Saat Jungkook tengah sibuk menyiapkan trainee di kamp, ia berhenti saat ia melihat Lisa menggenggam sesuatu di tangannya.
Semua orang menyambut Lisa, mengetahui posisi ayahnya di militer dan pemerintahan.
Lisa balas menyapa mereka, menyunggingkan senyum manis di wajahnya.
"Kau bisa pergi, Kapten. Aku bisa menangani ini." Kapten Walker berbisik pada Jungkook.
Mereka berdua pergi ke kantor Jungkook karena Lisa terlihat ingin membicarakan hal penting. Ia memberikan sebuah notebook besar pada Jungkook. "Apa ini?"
Jungkook membukanya dan itu penuh dengan penghitungan penjualan. "Seperti yang bisa kau lihat, orang-orang Amerika mulai mengambil alih Korea. Penjualan produk asing lebih tinggi daripada milik kita sendiri. Tambah lagi, produk ekspor ilegal belum termasuk di dalamnya. Tidak ada yang menyuarakan semua ini, bahkan pemerintah. Beberapa menyadarinya namun mereka terlalu takut untuk mengadu."
Jungkook terus membalikkan lembaran notebook itu untuk melihat semuanya. Ia menghela napas dan mengembalikan buku itu pada Lisa. "Aku sudah melakukan sesuatu mengenai itu."
Lisa menaikkan alis, "Keberatan memberitahuku?" Tanyanya, Jungkook menggeleng. "Aku belum bisa, anggap saja kau akan tau sendiri suatu saat nanti." Jawabnya, Lisa menyilangkan kedua lengannya di depan dada.
"Terserah apa pun yang kau lakukan, kuharap itu bukanlah sesuatu yang akan membuatmu dalam bahaya." Jungkook terkekeh seolah Lisa baru saja mengatakan sebuah lelucon. "Bukankah dalam bahaya adalah bagian dari pekerjaanku?"
"Kau adalah prajurit dan bahkan seorang Kapten. Lawan pasti mengincarmu dan dapat menembakmu dengan mudah. Tapi bukan seperti itu sekarang setelah kau memiliki Taehyung."
Jungkook terdiam.
Sebuah ketukan di pintu terdengar, dan itu menyajikan Bogum yang membawa tumpukan kertas di tangannya. Ia langsung membeku saat melihat keduanya. "Oh, maafkan saya, Kapten—"
"Tidak, tidak apa. Kau bisa masuk." Ucap Lisa.
Bogum dengan ragu memasuki ruangan itu, ia merasa cukup terintimidasi oleh Lisa karena kecantikannya. Ia meletakkan kertas-kertas itu di atas meja Jungkook. "Letnan Kang yang mengirimnya, beliau juga meminta saya memberitahu Anda bahwa beliau membutuhkan Anda dalam pemeriksaan nanti."
Jungkook mengangguk.
Bogum hampir pergi saat Jungkook menghentikannya. "Tuan Park, tolong antar dia sampai gerbang."
Bogum sedikit bingung tapi akhirnya ia mengangguk. Sedangkan Lisa memelototi Jungkook menyadari apa yang direncanakan pria itu.
Lisa dan Bogum pergi, dan seperti yang diperintahkan Jungkook, Bogum mengantar Lisa sampai gerbang.
"Apa kau seorang introvert?" Lisa bertanya sambil berjalan. "Tidak, Nyonya."
Lisa terkekeh pada formalitas yang diucapkan Bogum. "Sejauh yang aku tau, aku lebih muda darimu. Jadi berhentilah memanggilku dengan formalitas." Bogum tidak tahu mengapa dirinya sangat gugup. Mungkin karena Lisa sangat berbeda dari wanita-wanita lain yang ia ketahui.
"Okay sahabat." Perkataan itu sukses membuat Lisa tertawa. "Sahabat? Lucu sekali mendengar itu dari seorang laki-laki." Bogum menggaruk kepalanya karena malu. Humornya benar-benar muncul begitu saja.
Karena itu, mereka membicarakan banyak hal, terutama tentang kehidupan mereka. Dan Bogum secara tidak sengaja bertanya mengenai kehidupan cintanya, mengetahui bahwa tunangannya sudah meninggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian ver
Fanfiction[ON GOING] "Saat perang usai, kita akan menikah dan aku akan menumbuhkan bunga seperti dirimu, dan kisah kita akan menjadi salah satu kisah cinta terindah di alam semesta" -sebuah surat ditemukan di saku tentara yang tewas ; Captain Jungkook Jeon, 1...