15. Hati Ganesha

4.1K 379 6
                                    

Assalamualaikum...📢📢📢

Tiara Ganesha datang lagi..

Pada nungguin nggak??😎

Maafkeun lama yes. Aku dan semua bicilku batpil. Jadi setelah minum obat jadi, bobo cantik😣😣😂

Jangan lupa Tamrin vote sama komentarnya ya gaes..😘

Loveu💙
Im

..................................

Sebuah kendaraan melaju perlahan ditengah gerimis sore yang menjadi penyebab kemacetan panjang. Seluruh kendaraan Berjalan merayap, terutama kendaraan roda dua. Sebab jalan yang basah dengan genangan air di beberapa titik dikhawatirkan menjadi penyebab celaka.

Pria dengan kemeja biru muda yang telah tergulung hingga ke siku lengannya terus fokus mengendarai mobilnya dengan siku tangan kanan bertumpu pada pintu. Jarinya sesekali mengusap bibirnya yang tak basah, dan sesekali menekan keningnya yang berdenyut nyeri.

Sekali lagi. Matanya melirik kaca spion tengah dan dengan singkat melihat sebuah kotak berwarna biru laut elegan dan sebuket bunga berpita pink. Kembali dadanya berdebar. Selalu saja begitu ketika ia hendak melakukan kegiatan yang kini menjadi rutin. Yaitu mengirimi sesuatu yang disukai gadis yang memporak porandakan pertahanannya akhir-akhir ini hampir setiap hari.

Ganesha menghela napas dalam. Mengapa memasuki gerbang komplek bisa semendebarkan ini? Padahal terhitung telah ribuan kali pria itu keluar masuk komplek perumahan tempat ia tinggal.

Mobilnya berbelok ke kanan dan langsung mengambil parkir tepat dibawah pohon palm yang tinggi menjulang. Buahnya yang kekuningan tampak menambah kesan indah seperti tanaman kurma di negara Arab. Ganesha langsung berpikir. Kelak, jika ia berhasil memiliki Tiara, akan ia ajak gadis itu pergi ke sana. Dan menikmati indahnya perkebunan kurma. Oh, tentunya ia pun akan mengajak Tiara pergi berlibur ke Dubai yang menikmati keindahan negara Dubai dari ketinggian Burg El Khalifah, gedung pencakar langit yang menjulang sangat tinggi dan memiliki rekor tertinggi di dunia. Bahkan saking tingginya hingga adzan di satu gedung itu tidak sama. Menakjubkan.

Mata Ganesha memindai sekelilingnya, mencari seseorang. Ia langsung tersenyum dan segera turun dari mobilnya kala orang itu mendatanginya dengan senyuman ramah khasnya.

"Seperti biasa, mas?"

Ganesha mengangguk dan tersenyum ramah.

"Apa tidak mau coba diantar sendiri saja? Neng Rara, mah, kayaknya ada di MD. Biasa, hari Jumat. Suka bebersih kelas bersama guru MD lainnya. Kalau tidak bebersih, ya mungkin sedang ada rapat." Pria berkaos even tujuh belasan dengan sarung menggantung di pundaknya memberi pilihan pada pria yang beberapa kali ini meminta pertolongannya. Dengan tips yang terpaksa ia terima dengan suka cita tentunya.

Ganesha menimbang-nimbang. Ia bimbang. Apakah ia coba saja? Menemui Tiara. Atau seperti biasa, menitipkannya pada mang Ahmad yang pasti dengan suka cita membantunya? Oh, hati Ganesha semakin bimbang. Sejenak ia mencoba bertanya pada hatinya. Kiranya jawaban apa yang ia temukan.

Tok tok tok

Rara dan Hidayati menoleh bersama ke arah pintu kayu sederhana bercat hijau. Kantor MD sore ini telah sepi. Tinggal ia dan Hidayati saja yang tengah membahas kebutuhan buku bacaan tambahan untuk siswa MD. Sepertinya buku lama telah berkurang peminatnya. Jadi Rara sebagai Kepala Madrasah Diniyah harus memutar otak agar anak tertarik membaca.

Rara mendesah jengah. Melihat pria diambang pintu dengan beberapa barang ditangannya. Harus berapa kali lagi ia harus bicara. Agar pria itu tak lagi memberikan apapun untuknya. Sebab itu tak akan merubah kenyataan bahwa mereka kini berbeda dan tak seharusnya bersama.

(Mantan) Tunangan (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang