"— Aku akan menjemputmu kembali ke duniamu."
Tae menghela napas, lelah memikirkan semua ini. Tidak ada yang tau apa yang terjadi pada Jungkook. Internet hanya mengatakan kalau dia menyelamatkan Korea tapi tidak dijelaskan bagaimana.
Dia mungkin akan memenangkan hadiah yang besar jika dia mengetahui apa yang terjadi. Dan tentu saja, dia akan memiliki jawaban untuk tugasnya.
Tae menghela napas lagi. "Okay, fine. Tapi berjanjilah kau akan menjemputku disini. Aku tidak mau terjebak disini." Wanita itu mengangguk.
"Tapi ingat, misimu adalah untuk mencari tahu apa yang terjadi padanya. Jangan sekalipun mencoba merusak sejarah. Atau bahkan menghalangi hidupnya. Itu akan mempengaruhi masa depan dan terutama masa lalu. Tetap pada misimu saja." Tae mengangguk.
Dia menghela napas panjang. Dia hanya perlu mencari tahu yang terjadi pada Jungkook bukan?
Ya, hanya itu, tidak yang lain. Dia harap.
..
'WAW. seseorang hidup diduniaku, sebagai aku.. Semoga dia ga nyentuh gucci-gucci ku :(('
'Ok tae, cuma stalk Kapten Jeon, trs selesai.'
'huftt aku harus lebih hati-hati sama omonganku'
'Sumpah aku gapernah bermaksud memohon kaya gitu cuma gara-gara marah..'
'I guess, "hati-hati dengan ucapanmu" itu bener'
'Aku yang lain gimana ya di masa depan? Dia pasti kebingungan sama semua teknologi'
'Aku rindu keluargaku, dan.. jiminie :(( aku ga bener-bener marah ke dia aku cuma kesel'
'Aku harus selesein misi secepatnya'
'Tapi gimana mulainya? nguntit Kapten Jeon? investigasi dia?'
'Gosh, aku udah kaya mata-mata dibanding stalker'
'Haruskah aku temenan sama dia?'
'Gapapa kan kalo aku coba? Dia keliatan sulit dipahami. Kayanya jadi temennya bakal sulit'
'Kalo itu ga berhasil?'
'Mungkin.. Menggodanya..'
'wait wHAT EXCUSE ME?!'
'Ok aku bakal temenan sama dia, hff semoga berhasil..'
'Katanya dia bakal ke plaza dekat rumahku besok malam'
'Mungkin itu saatnya aku menyerang'
Taehyung mengakhiri pikiran-pikirannya dengan evil smirk. Ia segera tidur untuk menemui hari esok.
..
Taehyung menahan napas saat mengendap-endap keluar dari rumahnya. Sekarang sudah pukul 10 malam dan semua orang tertidur.
Tae berhasil keluar dan disana tidak ada orang-orang berkeliaran — hanya lampu. Itu terasa menyeramkan tapi itu tidak menggangunya.
Dia berjalan di gang gelap dan mulai mengamati tempat itu. Walaupun ini sudah malam, langitnya masih sedikit cerah. Udara dinginnya tidak membekukan, namun membuatnya merinding.
Hari ini adalah bulan Oktober, 3 bulan sebelum peristiwa sejarah yang menewaskan Kapten Jeon. Itu terjadi tepatnya pada saat tahun baru.
Betapa ironi. Tahun baru adalah simbol untuk harapan baru, tapi itu malah dimana ia tewas.
Tae menghela napas. Dia belum dekat dengan Jungkook tapi dia merasa sedih mengetahui dia bisa menyaksikan kematiannya.
"Tetap pada misi, Tae. Kau akan baik-baik saja." Ia menenangkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian ver
Fanfic[ON GOING] "Saat perang usai, kita akan menikah dan aku akan menumbuhkan bunga seperti dirimu, dan kisah kita akan menjadi salah satu kisah cinta terindah di alam semesta" -sebuah surat ditemukan di saku tentara yang tewas ; Captain Jungkook Jeon, 1...