36

2.3K 254 16
                                    

Semua orang waspada dan diam, tidak ingin mengambil risiko.

Orang-orang itu memakai pakaian kasual mereka sehari-hari, namun berlumuran darah dan lumpur. Yah, karena ini adalah perang dunia maka itu tidak lagi terasa aneh.

Itu cukup menakutkan karena mereka tidak tahu apakah mereka dapat mempercayai orang-orang itu atau tidak.

Namun, salah seorang yang sepertinya merupakan pemimpin mereka perlahan-lahan meletakkan tombaknya.

"Kapten Jeon?" Dia berbicara.

Alis Jungkook berkerut, masih tidak ingin lengah. "Siapa kau?" Tanyanya.

Orang itu melepas topi yang menutupi wajahnya.

Jungkook segera mengenali orang di hadapannya itu. "Letnan Lee?"

Dia sangat terkejut melihatnya di sini, karena dia sebelumnya sempat mencari sosok tersebut di kamp namun tidak dapat menemukannya. Karena orang-orang bilang dia dipindah tugaskan karena sebuah kesalahpahaman.

"Senang kau masih mengingatku."

Jungkook mengangkat lengannya, memberi tanda pada orang-orangnya bahwa semua baik-baik saja dan menyuruh mereka menurunkan pistol mereka.

"Bagaimana bisa aku melupakan orang yang sudah mengurusku saat aku masih menjadi seorang trainee?" Jungkook meletakkan pistolnya kembali ke dalam saku. Dia sangat senang dapat bertemu dengannya lagi, Letnan Lee sudah seperti seorang ayah baginya.

Letnan Lee juga memerintahkan orang-orangnya menurunkan tombak mereka sekarang.

Jungkook sungguh memiliki banyak pertanyaan, namun ia perlu membereskan masalah mereka saat ini terlebih dahulu.

"Apa yang terjadi dengan kalian semua?" Ia bertanya.

Letnan Lee menghela napas, "Mereka sebenarnya tidak memindahkanku ke kamp lain. Mereka hanya memecatku, itu benar-benar keterlaluan." Ucapnya, merasa sedikit marah mengenai orang-orang yang sudah ia layani begitu lama namun mereka bahkan tidak memperlakukan dirinya dengan baik.

"Mereka ini siapa, Pak?" Sersan Kim bertanya, mengacu pada orang-orang yang ikut dengan Letnan Lee.

"Kami berada dalam satu lingkungan. Kami melarikan diri dari tempat di mana banyak orang kami yang di penjara, beberapa dibunuh, dan sebagian besar wanita digunakan untuk pemenuhan nafsu."

Jungkook memperhatikan bahwa cengkeraman Letnan Lee pada tombaknya semakin mengerat.

"Mereka membunuh putriku."

Jungkook tidak akan pernah tahu rasa sakit kehilangan seorang anak, karena dia belum pernah menjadi orang tua. Namun dia tahu bagaimana rasa sakit kehilangan orang yang disayang.

"Aku turut berduka, Letnan." Ucap Jungkook.

Tiba-tiba, seorang anak dari sisi Letnan Lee berlari ke arah Taehyung.

"Taehyungie hyung!"

Anak itu memberinya pelukan lembut, dia berlumuran lumpur dan memiliki beberapa memar di tubuhnya.

"Taehyeol?" Tae tersenyum ketika ia menyadari bahwa itu adalah anak dari taman bermain waktu itu. Ia terharu karena ternyata Taehyeol masih mengingatnya.

"Aku sangat senang bisa bertemu denganmu lagi!" Ucap Tae. Namun ia juga merasa sedih untuknya, karena anak ini tidak pantas mengalami kejadian seperti sekarang ini.

Dia benar-benar anak yang kuat.

Semua orang merasa terharu juga, namun mereka perlu menjalankan urusan mereka saat ini.

Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang