Assalamualaikum...
RaGa comeback gaesss...
Jangan lupa klik bintang 🌟
Jangan lupa follow 😘
Jangan lupa coment👍
Jangan lupa doa dulu🤲
Soalnya RaGa mau ending bentar lagi. Tapi nggak tau di chapter ke berapa🤫
Soalnya aku orangnya nggak sabaran happy ending😂
Karena dunia nyata nggak selalu happy. Makanya aku buat dunia Maya yang happy happy aja...😪
Happy reading every body...
Loveu 💙
Im----------🛵
"Sssshh...."
Rara mendesis menahan perih. Membuka perban sendiri ternyata tak mudah. Butuh keberanian untuk melihat luka dan menahan rasa sakit secara bersamaan.
Perban ini sudah basah dan sedikit kotor. Harus diganti dengan yang baru, serta lukanya harus diberi obat lagi.
Flashback
"Tahan sedikit. Pasti perih. Jangan lihat kalau takut. Aku jamin setelah diobati rasa sakitnya akan berkurang. Dan akan lebih cepat sembuh."
Wajah gadis yang kini tampak sekali menahan rasa sakit akibat luka di telapak tangannya itu menunduk dalam. Tak berani melihat pada pria yang duduk tenang dihadapannya yang kini tampak sangat lihai mengobati dan membalut lukanya.
Ada sedikit rasa yang terus menggodanya agar menaikkan pandangannya, dan melihat raut wajah pria dihadapannya. Apakah matanya memancarkan kekhawatiran? Ataukah matanya memancarkan rasa iba saja?
Ah, tetapi apalah urusannya? Ia hanya korban paksaan pria itu sehingga siang ini datang ke kantornya yang kemudian takdir mempertemukannya dengan ibunya yang kemudian takdir menyedihkan lainnya terjadi padanya.
"Masih sakit?" Tanya Ganesha lembut dengan tatapan sendu yang sangat jelas terpancar pada kedua bola matanya. Ia bahkan sedikit menundukkan wajahnya agar dapat menangkap wajah Rara yang menunduk dalam.
Gelengan kepala diiringi tangan yang ditarik menjadi respon gadis yang sampai kini tetap menunduk. Membuat hati pria yang setengah mati khawatir dan merasa bersalah itu sakit seperti diremas-remas.
Perlahan dan dengan kikuk Ganesha menjauhkan kursinya, kemudian sedikit melirik mamanya yang bersedekap tangan dengan raut wajah yang sangat masam. Ganesha sedikit heran. Tak bisakah mamanya sedikit saja menetralkan mimik wajahnya seperti yang ia lakukan selama ini? Ganesha sangat tau bahwa mamanya sangat pandai melakukannya.
"Kamu hanya peduli sama gadis miskin itu saja? Kamu nggak khawatir mama sama sekali?" Kartika tak tahan melihat perhatian putranya hanya tertuju pada Rara.
"Mama ada yang sakit? Mau aku obatin juga?" Tanya Ganesha lembut sambil mengelus tangan sang mama.
"Nggak usah sok pura-pura perhatian sama mama!" Teriak Kartika kesal sambil tangannya menepis kasar.
Ganesha menghembuskan nafas lelah. Sangat lelah. Lelah karena tuntutan pekerjaan. Lelah karena rencananya menaklukkan hati Rara tak kunjung berhasil. Ditambah lelah karena sang mama yang tiba-tiba muncul dan membuat kekacauan. Kebayang kan, betapa lelahnya Ganesha?
Tanpa bicara lagi Ganesha merapihkan semua peralatan dan obat-obatan yang ia gunakan untuk mengobati Rara.
"Kamu bawa pulang, ya. Ganti perban minimal dua kali. Lukanya agak panjang. Harusnya kita ke klinik. Mungkin luka kamu perlu mendapatkan satu atau dua jahitan."
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mantan) Tunangan (Tamat)
Teen FictionBagaimanakah rasanya bertemu kembali dengan tunangan yang lama tak berjumpa yang kini tak mencintainya ? Akankah pertunangan itu dilanjutkan atau disudahi saja, jika memang tak ada cinta? Namun hari-hari berlalu membuat kenyataan terkuak. Membuat ha...