibu kehilangan tupperware, bawaan nya sensitif mulu!

Kayana Amira

"Ini mau ke kalimantan loh pak,bukan mau ke puncak."

Adrian Pramudya

"Yasudah,urusan keluarga kamu pindahkan saja ke puncak. Kenapa harus dikalimantan, jauh banget!"

Tuh kan,sinting!

***

"Anak gadis gaboleh cemberut,nanti sulit dapat jodoh!" celetuk Arya yang entah sejak kapan duduk disebelah Kayana.

"Mas Arya." sapa Kayana riang saat melihat Arya. Salah satu sahabat abang nya yang paling ganteng dan berbudi pekerti.

"Gils,makin cakep lo mas!" Puji Kayana sambil mengacungkan dua jempol.

"Harus dong,kan sudah berduit gue." sombong Arya sambil menyapu kening nya,sengaja memamerkan jam tangan barunya.

"Buset!Rolex ya mas,mantep-mantep." Kayana mengangguk-anggukan kepalanya.

"Hasil ngepet ya mas?" Celetuk Kayana usil.

"Enak saja, hasil banting tulang 3 tahun di Aussie ini." sahut Arya.

"Banting tulang,tapi lo hedon nya beli Rolex mas. Duh, kalau gue sih mending beli rumah mas." keluh Kayana sambil mengibaskan tangannya iri.

"Sejak kapan sampai di Indonesia,kok bang Kiran gapernah ngabarin gue!Mana nih oleh-oleh Aussie,tipu-tipu lo mas!" Protes Kayana.

"Eits..gue baru sampe Indo minggu ini,oleh-olehnya sudah gue titip ke Kiran,abang lo. Gatau deh ya kalau punya lo di korup sama dia." jawab Arya sambil mengangkat bahu.

"Emang oleh-oleh nya apa?" Tanya Kayana penasaran.

"Penambah tinggi badan,soalnya 3 tahun ga ketemu,masih aja cebol." ledek Arya.

"Lo aja yang ketinggan,macam tiang!" Balas Kayana sebal.

"Bisa-bisa nya lo ga ngabarin gue mas!kecewa gue sama lo." sungut Kayana.

"Kalau gue kasih tau,nggak jadi suprise dong!" Respon Arya tertawa dan mengacak pelan rambut Kayana.

"Eh,jangan dirusak dong mas. Mahakarya gue nih! Lama nyatoknya." Kayana menepis tangan Arya dari rambutnya.

"Lebay amat, gue pegang dikit aja kok!"

"Kalau gue ga paripurna hari ini ntar makin sulit dapet jodoh! Kenalin gue ke temen lo kek mas,yang bujangan tampan.Merana nih gue jada mahasiswa semester akhir. Skripsi sulit,tamat sulit,jodoh pun sulit." keluh Kayana sambil menggigit besar bakwan dihadapannya.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang