17

3.5K 340 17
                                    

Taehyung bangun dari tempat tidur dan memutuskan untuk menghirup udara segar diluar.

Sekarang bulan Desember, musim dingin. Dia tahu diluar akan sangat dingin jadi ia memakai mantel dan syalnya. Semua terasa dingin sekarang. Mengapa Jungkook harus pergi disaat ia membutuhkan kehangatan?

Sekarang sudah pukul 10, Tae merasa kelelahan karena latihan hari ini. Namun walau lelah ia tidak bisa tidur, semua pikirannya mengganggu dirinya. Bahkan meskipun Jungkook sudah berjanji padanya, dia masih tidak bisa mengendalikan diri.

Tae menghela napas dan mengelus liontin dari kalung itu, ia tersenyum.

'Aku belum sempet bilang aku juga mencintainya sebelum dia pergi.'

Tiba-tiba, Taehyung tersentak karena suara yang mendadak dari belakangnya.

"Kenapa kau masih bangun?" Ia berbalik untuk melihat Bogum dengan rasa penasarannya itu. Tae lega. Setidaknya itu bukan penculik.

"Jelas, aku tidak bisa tidur." Tae terkekeh.

"Kau sudah merindukan Kapten?" Tae terkejut dengan yang baru saja Bogum tanyakan. Apa dia tahu?

"H-Hah?" Tae memalingkan wajah. "Bercanda." Bogum tertawa, dia tahu itu adalah alasannya. Namun ia tidak ingin menyakiti dirinya sendiri lebih jauh.

"Ngomong-ngomong, Kapten memberiku sesuatu." Itu sukses merebut kembali atensi Taehyung. Bogum mengeluarkan sebuah kotak dari balik tubuhnya. Tidak kecil dan tidak besar, ukuran sedang.

"Kapten memberikannya padaku saat ia melihatku di gerbang kamp. Kapten menyuruhku memberikannya padamu." Tae menerima kotak itu dari Bogum. Ia menatapnya dan merasa penasaran dengan isinya. Dia merasa gugup.

"Kau harus membukanya di dalam. Atau di ruang latihan saja, disana tidak ada orang." Ucap Bogum dan pergi.

Tae segera menuju ke pohon tempat biasa ia dan Jungkook bertemu. Kotaknya tidak ditempel, karena belum ada selotip di era ini. Hanya pita untuk menyegelnya. Tae terduduk di tanah yang dingin, dengan naungan pohon yang membuatnya terasa aman.

Serta cahaya bulan yang mengawasinya seperti penjaga.

Taehyung menarik pita dan membuka kotaknya. Isinya tidak banyak, tapi cukup untuk membuat Tae bahagia.

"Dia menulis surat untukku?" Bisiknya saat ia melihat banyak lipatan kertas dengan huruf yang terukir di atasnya. Ia bergegas mengambil satu dan membacanya.

..

18 Desember

Dear Taehyung.

Semua yang terjadi hari ini membuat perasaanku menggila, namun aku bersyukur karena bisa mengatasinya.

Aku dan Lisa memajukan pernikahannya karena semua semakin sulit kami tangani. Kupikir itu akan mudah, namun sekarang aku memilikimu, kurasa itu tidak akan semudah yang kubayangkan.

Ayah Lisa terus mengawasiku, memastikan aku tidak berbuat yang tidak dia inginkan, atau bertentangan dengan keluarga mereka.

Penjaganya tidak terlalu terang-terangan namun aku tahu kalau mereka selalu mengawasiku. Itu terasa semakin sulit karena aku sangat merindukanmu.

Aku merindukanmu, sangat sangat. Bahkan tidak ada satupun kalimat yang bisa menjelaskan betapa rindunya aku padamu. Aku melihatmu setiap hari, aku mengawasimu dari kejauhan. Karena meskipun aku membeci itu, hanya itu yang dapat kulakukan untuk saat ini..

Kau tidak tahu betapa aku ingin memelukmu dengan erat, kau tidak tahu betapa aku ingin melihatmu tersenyum, dimana di matamu tiba-tiba terdapat bintang-bintang dan galaksi, kau tidak tahu betapa aku ingin menghujanimu dengan ciuman setiap kali aku melihatmu, kau tidak tahu betapa aku ingin mengatakan pada semua orang bahwa kita saling mencintai. Aku ingin meneriakkannya namun aku sadar saat ini bukanlah waktu yang tepat.

Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang