Melihat Hendery yang melangkah menghampiri, Syakira semakin panik, mau tak mau terpaksa ia harus menghadapinya dan berusaha tenang.
"Gue di sini lagi nungguin teman, ngajak ketemuan sore ini," jawab Syakira. "Lu dari mana ?" Syakira bertanya balik.
"Gue dari kantor mampir ke sini, teman lu belum datang kan ? ayo gue temani duduk di sana," Hendery menunjuk ke sebuah kursi kosong di ujung taman yang di kelilingi berbagai macam tanaman bunga.
Syakira belum sempat menjawab masih bingung namun tangannya sudah di gandeng, terpaksa mengikuti, ia tak bisa menolak ajakan Hendery.
Berdua berjalan santai sembari menikmati indahnya hamparan bunga di taman yang cukup luas itu, tak terlalu ramai hanya ada beberapa pengunjung saja, kemudian berdua duduk di sebuah kursi yang di tuju tadi, terdiam sesaat tampak sedikit canggung.
Di tempat yang seindah itu aneh rasanya melihat sepasang kekasih yang tengah duduk berdua namun terdiam tanpa kata, di situasi canggung itu Syakira perlahan menatap lekat ke arah Hendery.
Setiap melihat wajah tampan kekasihnya itu hati Syakira merasa bahagia, bersemangat bahkan sejenak bisa membuatnya lupa akan masalah hidupnya. Namun berbeda dengan sore ini, Hendery menjadi pendiam, matanya tampak sayu seperti sedang memikirkan sesuatu yang berat hingga tak membuatnya terlihat bersemangat.
Suara pesan masuk dari handphone memecahkan keheningan, membuat keduanya bersamaan melihat ke arah sling bag milik Syakira, ia segera mengambil handphonenya, ada satu pesan masuk dari Dami.
Perlahan Syakira membaca pesan dari Dami, terdiam sesaat mencerna kata, Hendery yang memperhatikannya tampak heran, bagaimana tidak mendadak raut wajah Syakira menjadi pucat tampak sedih dan bingung mematung, Hendery menjadi khawatir.
"Sya lu kenapa ?" ucap Hendery sambil memegang tangan Syakira.
Syakira diam menatap Hendery, dadanya terasa sesak, mulutnya tampak bergetar menahan sakit di ulu hati hingga susah mengeluarkan kata, matanya tampak mulai berkaca-kaca, ia menghela napas berat.
"Hendery, apa lu datang ke sini sedang menunggu seseorang ? Jawablah dengan jujur," ucap Syakira pelan.
"Hendery tampak kaget mendengar pertanyaan Syakira, terdiam sejenak.
"Iya, Sya sebenarnya gue mau ngomong ses ..,"
"Apa lu sedang menunggu seseorang bernama Lee Soodam ?" ucap Syakira pelan, memotong kalimat Hendery.
"Sya ! lu tau dari mana nama itu ?" ucap Hendery sangat kaget juga bingung.
"Dia adalah sahabat gue, gue kesini menggantikannya untuk menemui seseorang dan ternyata orang itu adalah elu, hiks !" Syakira menangis terisak dengan suara parau, hatinya terasa sangat sakit dan belum bisa menerima kenyataan.
"Sya maafin gue, gue belum bisa cerita ke elu masalah perjodohan ini, itu karena gue sangat mencintai lu Sya, gue gak mau kehilangan lu, gue sedang mencari cara untuk membatalkannya, tolong jangan menangis, gue gak akan ninggalin lu Sya," Hendery memeluk erat Syakira dengan mata berkaca-kaca menahan sedih melihat Syakira yang begitu terpukul.
"Gak Hendery, lu jangan lakuin itu, Dami sahabat juga sudah gue anggap saudara, gue rela memberikan apapun untuknya, bahagiakan dia maka gue juga akan ikut bahagia, itu sudah seharusnya bukan ?!" Syakira menangis tersedu mengeratkan pelukannya seolah itu adalah pelukan terakhirnya untuk Hendery.
"Gue gak bisa Sya, gue cintanya sama elu, gue akan cari jalan keluarnya," Hendery meyakinkan Syakira.
"Demi gue Hendery, jangan lakuin itu, terimalah perjodohan ini, mulai sekarang lu adalah milik Dami," Syakira melepas pelukannya, ia tak bisa mengontrol kesedihan yang di rasa saat itu, ia berlari kecil meninggalkan Hendery.
"Sya tunggu ! lu gak bisa kayak gitu, lu gak mikirin perasaan gue," teriak Hendery yang tak di dengar Syakira.
"Dalam kesedihannya Syakira terus berusaha menguatkan dirinya sendiri, mulutnya tak berhenti bergumam untuk meyakinkan diri bahwa apa yang ia lakukan adalah tindakan benar, sambil terus berjalan ia tak mempedulikan orang-orang sekitar yang melihat ke arahnya.
Sore menjelang malam Syakira yang sedang galau dengan pikirannya yang kacau ingin segera pulang, ia keluar dari taman berjalan menyeberang dengan tanganya yang meraba-raba mencari handphone di dalam tasnya hendak memesan taxi, tiba-tiba ada sebuah mobil melaju kencang ke arahnya.
"Awasss !!" Mendengar teriakan itu spontan Syakira menoleh, ia melihat mobil melaju ke arahnya dengan jarak yang sudah sangat dekat, Syakira merasakan lengannya di tarik kuat dan cepat oleh seseorang hingga menepi ke pinggir jalan.
"Napasnya memburu, Syakira diam mematung sangat shock mengingat kejadian tadi, air matanya jatuh begitu saja tak bisa di tahan.
"Sya, lu gak papa kan ?!" ucap lelaki itu memegang kedua pundak Syakira menatapnya lekat merasa khawatir.
"Syakira yang menunduk perlahan mengangkat wajahnya menatap lelaki yang menyelamatkannya tadi, terdiam sesaat.
"Lucas, hiks-hiks !!" Syakira memeluk erat sambil menangis, Lucas yang merasa kasian dan juga bingung membalas pelukannya untuk menenangkan Syakira.
"Lu kenapa Sya, di gangguin orang, kok bisa ada di sini ?" Pertanyaan beruntun dari Lucas karena sangat khawatir.
"Bugh !" Syakira hanya diam, memukul pelan punggung Lucas sembari menggelengkan kepala.
Lucas mengerti jika Syakira sedang tak mau menjawabnya. "Ya udah ayo pulang," merangkul Syakira menuju mobil membawanya pergi.
Dalam perjalanan tak ada sepatah katapun yang keluar dari mulut keduanya, Lucas tak ingin mengganggu Syakira yang sedang bersedih meskipun dalam kepalanya banyak tersimpan pertanyaan.
Sesampainya di rumah Lucas, Syakira turun dari mobil langsung menuju kamar yang biasa di pakainya saat menginap lalu menguncinya, Lucas yang melihat hanya terdiam bingung dengan apa yang sebenarnya telah terjadi kepadanya.
*****
Alarm di ponsel Syakira berbunyi, jam menunjukkan pukul 04:30 Syakira bangun dengan muka sembabnya karena menangis tadi malam, perasaanya sudah lebih baik, namun kesedihan itu masih terus ada menggelayuti hatinya.
Ia pun segera beranjak ke kamar mandi membersihkan diri, hari ini entah apa yang ada di pikiran
Syakira tiba-tiba ia berniat ingin mengajak Lucas jogging, melangkahkan kaki menuju kamar Lucas."Tok-tok !" tak ada sautan, Syakira mencoba membukanya ternyata tak di kunci, mengintip sedikit terlihat Lucas masih tidur, Syakira masuk menghampirinya.
"Lucas, ayok bangun, temenin gue jogging," Syakira duduk di pinggir kasur sambil mengguncang-guncang tubuh Lucas.
"Iss ! apa sih Sya gue lagi ngimpi enak, gangguin aja lu," jawab Lucas senyum-senyum dengan masih menutup mata.
"Pasti lagi ngimpi jorok ya lu, keliatan muka buayanya."
"Umm tau aja lu, sini kalau mau ikut," melirik Syakira dengan muka meledek sambil mengangkat selimutnya.
"Iiiu ogah banget," jawab Syakira dengan muka kesal.
"Beffrrb !" Lucas menahan tawa melihat ekspresi Syakira, " lagian tumben lu pagi-pagi udah heboh ngajakin gue jogging, apa ini akibat keracunan pewangi lemari yang kemarin tingkah lu jadi tambah aneh."
"Iya, puas lu mencaci maki gue ?" Syakira mencari ide. "Lu taruh kunci mobilnya di mana sih ?" Syakira bolak-balik membuka tutup laci mencari kunci mobil.
"Itu ada di gantungan," jawab Lucas masih sambil tiduran.
Mengambil kuncinya. "Ya udah kalo lu gak mau, gue berangkat sendiri," memainkan kunci mobil di dekat telinga Lucas, lalu pergi.
"Eh ! mau kemana Sya, emang lu bisa nyetir ?" Lucas spontan membuka mata lalu duduk melihat ke arah Syakira.
"Bisa gak bisa bodo amat," sambil berlalu menuju pintu, keluar kamar.
"Ya ampun Sya ! lu di ledekin dikit aja udah mau bunuh diri, tunggu Syaa, gue gak mau kehilangan cewek aneh kayak lu !!" Lucas langsung loncat dari kasur berlari cepat-cepat menyusul Syakira.
Boleh lanjut ke bagian berikutnya
Terimakasih❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Menyebalkan ( SN x WAY V ) (Fanfiction) (End)✔
Short StoryKenalin nama gue Syakira Anindita, umur dua puluh tahun, terserah kalian mau panggil gue anin atau dita bebas, tapi gue suka di panggil Syakira, alasannya simple biar suatu saat nanti bisa terkenal seperti Shakira waka-waka e e, (ngimpi lu) biarin...