Assalamualaikum...
Aku up lagi man teman..
Pantengin terus ya...
Ramein terus ya...
Banyakin vote nya ya...
Komennya juga ya...
Cuzz mulai...
Loveu💙
Im.............................🍂
Sebuah pulpen yang entah telah berapa lama diketuk-ketukkan dengan ataupun tanpa sadar oleh pemiliknya pada lengan kursi kini terlempar terhempas ke tembok dan terjatuh ke lantai dalam keadaan pecah.
Dengan tanpa rasa bersalah si pemilik pulpen kini mengacak-acak rambut rapih berpomade nya. Namun sayang sekali, hal itu tak membuat ia tampak jelek. Dengan rambut yang acak-acakan ia malah tampak semakin tampan dimata author.
Flashback
"Boleh. Saya dengan suka rela akan menikahkan kalian. Tapi dengan dua syarat. Pertama keluarkan saya dari sel ini. Dan kedua Lima puluh persen saham perusahaan kamu buat saya."
Pria berambut gondrong dan berwajah brewok itu menatapnya dengan seringai menantang.
"Lagian kamu tidak akan bisa apa-apa. Walinya cuma saya saja. Maminya tak punya saudara. Hanya saya satu-satunya pamannya. Kamu tidak punya pilihan anak muda." Pria dihadapannya kembali terkekeh arogan.
"Bukannya sebagai satu-satunya keluarga Tiara anda seharusnya merasa senang melihat satu-satunya keponakan anda akhirnya menikah? Mengapa anda seolah mempersulit hal ini?" Tangan Ganesha terkepal. Ingin rasanya ia meninju pria berambut gondrong yang telah beruban sebagian itu.
Pria dihadapannya tertawa kencang. Membuat kegeraman Ganesha naik berlipat-lipat.
"Apapun bisa menjadi bisnis, bukan? Jika saya bisa mendapatkan keuntungan kembali dari gadis itu, kenapa tidak?" Pria bertato kobra di lengan itu kembali tertawa. Hingga membuat beberapa sipir penjara yang berjaga menoleh.
Flashback off
"Jadi bagaimana, pak? Apakah kita berangkat sekarang saja? Jika didepan gedung pemerintahan masih ada demo, pasti jalanan macet."
Denny menggaruk rambutnya yang tak gatal. Ia bingung sekali menghadapi mood pria lajang yang belum berstatus suami siapapun ini. Ditambah penampilan keren sang direktur yang sudah luntur. Jangan lupakan rambut yang acak-acakan menambah kesan badboy yang pasti akan membuat klien hari ini tak mau menyelesaikan pertemuan mereka dengan cepat.
"Ngapain kamu disitu, Den?"
Astaga. Apakah suara maskulinnya tadi benar-benar diabaikan pria tampan dihadapannya ini? Denny benar-benar speechless.
"Mengingatkan bahwa satu setengah jam lagi kita akan rapat, pak." Denny tersenyum. Sabar, Den...
"Masih sembilan puluh menit lagi, Den. Kamu mau kita buang-buang waktu nunggu di kafe itu?" Ganesha melirik Denny tak suka. Mengganggunya saja!
"Ada demo di depan kantor pemerintahan sejak pagi, pak. Sedangkan kita akan rapat di kafe deluxe yang rutenya akan melewati perempatan didekatnya. Perkiraan saya pasti akan terjadi kemacetan, atau mungkin pengalihan arus lalulintas yang pasti membuat perjalanan kita lebih jauh dan lebih lama." Denny masih mempertahankan senyum sopannya. Tetap sabar ya, Den...
"Kenapa kamu baru bilang sekarang?" Geram Ganesha
Astaga... Denny benar-benar speechless.
Namun melihat bosnya bergegas bangkit dan merapihkan penampilannya hati Denny sedikit lega, meskipun ada khawatirnya juga. Masalahnya kliennya hari ini sedikit...
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mantan) Tunangan (Tamat)
Подростковая литератураBagaimanakah rasanya bertemu kembali dengan tunangan yang lama tak berjumpa yang kini tak mencintainya ? Akankah pertunangan itu dilanjutkan atau disudahi saja, jika memang tak ada cinta? Namun hari-hari berlalu membuat kenyataan terkuak. Membuat ha...