Holla....
Ganesha Rara up lagi..😍
Jangan bosan baca yes..
Meskipun aku up nya kadang lama😣
Maklum, emak-emak suka begitu🤣🤣
Jangan lupa vote dan komentar yes..
Loveu 💙
Im.............................
Ganesha menatap gadis berdress peach dihadapannya dengan jengah. Padahal baru tujuh menit ia duduk di kursi cafe sebelah kantornya ini. Namun mengapa seolah ia telah duduk selama tujuh jam. Bosan. Ia sangat bosan.
Entah sudah berapa kali dan harus berapa kali lagi Ganesha terjebak oleh ranjau perjodohan nyonya besar Buana. Sepertinya kali ini ia harus lebih tegas pada mamanya, bahwasanya ia tak menyukai cara mamanya menjodoh-jodohkan dirinya.
"Kenapa sih pria selalu suka kopi? Padahal green tea jauh lebih sehat lho, mas. Mau coba aku pesenin nggak? Dan oh, iya. Aku tadi juga udah pesenin kita mushrom soup dan grilled salmon. Tapi nasinya aku ganti roti gandum. Kita harus memilah dan memilih konsumsi makanan yang masuk kedalam tubuh kita. Sebab kesehatan itu investasi jangka panjang yang mahal. Apalagi untuk wanita seperti aku. Memilih makanan sangat penting untuk menjaga kecantikan. Dan juga....."
Ganesa memutar bola matanya jengah melihat binar antusias wanita yang ia telah lupa namanya, meskipun belum lama ia memperkenalkan diri. Sungguh ia tak tertarik dengan teori hidup sehat yang sedang wanita itu ceritakan. Yang ia rasakan saat ini hanyalah rasa kesal dan dongkol pada mamanya yang telah beberapa kali menjebaknya dalam drama yang sama.
Ingin rasanya ia beranjak pergi begitu saja. Namun ancaman mamanya dalam pesan yang baru saja ia baca membuatnya bersabar mendengarkan celotehan wanita bercat kuku senada dengan dressnya. Itu.
Syukurlah. Tak lama celotehannya berhenti saat seorang pelayan menyajikan menu yang wanita itu katakan. Satu hal yang Ganesha tak sukai kali ini. Ia tak suka jamur. Apapun jenisnya. Ia tak suka tekstur kenyal yang ada pada jamur jenis apapun itu. Ia tak alergi. Ia tak suka saja. Sekalipun itu jamur trufle yang terkenal termahal di dunia. Ia tak suka. Titik.
"Lho, kok supnya nggak dimakan, mas?" Ganesha hanya menggedikkan bahu.
"Ini sehat banget, lho. Jamur Enoki dengan kaldu daging yang sudah dijamin bebas dari fat. Coba sedikit saja. Atau mau aku suapin?" Ganesha menggeleng ringan dan meneruskan makan steak salmon tanpa kentang sebagai karbohidrat pendampingnya yang pastinya tak akan membuat Ganesha kenyang. Tapi, jangankan ingin kenyang. Ingin mengunyah makanan secara baik saja ia malas. Ia ingin secepatnya menghabiskan menu ikan bakar impor ini dan segera pamit kembali ke kantor.
Lain halnya jika ia bersama Tiara. Ia akan melahap makanannya dengan pelan dan semangat serta terus memancing interaksi dengan tunangan yang mengaku mantannya yang kini cuek setengah mati padanya.
Salmon dihadapannya ini lembut dan enak. Mungkin jika ia memakannya dengan gadis itu didepannya dan sedang menikmati menu yang sama pasti seporsi salmon ini akan kurang meskipun bersanding dengan mash potato. Dan ia sangat ingat bahwa gadis itu sangat menyukai menu yang sedang ia santap kini.
"Salmonnya enak banget, ya, mas? Lahap banget kayaknya." Wanita berlensa mata abu-abu dihadapan Ganesha berbinar bahagia melihat pria yang rencananya akan menjadi suami masa depannya tampak lahap menyantap grilled salmon dengan wortel dan asparagus yang disiram black paper sauce itu.
"Saya sudah selesai makan. Maaf saya harus segera kembali ke kantor. Terima kasih makan siangnya." Ganesha langsung beranjak pergi meninggalkan wanita yang sedari tadi makan sambil berbicara itu. Ganesha lelah. Dan ingin segera kembali ke kantornya dan menyelesaikan pekerjaannya, lalu pulang dan membuat perhitungan dengan mamanya yang kini semakin gencar menjadwalkan kencan buta untuknya dengan ancaman yang selalu sama. Bahwa mamanya akan melaporkan ke Omanya dan akan mengundang sang Oma untuk tinggal dikediaman mereka hingga Ganesha mau menikah.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mantan) Tunangan (Tamat)
Teen FictionBagaimanakah rasanya bertemu kembali dengan tunangan yang lama tak berjumpa yang kini tak mencintainya ? Akankah pertunangan itu dilanjutkan atau disudahi saja, jika memang tak ada cinta? Namun hari-hari berlalu membuat kenyataan terkuak. Membuat ha...