34

2.6K 263 18
                                    

"Agh.."

Tae membuka kedua matanya, ia baru saja bangun dan sudah disuguhi dengan rasa sakit. Ia memegang kakinya yang terluka, itu sakit, namun sudah dibalut.

Ia melihat ke sekeliling dan menemukan bahwa dirinya berada di dalam tenda, tenda kain lebih spesifiknya.

"Kapten! Dia sudah bangun!"

Ia melihat seorang prajurit mengintip ke dalam, dan suara-suara terdengar di mana-mana. Begitu Jungkook mendengar itu, ia datang dalam kecepatan guntur. Ia masuk ke dalam kemudian berlutut di samping Tae, menatap sang empu dengan khawatir di matanya.

"Bagaimana perasaanmu?" Tanyanya dengan lembut.

Ia ingin menggenggamnya, memeluknya, dan memberinya ciuman karena khawatir, tapi ia tidak bisa. Karena banyak trainee dan prajurit yang melihat mereka.

"A-Aku lebih baik dari sebelumnya." Ucapnya, dengan suara yang masih lemah.

Letnan Min datang, memeriksa keadaan Tae. Ia memiliki banyak pertanyaan untuk ditanyakan, tetapi ia harus menahan diri.

"Jika tidak apa-apa, bisakah kau memberitahu kami apa yang sebenarnya terjadi?" Ia menjeda ucapannya.

"Kau adalah satu-satunya yang selamat dari ledakan, mengingat kau berada di dekat bom itu."

Dia benar, dan Tae bersyukur ia hanya mendapatkan luka-luka, bukannya kehilangan nyawa.

"Aku sebenarnya sudah melihat bomnya sebelum itu meledak." Tae memulai, mencoba mengingat segalanya. "Aku mengatakan pada semua orang di ruangan dan mereka mulai berlarian keluar, namun terlambat bagiku untuk menyelamatkan diri. Bomnya sudah meledak, dan hal berikutnya yang kutahu adalah sesuatu menusuk kakiku dan aku membentur dinding, lalu aku tidak sadarkan diri."

Letnan mengangguk, "Yah, sebuah informasi yang lebih baik daripada tidak sama sekali." Ia berdiri dan pergi.

Semua orang pergi dari tenda tetapi Jungkook tetap tinggal. Ia menutup pembuka tenda untuk mendapatkan privasi. Ia menggenggam tangan Tae guna memberinya kenyamanan dan mengalihkannya dari rasa sakit.

"Apa ada alasan lain mengapa kau tidak bisa melarikan diri tepat waktu?" Tanyanya, karena Tae terlihat sedikit mencurigakan tentang itu. Tae terlihat bermasalah.

"Aku..." Ia memulai,

"Aku tidak tau bagaimana menjelaskannya. Tapi..."

Jungkook mengecup punggung tangan Tae, mengatakan padanya bahwa itu tidak apa-apa.

"Tae yang lain mencoba mengendalikanku."

Jungkook terdiam mendengar kalimatnya, ia tidak bisa mencernanya.

"Aku mengalami sakit kepala yang luar biasa tepat saat aku ingin keluar. Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku karena rasa sakitnya dan hanya bisa berjongkok. Kurasa dia mencoba membunuhku sekarang." Yang lebih muda tidak tahu bagaimana bereaksi.

"Dia bisa mengendalikanmu?" Tae mengangguk.

"Jika dia bisa, maka kau juga bisa mengendalikannya!"

Oh dia berharap dia bisa. "Tapi aku tidak tahu bagaimana. Yang bisa kulakukan sekarang hanyalah melawan seluruh perlakuannya padaku."

Mereka sekarang berada di dalam hutan, hutan yang luas. Karena mereka sekarang tidak akan aman di kamp. Mereka membangun kamp untuk tempat perlindungan sementara mereka.

Tidak satu pun dari mereka yang tahu apa yang akan terjadi selanjutnya. Mereka bahkan belum mencapai ibukota, namun mereka tahu bahwa di sana sangat kacau dan berantakan.

Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian verTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang