Piring putih mengkilap dengan bruschetta dan Panini sebagai isinya tertata indah diatasnya tampak menggiurkan. Tapi entahlah bagi dua pria yang tengah duduk dihadapannya di sebuah restoran Italia bintang lima. Dua pria itu memiliki ekspresi sangat bertolak belakang.
Jika pria berpakaian moka tengah sibuk menanyai dirinya akankah lidah dan perutnya mampu menerima makanan aneh yang terhidang didepannya itu. Maka pria dengan jas yang masih rapih dihari yang telah berganti gelap ini mencoba meredam kekesalannya dan berdamai dengan kejutan ibunya yang membuatnya kesal setengah mati.
"Lain kali kalau mama bilang meeting dadakan, kamu cek dulu benar atau tidak, Den. I don't like some thing like this. Buang-buang waktu saja!"
Pria itu mulai menikmati sepotong bruschetta yang entah mengapa rasanya sehambar hatinya kini.
Dan pria yang mengangguk patuh itu harus berusaha berdamai dengan lidahnya yang mulai menjerit berkenalan dengan makanan yang rasanya... aneh?
Tolonglah. Deni hanyalah sekretaris baru seorang Ganesha. Dulu ia adalah salah satu pegawai teladan Buana Grup yang selalu dipuji sang direktur lama sebagai pekerja teladan, ulet dan cekatan. Makanya ia ditunjuk langsung menjadi sekretaris sang putra mahkota.
Namun ia samasekali tak pernah keluar masuk restoran asing yang bercitarasa aneh yang menurutnya tak akan selezat masakan warteg maupun nasi Padang.
Sabar, Den.... Gigit dan telan.
"You have problem with this food, Den?"
Ganesha bukan tak tau. Sedari tadi ia melihat mimik wajah tersiksa sekretaris nya saat memakan Panini yang bahkan belum satu potong dihabiskan.
"How about pizza?"
"Tidak apa-apa, pak. Itung-itung belajar makan makanan asing." Deni memaksakan senyumnya.
Jentikan tangan Ganesha membuat seorang waiters berpakaian rapih mendatanginya. Sebuah pizza oriental dengan extra cheese dipesannya agar sekretaris nya dapat makan malam dengan baik.
Sebab ia tau, main menu setelah ini adalah Risotto dan saltimbocca yang Ganesha yakin Deni semakin tak nyaman memakannya. Nasi yang dimasak dengan kaldu, wine dan rempah-rempah khas Italia dan juga daging yang tentunya berbumbu sedikit berbeda dengan bumbu khas Nusantara.
Mungkin nanti saat Panna cotta dan Cannoli dengan bahan dasar keju ricotta sebagai desert nya lidah Deni dapat menerima, kudapan yang memiliki cita rasa asam manis yang mungkin sedikit ramah dilidah pria asli Magetan itu. Kecuali jika pria yang menjadi sekretaris nya ini tak menyukai keju. Maka biarkanlah ia memesan desert sesukanya.
Entahlah.. ia lelah sekali..
"Aku mau langsung pulang. Pastikan besok meeting dengan team dimulai jam delapan. And... oh, jadwalkan saya golf dengan Robi weekend ini. Saya mau ajak keluarganya weekend di Forever Green sekalian golf disana. Said that dia bebas anak siapa saja. Dan siapkan villa Lotus and little party there. Barbeque and pool party looks nice . Saya mau villa yang itu, cause ada swimming pool nya. Paham, Den?"
"Baik, pak. Besok saya akan laporkan persiapan weekend bapak di villa Lotus. Dan malam ini saya beritahu team bahwa meeting dimajukan tiga puluh menit."
Pria berkacamata minus satu setengah itu membukakan pintu untuk bosnya dan mengangguk hormat. Tak lama sebuah mobil yang ia pesan dari aplikasi taxol menghampirinya untuk mengantarkannya kembali ke kantor.
Mobil yang baru ia beli dua bulan masih bertengger manis di basemen gedung Buana Grup. Tak mungkin ia meminta bosnya mengantarkan nya untuk mengambil kendaraannya. Maklum. Resiko bawahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mantan) Tunangan (Tamat)
Teen FictionBagaimanakah rasanya bertemu kembali dengan tunangan yang lama tak berjumpa yang kini tak mencintainya ? Akankah pertunangan itu dilanjutkan atau disudahi saja, jika memang tak ada cinta? Namun hari-hari berlalu membuat kenyataan terkuak. Membuat ha...