40 - Gara-gara asam lambung

27.2K 2K 23
                                    

Kiran keluar dari ruangan setelah Kayana tertidur,setelah puas bercurhat ria akhirnya wanita tersebut tertidur pulas.

Nangis-nangis menguras energi,cenah.

Kiran melirik sekilas pada Adrian yang sedang duduk didepan ruang rawat inap Kayana,kepala nya tertunduk kebawah. Mungkin merasa bersalah atas kambuhnya asam lambung Kayana yang lagi-lagi disebabkan oleh dirinya.

Kiran duduk disebelah pria tersebut kemudian menepuk bahunya pelan.

"Bang" sapa Adrian sopan.

"Lo denger semuanya kan barusan?" Tanya Kiran dan Adrian pun mengangguk meng-iyakan.

"Pesan gue cuma satu,kalau semisalnya Kayana belom siap, jangan dipaksa. Mungkin usia lo sudah cocok untuk menikah,tapi Kayana masih terlalu muda. Dia masih punya banyak mimpi yang pengen dia kejar,dan gue gamau lo jadi penghalang untuk mimpi-mimpi nya itu" kata Kiran tegas.

"Kedepannya semua tergantung effort lo,untuk meyakinkan Kayana.Kalau dari kami sekeluarga sudah restu semisalnya elo dan Kayana mau ke jenjang yang lebih serius" kata Kiran bijaksana, lalu menepuk bahu Adrian sekilas sebelum beranjak.

"Thanks bang" ucap Adrian tulus.

"Yoi..sama-sama. " kata Kiran -sok cool.

Adrian membuka pintu ruang rawat inap Kayana dengan pelan,takut membangunkan wanita tersebut.

Padahal kalau Adrian tau, sebenarnya Kayana cuma tidur-tidur ayam, rencana nya mau nangis mewek sendirian tapi masalahnya Kiran setia banget menemani nya,jadi terpaksa akting pura-pura tidur dulu.

"Kay" panggil Adrian lembut pada Kayana yang sedang membelakangi nya, ia sedikit terkejut saat melihat mata Kayana yang sedikit sembab.

"Kenapa nangis?" Tanya Adrian khawatir,namun Kayana hanya menggeleng.

"Belum mau cerita?" Tanya Adrian lembut, dan Kayana pun mengangguk.

Tangisnya masih sesegukan, sehingga mau tidak mau Adrian berusaha menenangkan wanita tersebut. Ia meraih beberapa lembar tisu kemudian menyeka air mata Kayana dengan lembut.

"Mau minum ga?" Tawar Adrian saat tangisan Kayana sedikit mereda.

"Mau peluk" rengek nya manja.

"Nanti Kiran masuk" Adrian ragu-ragu kalau mau memeluk Kayana disini,masalahnya ada kingkong bernama Kiran. Ketahuan peluk-peluk adiknya bisa-bisa dia jadi kerupuk.

"Ish.." sungut Kayana sebal, bibirnya mencebik kebawah.

"Yaudah,sebentar aja ya" Adrian mengalah kemudian merentangkan tangannya,dan Kayana langsung berhambur kepelukan pria tersebut.

Wah,aroma yang Kayana rindukan!

Rencana nya mau marahan dulu sehari apa dua hari,biar greget gitu. Tapi mana tahan,Kayana kan bucin. Adrian apalagi,sewaktu tau Kayana sakit dari Yasmine langsung tancap gas kesini.

"Kenapa nangis?" Tanya Adrian sembari mengelus rambut Kayana lembut.

"Kesel" sahut Kayana pendek.

"Sama saya?"

Kayana mengangguk,mesem-mesem.

"Saya minta maaf ya" kata Adrian tulus lalu mengurai jarak di antara mereka.

"Kesannya kayak maksa kamu,kalau kamu belum siap gapapa kok. Masih banyak waktu,kamu juga katanya pengen wisuda dulu kan terus pengen magang juga di Playberry?" Tanya Adrian dan Kayana pun mengangguk.

Adrian mengecup pelan kedua mata Kayana yang berair, dan Kayana balas menatap nya dengan kening berkerut.

"Supaya air matanya gak kering" cengir nya.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang