13 - Kencan buta (3)

38.6K 3.4K 48
                                    

"Ibunya bapak gaul ya." komentar Kayana begitu Adrian kembali se usai mengantar ibunya.

"Oh iya..saya jadinya pesanin bapak milkshake. Gapapa kan pak?" tanya Kayana sembari menyeruput minuman miliknya.

Adrian balas mengangguk tanda tidak masalah.

"Gaul gimana?" tanya Adrian sambil meletakkan bawaan nya dimeja.

Seperti biasa, naluriah seorang ibu itu nggak pernah bisa membiarkan anaknya pulang dengan tangan kosong. Alhasil dia dibungkusin lauk pauk.

"Engga,saya senang saja ketemu orang seperti beliau. Easy going dan juga open minded. Kayaknya bakalan seru kalau bisa jadi teman ngobrol." Kayana tampak kagum.

"Kalau kamu mau ngobrol lagi bisa kok, tadi sudah ditawarin tuh sama ibu saya buat dateng ke rumah. Kalau mau kesana kabarin aja." tawar Adrian.

"Hahaha, next time ya pak." sahut Kayana basa-basi.

Kayana masih rada-rada kagok kalau harus bertemu tatap lagi dengan ibu nya Adrian. Biarpun ketemunya nggak cuma berdua, bareng Adrian sekalian. Tapi, gimana ya menggambarkan nya...rasanya kayak aneh aja gitu, mereka kan cuma temen.

"Hmmm...saya boleh tanya sesuatu nggak pak?"

"Kalau boleh tahu, tempat itu tadi punya ibunya bapak?" Tanya Kayana hati-hati.

Adrian menghela nafas pelan "Iyaaa,punya ibu saya." jawab Adrian dengan berat hati.

"I'm sorry, I didn't mean to hide anything. Saya cuma takut kamu nggak nyaman kalau tahu butik itu punya ibu saya, thats it." jelas Adrian.

Adrian memang tidak terlalu ingin mengumbar identitasnya pada Kayana. Karena sejatinya bukan dia yang kaya, tapi orang tua nya. He has nothing and still strives for it.

Sejauh ini Kayana selalu bersikap santai didepannya. Dia nggak mau 'social status and stuff' membuat Kayana merasa tidak nyaman berdekatan dengan Adrian. Karena sejauh ini, wanita yang benar-benar tulus mendekatinya tanpa memandang latar belakangnya, cuma Kayana.

and he didn't want to lose it!

Sebenarnya alasan Adrian menolak Kayana dulu, karena dia masih belum yakin dengan perasaan perempuan itu padanya. Banyak yang mendekati Adrian hanya karena latar belakang keluarga ataupun sekedar mencari popularitas karena kakaknya seorang presenter terkenal sekaligus influencer yang cukup berpengaruh pada masanya.

Namun Kayana sama sekali berbeda, perempuan itu tulus menyukai Adrian apa adanya. Kayana sama sekali tidak tertarik pada harta nya, bahkan disetiap kesempatan wanita tersebut selalu berusaha mengganti bill nya, sedikit ngotot malah. Padahal Adrian tidak merasa keberatan, toh hanya membayar seporsi makanan untuk perempuan itu tidak akan membuatnya bangkrut.

Pada saat itu, dia belum mengenal Kayana sepenuhnya dan saat Adrian mulai menyadari perasaan nya. Semuanya nya sudah terlambat, wanita itu sudah terlanjur melupakannya. Setelah itu Adrian melanjutkan studi keluar negri, dan kisah mereka kandas begitu saja.

Dia jatuh cinta pada sosok Kayana yang selalu apa adanya, just being around her felt really comfortable. Kayana bisa saja kelihatan berani dan keras kepala. Namun saat mengenalnya lebih dalam,perempuan itu juga merupakan sosok yang lembut dan berlaku tulus kepada siapa saja tanpa pandang bulu. She is perfect in everyway.

"Kamu nggak papa, berteman sama saya?" tanya Adrian hati-hati.

Kayana mengendikkan bahunya. "Whats the problem, saya senang berteman sama siapa saja." sahut Kayana enteng.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang