"Siapa kau?",
"Dia putraku."
Mata Taehyung terbuka lebar saat ia mendengar hal itu. Seorang Lelaki paruh baya dengan seragam tentara memasuki ruangan dengan amarah diwajahnya.
Seluruh tentara disana menyapa dan membungkuk padanya.
"Jendral Kim, Saya minta maaf tapi saya tidak tau bahwa dia adalah putra anda." Ucap Jungkook kemudian membungkuk padanya.
"Lepaskan ikatannya." Jendral memerintah dan mereka segera melepas ikatan ditangan Taehyung. "Lihat? Aku sudah bilang padamu aku bukan mata-mata." Tae menjulurkan lidahnya.
Jungkook hanya memberi tatapan tajam yang langsung membuatnya menunduk.
"Kembalilah ke tugas kalian. Nak, aku akan mengirimmu pulang, kau pasti lelah,"
"Dan kau Kapten Jeon, temui aku di ruanganku. Aku ingin bicara padamu tentang hal penting"
Jungkook menjawab, "Baik Jendral."
..
'wtf just happened?'
'Tiba-tiba ada orang ngaku-ngaku kalo dia ayahku? udah gitu aku dibawa kerumahnya'
'Wah, pemainnya beneran mirip kapten jeon. Dia bener-bener punya bakat akting'
'Dan semua beneran kaya nyata, aku sampe hampir jantungan. nice acting haha.'
'Semua keliatan beda, keliatan kuno banget, kenapa sih hahaha'
Taehyung berbicara dan tertawa sendiri dibenaknya, dia berpikir semua ini benar-benar ulah orang yang mempermainkannya, mungkin Jimin? Lamunannya buyar karena sebuah suara.
"Yatuhan, Taehyung! Ayahmu mengatakan padaku apa yang sudah terjadi, kau baik-baik saja?"
Seorang wanita berlari kearah Taehyung. Dia terlihat cantik dan mungkin sudah menginjak usia 40 tahun.
Jantung Taehyung berdegup kencang. Perasaan ini cukup tidak asing, bahkan terlalu tidak asing untuk dia lupakan.
"I-Ibu..?"
Wanita itu tersenyum dan mengelus pipi Taehyung. "Apa kau lapar? kemarilah, Ibu akan memasakkan makanan untukmu."
Tapi Taehyung tidak mengikutinya. Sebaliknya, dia berdiri membeku dengan air mata yang mengalir jatuh. "Ibu." Dia bergumam.
Ibunya sudah meninggal setelah melahirkan adiknya. Dan setelah itu ia tidak pernah merasakan kasih sayang seorang ibu lagi.
Dan sekarang, tepat didepannya — ibunya. Wanita yang memberinya kehidupan dan mencintainya dalam segala kondisi. Dia merindukannya. Dia merindukan ibunya.
Perlahan Taehyung duduk di meja makan dan menatap ibunya. Dia tidak bisa mempercayai ini.
Jika ini adalah mimpi, ia memilih untuk tidak bangun.
"Ada apa nak?" Dia melihat Taehyung menangis, dan Tae hanya tertawa kecil.
"Tidak apa, bu. Aku.. aku hanya merindukanmu." Ibunya tertawa. "Kenapa tiba-tiba bertingkah aneh, hm?" Ucapnya.
Makanan sudah siap dan mereka melakukan obrolan kecil. "Bu, kenapa ibu memakai hanbok tradisional? Aku tidak ingat kalau hari ini hari raya." Taehyung bertanya.
"Apa maksudmu? Ini baju kita sehari-hari. Dan apa yang kau pakai nak? Ibu tidak pernah melihat pakaian seperti itu sebelumnya." Jawab ibunya yang membuat Tae kebingungan setengah mati.
"Aku tidak mengerti, bu."
"Dan apa ini?" Ibunya menunjuk ponselnya. "Serius bu? Ibu tidak tau ini?" Ibunya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian ver
Fanfic[ON GOING] "Saat perang usai, kita akan menikah dan aku akan menumbuhkan bunga seperti dirimu, dan kisah kita akan menjadi salah satu kisah cinta terindah di alam semesta" -sebuah surat ditemukan di saku tentara yang tewas ; Captain Jungkook Jeon, 1...