Assalamualaikum...📢📢📢
RAGA Dateng lagi...
Awalnya bingung mau up. Padahal plot sudah ada. Kadang mood buat nulis tuh tau-tau ngilang aja..😣
Maafkan daku ya gaes..🙏
Bay the way, i hope you like this chapter and enjoy it.😍
Jangan lupa pencetin bintangnya ya gaesss ⭐⭐⭐⭐⭐
Dan jangan lupa follow aku.😘
Loveu💙
Im••••••••••••••••••••••••••••••••••
Suara gemericik air di kolam berpacu dengan suara napas pria yang sedikit terengah dan gesekan senar pancing yang terus tergulung menghiasi halaman belakang sebuah villa bertema rumah kuno klasik dengan tembok bata merah yang sengaja ditampakkan.
Seorang anak kecil berbadan gemuk bertepuk tangan dan bersorak gembira saat ujung pancing mulai tampak dipermukaan air kolam membawa mulut ikan gurame yang tersangkut mata pancing dengan badan dan sirip yang sekuat tenaga melakukan perlawanan dengan bergerak aktif hingga cipratan demi cipratan air membasahi tepi kolam.
Netra setajam elang milik pria bertopi putih tampak berbinar melihat tangkapan besarnya yang pantas untuk dibanggakan siang ini. Pengalaman pertama memancing yang cukup memacu adrenalin kala tarikan senar semakin berat sebab perlawanan ikan gurame yang ia taksir seberat satu setengah kilo itu. Sudah terbayang berapa banyak peluh yang menetes di kening bahkan seluruh badannya, hingga kaos berlogo ceklis itu basah oleh peluh.
"Good job, bro" Robi menepuk pundak partner mancingnya yang telah basah.
"It's amazing. It was my first experience. Thanks" Ganesha memandang hasil tangkapannya yang berada disebuah ember besar dengan rasa puas.
"Makan besar kita malam ini. Sekarang tugas para perempuan. Ada request mau diolah apa?" Robi mengedipkan sebelah matanya pada Ganesha, lalu melihat dua Ikan gurame yang berada di ember dengan tak kalah bahagia. Meskipun miliknya tak sebesar milik Ganesha, namun seekor ikan gurame seberat sekitar sekilo sudah membuat peluhnya mengucur.
"Yups. Dibakar sound's good."
"Oke" Robi memanggil pria yang bertugas sebagai tukang kebun di villanya untuk membersihkan dua ikan gurame yang terus melompat didalam ember tanpa air itu.
Kedua pria yang berumur tak jauh berbeda itu lalu melanjutkan kegiatan akhir pekannya dengan berkeliling kebun kopi warisan ayah Robi yang dijaga oleh seorang mandor kepercayaannya.
" Kopi di kebun ini jenis Robusta, sebab berada di daerah Cibeureum Kuningan Jawa Barat makanya namanya Robusta Cibeureum. Cibeureum artinya air merah. Hal ini menandakan tanah disini yang berwarna merah, gembur dan subur. Kopi Robusta Cibeureum memang belum terlalu dikenal kancah internasional, tapi gue yakin dengan citarasa yang enak, Robusta Cibeureum akan diminati dan go internasional. Makanya aku terus menekuni usaha warisan ini. Dan terus menambah luas lahan perkebunan kopi ini."
Ganesha menggut-manggut mendengar penuturan Robi mengenai kebun kopi milik keluarganya. Ia sangat senang liburan ke kota Kuningan Jawa Barat. Kota yang baru pertama kali ia kunjungi. Kota yang terletak di dataran tinggi dengan jalan raya yang berkelok-kelok dan pepohonan rindang sepanjang jalan telah memikatnya. Bahkan ia langsung berpikir untuk memiliki sebuah villa dengan pepohonan rindang di daerah ini.
" You know what, bro? Aku berpikir mengenai prospek besar, jika kita membuat sebuah cafe untuk pecinta kopi, dengan main menu kopi Robusta Cibeureum ini. Nanti akan ada kopi, desert, Chocolate, yang bercitarasa kopi ini. It's souds good. How about you?" Ganesha memutar kepalanya dengan mata yang terus awas memindai perkebunan berhawa dingin ini dengan terus memutar otaknya memikirkan bisnis yang memiliki prospek mendongkrak perekonomian lokal namun juga menguntungkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
(Mantan) Tunangan (Tamat)
Genç KurguBagaimanakah rasanya bertemu kembali dengan tunangan yang lama tak berjumpa yang kini tak mencintainya ? Akankah pertunangan itu dilanjutkan atau disudahi saja, jika memang tak ada cinta? Namun hari-hari berlalu membuat kenyataan terkuak. Membuat ha...