6 Bulan Kemudian.
"Morning, princess."
Kayana merasakan kasurnya bergerak, namun dia masih enggan membuka mata. Sebenarnya Kayana sudah sempat bangun beberapa saat yang lalu untuk mematikan alarm tentunya. Karena dirasa masih terlalu pagi untuk bangun dihari weekend seperti ini, tapi tidak terlalu lelap sampai tidak menyadari kehadiran sang ibu di kamarnya.
Tak lama kemudian, terdengar suara tirai kamarnya terbuka dan langsung saja cahaya matahari masuk dan menembus kamarnya melalui celah jendela.
"Kay." Ibunya memanggil lagi, lalu menggoyangkan lengan Kayana pelan.
"Heh, bangun. Udah jam berapa ini? ntar MUA nya keburu dateng loh." omel ibunya lagi.
"Emang sekarang udah jam berapa sih? orang lagi libur juga." sahut Kayana menggumam.
"Heh, ini anak. Kamu nikah loh hari ini."
Otomatis mata Kayana terbelalak kaget.
Oh, Shit!
Seriusan dia ketiduran, di hari berbahagia nya?
Akibat kafein kemarin, dia benar-benar terjaga semalaman. Ini akal-akalan dari duo sahabatnya yang mengajaknya mengadakan bridal shower ala-ala dan menyadari bahwa alkohol haram alhasil mereka pesta kopi dalgona. Enak kaga, pegel iya!
Pada dasarnya mereka nggak ada yang berbakat untuk buat kopi, ujung-ujung nya juga pesan delivery. Tapi kampretnya Kayana lupa bahwa dia sangat amat tidak toleran dengan kafein. Alhasil dia baru bisa terlelap menjelang pagi.
Kayana melongo sebentar dikasur. Jujur dia masih linglung, memang nya harus bangun sepagi ini ya?
Masih jam enam lewat lima belas menit, sedangkan akad jam sebelas siang. Ini orang pada ngapain sih, kok buru-buru amat!
"Buruan mandi sana, Kay. MUA kamu datang jam berapa?"
Omel ibu nya lagi, tak lama kemudian tante nya ikut masuk kedalam kamar. Kayana baru tersadar bahwa keluarga nya dari Padang sudah datang sejak dua hari yang lalu alhasil rumahnya jadi ruameee pol dan sekarang mereka bertiga sedang menginap di hotel tempat akad dilaksanakan.
"Bentar lagi deh, Ma. Masih ngantuk banget, MUA nya datang jam delapan. Acaranya juga masih lama." rengek Kayana.
Ibunya cuma menghela nafas, sedangkan tante nya sudah geleng-geleng kepala.
"Gapapa, biarin aja." ujar tante Kayana, membela nya.
Baru beberapa menit terlelap tahu-tahu sudah jam setengah delapan. Kali ini ibunya tidak segan-segan menarik paksa Kayana untuk masuk ke kamar mandi.
Sesampainya dikamar mandi, Kayana menangis tersedu-sedu saking campur aduk perasaan nya. Dia merasa sedih bahagia terharu, entahlah semuanya bercampur menjadi satu.
Dia bahkan belum sempat menelfon Adrian sejak semalam, karena handphone nya disita paksa agar dia lekas tidur.
Selesai mandi, Kayana langsung menelfon duo sahabatnya, minta ditemani. Begitu temannya datang, otomatis Kayana semakin mewek.
"Heh, kenapa ini manten kok nangis." ucap Lisa dengan nada khawatir. Bagas ikutan mengambil kursi disebelah Kayana, kemudian mengusap bahu wanita tersebut menenangkan.
"Kenapa? maag lo kambuh lagi?"
Kayana menggeleng, sambil mengeringkan rambutnya dengan dryer.
"Ih, yaudah kenapa nangis. Kan lagi hari bahagia juga.."
"Makan gih.." ujar Bagas, kemudian membuka kan kotak styrofoam berisi bubur ayam.
Meskipun bisa dibilang tidak nafsu makan, namun Kayana cukup sadar kalau nanti sudah tidak ada kesempatan untuk makan lagi alhasil dia terpaksa mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/275804880-288-k473872.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Skripsi atau Resepsi [END]
Romance[COMPLETED] Siapa bilang jadi mahasiwa tingkat akhir itu menyenangkan?setiap saat ditanya progresnya sudah sampai mana?skripsi sudah sampai bab berapa? Jika banyak anak SMA yang ingin cepat-cepat kuliah,maka bagi Kayana Amira(21 th) jika ia bisa mem...