Setelah beberapa saat berpelukan, mereka pergi ke tempat di mana Tae tinggal —rumah Bogum.
"Kau tinggal di sini?" Tanya Jungkook sambil membantu Tae turun dari kuda.
"Ya, keluarga Bogum sangat baik." Jawabnya.
Bahkan sebelum mengetuk, pintunya terbuka dan menampakkan Bogum yang bertelanjang dada, sepertinya tidurnya terganggu. Jungkook segera menarik Tae dan menyembunyikan wajahnya di dadanya untuk mencegah Tae melihat Bogum.
"Pakai bajumu!" Perintah Jungkook.
"Jungkook-ah, tidak apa. Aku pernah melihatnya saat kalian melakukan sparring, kan?"
"Tetap saja, kau harusnya hanya melihat milikku."
Bogum kembali dengan kemeja yang sudah ia pakai, kemudian membungkuk sebagai permintaan maaf. "Maaf, Pak." Ucapnya dengan suara serak.
Jungkook melepaskan Taehyung yang menahan tawanya. "Terima kasih untuk hari ini, Tuan Park, dan kuharap kau tidak berada di sekitarnya tanpa mengenakan baju." Suara Jungkook terdengar serius dan tegas, tapi menurut Tae itu lucu.
"Baik, Pak!" Suaranya serak karena baru bangun tidur. Tae tertawa terbahak-bahak dan entah bagaimana Bogum juga menertawakan dirinya sendiri. Sedangkan Jungkook, ia sama sekali tidak terpengaruh.
"Kim Taehyung." Panggil Jungkook yang sukses membuat Tae membeku.
"Apa kau baik-baik saja di sini? Kau bisa tinggal di rumahku karena tidak ada seorang pun di sana." Jungkook menawarkan, ia terlihat khawatir.
Tae bersikeras, "Aku baik-baik saja di sini. Selain itu, bukankah akan mencurigakan jika orang-orang melihat seorang trainee tinggal di rumah Kapten?" Jungkook memikirkannya dan sepertinya Taehyung benar. "Baiklah, tapi aku akan selalu siap setiap kau membutuhkanku, jadi jangan ragu untuk memanggilku, oke?"
Tae mengangguk dan karena Bogum sedang tidak melihat mereka, Tae memanfaatkannya dan memberikan ciuman singkat pada bibir Jungkook.
Itu membuat yang lebih muda tersenyum.
Mereka mengucapkan selamat tinggal satu sama lain dan Tae akhirnya masuk ke dalam.
"Aku senang kalian sudah baik-baik saja sekarang." Ucap Bogum sambil berbaring di tempat tidur. "Ya, aku juga. Itu benar-benar membuat hatiku lebih ringan. Terima kasih padamu juga." Tae memeluknya sebagai ucapan terima kasih.
"Sama-sama, kau harus tidur sekarang."
Tae menyadari sesuatu. "Apa kau baik-baik saja? Kenapa matamu merah? Apa kau menangis?" Tanya Tae. "Tidak, aku memiliki alergi. Sudah ya, selamat malam."
..
'Aku seneng banget seneng banget sampe gabisa berkata-kata.'
'Akhirnya semua kembali pada tempatnya.'
'Kuharap ini selamanya omg.'
'Dan oh.. vibratornya..'
'DENGAR!'
'AKU GA BAWA ITU KE SEKOLAH DENGAN SENGAJA YA.'
'Aku inget masukin itu di tasku tapi aku lupa ngeluarin sebelum berangkat sekolah.'
..
"Ada tiga pria berenang bersama, tapi hanya dua yang rambutnya basah, mengapa?" Tae bertanya pada Bogum, ia berjalan sambil melompat-lompat. "Mengapa?"
"Karena pria yang satunya botak."
Tae tertawa terbahak-bahak karena leluconnya sendiri. Tapi Bogum hanya tertawa kecil. Tae menyadari itu, jadi ia memikirkan sebuah lelucon lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Captain Jeon, Since 1894 [kookv] Indonesian ver
Fanfic[ON GOING] "Saat perang usai, kita akan menikah dan aku akan menumbuhkan bunga seperti dirimu, dan kisah kita akan menjadi salah satu kisah cinta terindah di alam semesta" -sebuah surat ditemukan di saku tentara yang tewas ; Captain Jungkook Jeon, 1...