*13*

222 60 10
                                    

    

Remang-remang sorot cahaya lampu jalanan menemani pergerakan seorang gadis yang tengah berlari menuju kearah lapangan sepak bola, raut wajahnya terlihat murung, kali ini tak ada senyum mengebang yang biasa menghiasi wajah cantiknya.

Gadis itu berhenti sejenak celingukan memeriksa area lapangan seperti sedang mencari seseorang, di kejauhan terlihat sesosok berwarna putih bergerak melompat-lompat, bukannya takut gadis itu malah berlari menghampirinya.

Jaraknya semakin dekat dengan sosok putih itu, ia melambatkan larinya menjadi berjalan pelan mengendap-endap agar tak menimbulkan suara, kini gadis itu sudah berada sangat dekat memberanikan diri mengangkat tangannya dan "sreett !" lalu berlari kencang tertawa terbahak.

"Aaww !!", terdengar teriakan seorang gadis berbaju putih yang tak lain dia adalah Syakira, merasakan ada yang menjambaknya dari belakang, melihat si pelaku yang berlari.

"Damiiii !!!", beraninya lu  dasar mafia in the morning," teriak Syakira sambil berlari cepat mengejar Dami yang meledek menertawakannya.

Keduanya tampak berlari kejar-kejaran hingga akhirnya Dami yang sudah lelah berlari menyerah.

"Ampun sya ampuun !" Ucap Dami hampir kehabisan napas lalu duduk.

"Kena lu mau lari kemana ? huh hah !" Syakira terengah mengatur napasnya menyusul Dami yang duduk kelelahan.

Kedua gadis itu kini merebahkan diri di atas rumput, saling bersebelahan kompak menatap langit yang perlahan mulai terang, menikmati kebersamaan setelah hampir sebulan ini jarang bisa menghabiskan waktu jogging bersama.

"Sya lu masih kerja di tempat bibik lung ?"

"Iya, rencana hari ini gue mau nelepon bibik, mau nanya kapan pulangnya, soalnya gue udah capek kerja di dua tempat."

"Semoga bibik lung bisa cepet pulang, kasian gue sama lu," ucap Dami dengah wajah murung.

"Sebenarnya gak papa sih  niat gue bantuin bibik, cuma kadang merasa bosan dan capek jadi ngeluh, gue lihat lu kayak lagi sedih, ada masalah ?" tanya Syakira memperhatikan Dami.

"Iya  gue lagi bingung sya, rasanya pengen nangis," jawab Dami dengan mata berkaca-kaca.

"Serius banget, ada apa sih cerita ke gue ?" Syakira mulai khawatir.

"Papi sama mami mau jodohin gue sama anak temen bisnisnya, mereka udah merencanakan pertemuannya seminggu lagi, gue takut Sya," Dami bercerita dengan muka memerah ingin menangis.

"Apa yang lu takutin, kan masih mau bertemu untuk kenalan dulu, kalau lu gak suka mami lu gak akan maksa," Syakira coba menenangkan.

"Sok tau lu, gue takut gak cocok atau cowok itu gak suka sama gue atau bisa aja dia orang jahat," ucap Dami khawatir berpikir berlebihan.

"Ya ampun ! negatif thinking lu, mana ada orang tua yang mau nyodorin anaknya biar di gigit buaya, orang tua lu punya alasan jodohin lu dan pastinya milih cowok yang terbaik buat lu," ucap Syakira meyakinkan Dami.

"Lu sahabat gue apa sahabat orang tua gue sih, malah setuju !"

"Iss ! malah ngambek di kasi tau yang benar."

"Gue mau kabur aja Sya."

"Haha mau kabur, anak mami emang berani ? gue gak yakin," Syakira meledek.

"Lu malah ngetawain sih, ayo dong Sya bantuin gue, siapa lagi di dunia ini orang yang bisa bantuin gue kalau bukan elu," rengek Dami dengan muka memelas andalannya ketika menginginkan sesuatu memohon ke Syakira.

"Aiish ! gue paling gak bisa dengan muka lu yang kayak gitu sungguh menyebalkan, ya udah  lu mau minta tolong apa ?" Syakira menterah.

"Gue minta tolong lu gantiin gue ketemuan sama cowok itu," ucap Dami dengan muka berharap.

"Apa ?! Lu dah gila ya, gue bisa di bunuh sama mami lu, gak mau ah."

"Pleeease ! gue cuma minta elu ketemu sekali itu aja buat mastiin, menurut lu orangnya baik apa gak buat gue sukur-sukur kalau ganteng ya kan."

