49 - Serba Salah

28.5K 2.1K 37
                                        

Terhitung sudah dua puluh empat jam Kayana mendiamkannya,setelah kejadian naas kemarin wanita itu pilih bungkam diri.Padahal yang nyosor duluan Kayana,kenapa jadi dia yang kena getahnya?

Dan hari ini,pagi-pagi sekali wanita itu sudah nangkring kembali diruangan nya. Dengan wajah angkuh dan kedua tangan terlipat didepan dada,wanita itu terpaksa tebal muka menemui Adrian. Mau tidak mau,karena hari ini merupakan batas akhir untuk pendaftaran sidang.

"Mau daftar sidang?" Tanya Adrian berbasa-basi, yang tidak dijawab oleh Kayana.

Sebenarnya Kayana tidak benar-benar marah,hanya saja akumulasi dari rasa malu nya terlalu besar sehingga dia berusaha memasang wajah jutek supaya gak malu-malu amat. Kampret banget gak tuh, kepergok lagi peluk-pelukan sama mantan gebetan,yang dipeluk abang nya pula! Kayak gak ada orang lain aja,tapi..dia gak mau orang lain. Maunya cuma Adrian Pramudya.

"Kaki kamu gimana, udah mendingan?" Pertanyaan Adrian langsung mengena di hatinya, otomatis muka Kayana mencebik kebawah. Pergelangan kakinya masih sedikit membiru karena posisi jatuhnya kemarin yang kurang estetik. Sudah terjungkal, yang terjatuh pantat duluan, saat ingin berdiri malah terkilir pula,teguran yang Kayana dapatkan kali ini gak main-main.

Ini sih namanya bukan lagi sudah jatuh tertimpa tangga,tapi tertimpa plafon rumah sekalian. Saking malunya, dada nya sampai terasa sesak. Kalau gak ada Wafi mah,sudah pasti dia nangis kejer, pantat nya sakit bukan main karena harus beradu mesra dengan lantai marmer kemarin.

Tapi gengsi lah,kalau dia sampai mewek dihadapan sang mantan. Nanti image nya bisa rusak!

Adrian yang duduk diseberang Kayana hanya bisa menelan ludah, kebingungan karena tak kunjung berhasil membujuk Kayana yang sudah kelewat ngambek begini.

"Mau pesen gofood gak?" Tanya Adrian,biasanya  ini cewek kalau ngambek dikasi asupan langsung melunak.

"Ramen,sushi,kebab,seblak...mau apa?" Tanya Adrian menyebutkan semua menu yang biasanya Kayana pesan dari aplikasi gofoodnya.

"Gak laper" sahut Kayana jutek, Adrian langsung undur diri. Cewek ini sudah menjadi tabiatnya, semakin dibujuk,semakin melunjak. Jadi lebih baik dibiarkan sendiri sampai mood nya membaik kembali.

Tak lama kemudian terdengar suara seseorang mengetuk pintu,kali ini ketukannys sedikit lama sebelum akhirnya diizinkan oleh Adrian untuk masuk. Saat melihat sosok yang memasuki ruangan tersebut, mood Kayana langsung terjun bebas. Kenapa pula dia harus dipertemukan dengan orang yang sangat amat tidak ingin ditemui nya?

"eh,Kay..." sapa Wafi yang ikutan kaget.

"Ya" Kayana menyahut pendek tanpa menoleh, sok sibuk memainkan ponselnya.

"Saya buat teh sebentar ya" pamit Adrian pada akhirnya.

Saat menyadari betapa canggungnya atmosfer diruangan ini,Adrian memilih untuk beranjak menuju pantry. Membuat teh,kopi,bandrek,es sirup atau kapal nabi nuh sekalian supaya terhindar dari amukan Kayana.

Wafi memandangi mereka dari kejauhan dengan tatapan penuh selidik,  kepala nya sudah berisi ratusan pertanyaan mengenai hubungan antara abang sepupu nya dan mantan terindahnya.

Kalau cuma sebatas dosen dan mahasiswa sih,gamungkin sampai peluk-pelukkan juga. Timbang yang akrab nya kebangetan pun, tetap aja peluk-pelukkan begitu gak wajar. Ya gak?

"Mau minum apa Feng, kopi,teh apa sirup?yogurt sama susu juga ada." Adrian bertanya dari pantry kecil yang berada disudut ruangannya,sengaja sok sibuk.Biar gak ditanya yang aneh-aneh.

"Air putih aja bang" sahut Wafi kalem, merasa canggung maksimal dengan situasi yang dihadapinya saat ini. Diliriknya komuk Kayana yang tampak masam, bahkan wanita itu gak mau repot-repot untuk beramah-tamah dengannya.

Skripsi atau Resepsi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang