"Ya udah sini, lu mau ngomong apa ?" Syakira berusaha santai menghadapi Hendery.
"Gue mau memperjelas yang kemarin, jadi ngomongnya kalau bisa berdua aja," melirik ke arah Arjun.
"Emm, Jun maaf ya gue lagi ada sesuatu yang perlu di bahas dengan Hendery, dan lagian ini juga udah sore lu pulang duluan aja ya, makasih udah nemanin gue tadi," Syakira merasa tak enak menyuruh Arjun pulang meski dengan cara yang halus.
"Oke Sya gue ngerti kok, lu nanti gak papa langsung gue tinggal pulang ?" Arjun sedikit khawatir.
"Gak papa gue udah biasa lu gak usah khawatir," tersenyum, Syakira meyakinkan Arjun.
"Gue bisa jagain Syakira lu gak perlu khawatir yang berlebihan," ketus Hendery yang tak suka dengan perhatian Arjun.
"Oke, gue gak mau ngajak ribut, duluan Sya besok kita ketemu lagi," ucap Arjun memberi perlawanan tipis, beranjak meninggalkan mereka berdua.
Setelah kepergian Arjun, Hendery duduk di sebelah Syakira, sejenak memandang lekat wajah gadis manis yang masih sangat ia cintai itu, menghela napas pelan memulai perbincangan.
"Sya, setelah kejadian kemarin gue mau tanya sekali lagi, apa lu yakin dengan keputusan lu untuk mengakhiri hubungan kita ?" Hendery bertanya dengan wajah serius.
Syakira hanya menjawab dengan anggukan, tanpa melihat ke arah Hendery.
"Apa lu udah gak cinta lagi sama gue Sya, kenapa lu terkesan sangat mudah menyerah, apa lu gak ingin barang sekali saja untuk mencoba memperjuangkannya ?" Hendery merasa sedih juga kecewa dengan keputusan Syakira.
"Hendery maafin gue, gue tau lu kecewa dan belum bisa menerima, ini juga bukan keputusan yang mudah, gue punya alasan ngelakuin ini," Syakira dengan raut wajah sedih tak berani menatap Hendery.
"Tolong jelasin sekarang juga Sya, gue pengen tau dan biar gak ada salah paham," desak Hendery.
"Baiklah gue jelasin, Lu tau kan kalau gue dari keluarga miskin, umur gue lima tahun saat ibu menjadi pembantu di rumah Dami, keluarga Dami sangat baik mereka mengijinkan anak pembantu bermain setiap hari dengan puteri semata wayangnya."
"Seiring berjalannya waktu, kebaikan itu berubah menjadi rasa sayang yang tulus, mereka menganggap gue seperti anaknya bahkan memberikan beberapa fasilitas yang sama dengan Dami, lu bisa bayangin majikan seperti apa mereka yang mau menganggap anak pembantu seperti anaknya sendiri."
"Ini gue lakuin bukan karena balas budi semata tapi panggilan hati, pengorbanan gue tak sebanding dengan kasih sayang yang mereka berikan selama ini, dan sekali lagi gue harap lu mengerti, maafin gue Hendery," dengan berlinang air mata Syakira menatap Hendery memohon agar ia menerima keputusannya.
Mendengar cerita Syakira, Hendery tak bisa lagi memaksakan keinginannya, harapan untuk bisa mempertahankan hubungannya telah sirna.
"Baiklah Sya sekarang gue mengerti, tapi jujur hati gue belum bisa menerima untuk ngelepasin lu," ucap Hendery menahan kecewa.
"Semua butuh waktu Hendery gue yakin lu bisa, tolong belajarlah mencintai Dami dan bahagiakan dia."
"Gue gak yakin bisa mencintainya seperti mencintai lu, tapi gue akan mencobanya demi lu."
"Sekarang bunga merah itu ada di tangan Dami, selama lu membahagiakannya gue akan memegang erat bunga kuning dan menjaganya dengan baik. Terimakasih Hendery."
"Gak nyangka Sya, baru kemarin gue bersyukur banget punya pasangan yang sangat baik, entah itu di sebut kelebihan atau kekurangan, namun sekarang gue tak menyukainya karena menjadi terlalu baik, mengorbankan diri demi orang lain lu juga berhak bahagia," ucap Hendery menyindir Syakira.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Menyebalkan ( SN x WAY V ) (Fanfiction) (End)✔
Short StoryKenalin nama gue Syakira Anindita, umur dua puluh tahun, terserah kalian mau panggil gue anin atau dita bebas, tapi gue suka di panggil Syakira, alasannya simple biar suatu saat nanti bisa terkenal seperti Shakira waka-waka e e, (ngimpi lu) biarin...