Mendengar ucapan Hendery bahwa pertemuan ini adalah untuk yang terakhir kalinya, Syakira tidak bisa menolak, ia pun menyetujuinya mengajak Hendery duduk dan mengobrol di gazebo.
"Sya, gimana keadaan Arjun, apa dia sudah membaik ?" Hendery membuka obrolan.
"Sudah mendingan, tapi dia belum bisa ngomong," jawab Syakira. "Lu gimana dengan Dami, sudah menentukan tanggal pernikahanya ?"
Hendery hanya terdiam ia lebih tertarik menatap wajah Syakira ketimbang menjawab pertanyaannya.
"Sebenarnya gue kesini bukan untuk membahas itu, tapi gue ingin agar lu tau, gue gak bisa mencintai Dami seperti mencintai lu Sya, lu adalah cinta pertama gue, lu adalah kebahagian gue setelah sekian lama di bayangi dengan tekanan dan ketakutan."
"Tekanan dan ketakutan, Maksud lu apa ?" Syakira penasaran dengan cerita Hendery yang membuatnya terlihat sedih.
"Ibu gue pergi entah kemana saat umur gue lima tahun, gue di asuh ayah dan ibu tiri, sayangnya gue kurang beruntung mempunyai ibu tiri yang tak pernah menyayangi gue sama sekali, dari pengalaman itu gue jadi susah percaya dengan wanita."
"Terus kenapa lu mau pacaran sama gue ?"
"Cinta tak tau akan menunjuk kepada siapa, gue juga gak tau kenapa bisa sangat mencintai lu, rasa itu ada saat pertama kali bertemu, dan semakin kuat saat lu dengan berani menjawab telepon ibu tiri gue, orang yang sangat gue benci."
"Kenapa lu gak pernah cerita sama gue sebelumnya ?" Syakira merasa sedih juga bersalah.
"Karena gue hanya ingin selalu merasa bahagia saat bersama lu, tanpa bayang-bayang hidup gue yang kelam."
"Sekarang kebahagian itu menjauh dan akan ninggalin gue, apa yang harus gue lakuin Sya, apa lu punya jawabannya ?"
Mendengar cerita Hendery, hati Syakira tersentuh tak bisa lagi menyembunyikan kesedihan dan penyesalannya, matanya mulai berkaca-kaca, tak mampu menjawab pertanyaan itu.
Hendery mengeluarkan handphonenya membuka galeri di mana tempat ia masih menyimpan foto-foto Syakira dan dirinya, kenangan indah itu tak akan pernah ia lupakan, apalagi melepaskannya begitu saja.
Menyodorkan handphonenya ke Syakira, menyuruhnya untuk melihat foto-foto kenangan bersama dirinya.
Syakira tak pernah tau Hendery telah mengambil fotonya di mana saja, bahkan saat ia sedang menata kue di etalasepun ada.
"Lu mencuri foto gue gak kenal tempat ya, Ini sangat manis dan lucu," ucap Syakira menatap Hendery, terharu tak sadar menitikkan air mata.
Hendery yang sedari tadi melihat Syakira matanya mulai berkaca-kaca namun juga terselip kebencian di dalamnya.
Syakira masih terus menatap layar handphone, menggeser satu persatu foto dirinya, hingga ia menemukan adanya satu foto yang janggal.
"Hendery, kenapa ada foto Arjun di handphone lu, bukan kah ini foto saat sebelum ia mengalami kecelakaan ?" tanya Syakira yang bingung.
Merasa ada sesuatu yang aneh, Syakira mengembalikan handphone Hendery dengan foto Arjun yang masih tampak di layarnya, mulai berpikiran negatif terhadap Hendery.
"Dengerin penjelasan gue Sya, gue mau nurutin apa yang lu mau, agar gue gak kehilangan elu, tapi malah sebaliknya, banyak orang yang mau ngambil lu dari gue, jadi terpaksa gue singkirin."
"Mm-maksud lu, lu yang mencelakai Arjun ?!" Syakira kaget tak percaya, lutut dan tanganya mulai bergetar merasa takut melihat tatapan kebencian di mata Hendery.
KAMU SEDANG MEMBACA
Majikan Menyebalkan ( SN x WAY V ) (Fanfiction) (End)✔
Short StoryKenalin nama gue Syakira Anindita, umur dua puluh tahun, terserah kalian mau panggil gue anin atau dita bebas, tapi gue suka di panggil Syakira, alasannya simple biar suatu saat nanti bisa terkenal seperti Shakira waka-waka e e, (ngimpi lu) biarin...