"Huft, enak di elu gak enak di gue, kalau orangnya jelek gimana ?"

"Berarti buat lu ajah, haha !"

"Sialan, lu ngorbanin gue," gemas dengan jawaban Dami.

"Jadi gimana, lu mau kan  Sya nolongin gue ?" tanya Dami serius.

"Arkh ! terpaksa gue iya in, tapi ingat resiko  lu yang tanggung kalau sampai orang tua lu tau dan marah, ngerti lu ?!" ucap Syakira serius.

"Iya iya tenang aja, makaciiih !" Dami memeluk Syakira merasa senang.

Perlahan matahari mulai terbit dari ujung timur menandakan saatnya dua gadis itu harus berpisah, Syakira bersiap memulai aktivitasnya seperti biasa, hari minggu tak ada lagi ceritanya bersantai menikmati liburan, yang tersisa adalah pekerjaan rumah yang semakin menggunung.

Sebuah mobil berhenti di depan toko kue LEARA, terdiam sejenak lalu seorang gadis membuka pintu dan keluar dari mobil, melambaikan tangan hingga kemudian mobil itu perlahan melaju pergi.

Syakira berjalan masuk menaruh tas dan mulai bersih-bersih sebelum toko siap di buka, selang beberapa menit Lea muncul dan membantunya, merasa sedikit aneh melihat Syakira yang terdiam.

"Lu kenapa Sya ada masalah ? manyun terus kayak gitu, jelek tau," ucap Lea ceplas ceplos.

"Iya, hidup gue tanpa masalah bagaikan langit tak berbintang," jawab Syakira semakin manyun.

"Emang masalah terbarunya apaan ?" Tanya Lea sambil beberes.

"Kontrak gue jadi pembantu di perpanjang, huaaa ! tega banget sih bibik, gak tau apa kalo ponakannya udah stres berat," jawab Syakira merengek mengeluh.

"Mohon bersabar ini ujian Sya,"  Lea menepuk pundak Syakira.  "Emang bibik lu kenapa kok belum bisa pulang ?"

"Kata kak Reni bibik sedang sakit, kecapekan ngurus anak dan cucu kembarnya, mungkin baru bisa kembali satu atau dua bulan lagi, nunggu cucunya agak besar biar kak Reni gak kerepotan banget," jawab Syakira malas.

"Hmm, ya udah terima nasib aja Sya, Siapa tau kan sekarang lu jadi babu besok jadi budak, wkwk !" ledek Lea.

"Amit-amiiit  gak lucu tau, dasar mak lampir," ketus Syakira kesal.

"Bercanda sayang jangan marah dong, maaf gue gak bisa bantuin masalah lu Sya, tapi gue akan selalu support, soal toko biar gue yang handle lu bantuin aja sebisanya oke ?" ucap Lea menyemangati.

"Makasih ya mak lampir kesayangan, love you," ucap Syakira ke Lea merasa terharu.

"I hate you upik abu," balas Lea sambil memeluk Syakira keduanya malah terbahak bersama.

Sore itu setelah toko tutup, Lea pamit pulang duluan meninggalkan Syakira sendiri menunggu Hendery di depan toko, memainkan handphonenya menghilangkan bosan hingga tak menghiraukan sekitar.

Perhatiannya mulai teralihkan ketika mendengar suara lelaki memanggilnya, menoleh ke sumber suara dan betapa terkejutnya Syakira mendapati Arjun yang tengah berjalan ke arahnya.

"Arjun ? lu kok ada di sini," tanya Syakira sedikit panik.

"Iya, beberapa bulan ini gue ada kerjaan di daerah sini, dan gue baru ingat kalau gue pernah liat lu di toko ini waktu melayani mama gue beli cookies, lu kerja di sini kan ?"

"I-iya," ucap Syakira mulai khawatir.

"Ekhem Sya ?" Hendery memanggil dengan wajah penuh tanya, melihat Syakira yang tengah bersama seorang lelaki di sampingnya.

"Hendery !" ya ampun mati gue, gumam Syakira yang menjadi cemas di hadapkan dengan dua orang lelaki yang tak saling mengenal namun berpotensi menimbulkan masalah.















Wah ! apa nih yang bakal terjadi dengan ke tiga orang ini, lanjut baca ya.
Terimakasih❤

    




















 

Majikan Menyebalkan  ( SN x WAY V ) (Fanfiction) (End)✔                   Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang