21 - Unwanted

3.4K 587 97
                                    

Jimin tak percaya ia melakukan hal ini.

Di hadapannya duduk ayah dari Rosé yang jujur saja membuat Jimin sedikit takut, karena Jungkook tampaknya pergi mengajak Rosé ke Busan tanpa izin dari orang tua gadis itu. Bahaya sekali jika hal ini sampai terangkat ke media.

"Saya dengar, artis yang kau tangani adalah kekasih anak ku."

"B-benar."

"Siapa nama pemuda itu?"

Jimin meneguk liur, "Jungkook."

Ayah dari Rosé tampak mengangguk kemudian ia membenarkan kacamatanya.

"Aku mengunjungi apartment anak ku dan Lisa mengatakan bahwa Rosé kini sedang pergi dengan Jungkook ... ke luar kota berdua?"

Astaga, Jimin semakin merasa takut.

"Iya, benar. Tetapi saya jamin Jungkook tak akan melakukan apapun kepada anak Tuan Park, karena mereka mengunjungi rumah orang tua Jungkook di Busan."

"Busan," gumam Tuan Park pelan kemudian mengangguk.

"Bisakah aku meminta alamat kediaman Jungkook?"

Jimin merapatkan bibirnya kemudian menjawab, "saya takut saya tidak bisa."

"Mengapa?"

"Bagaimana pun juga Jungkook pernah berpesan pada saya untuk merahasiakan alamat orang tuanya dari siapapun."

"Tetapi saya adalah calon mertuanya," balas Tuan Park.

Jimin reflek merasa gugup, ia sadar jika Tuan Park sangat pandai berbicara, apakah ia adalah seorang pengacara, motivator atau dosen? Mengapa ia pandai sekali berkata-kata.

"Baiklah, Tuan Park."

♒♒♒

Kedua orang tua Jungkook pergi keluar, sebenarnya Tuan Jeon yang memaksa Nyonya Jeon untuk ikut keluar dengannya agar Jungkook dapat menikmati waktu bersama dengan Rosé.

Sungguh ayah yang sangat pengertian.

Saat ini, Rosé sedang membantu Jungkook mengerjakan pekerjaan kebun di halaman belakang kediaman pemuda itu. Rosé menyiram tanaman sementara Jungkook memberikan pupuk.

"Apa kau rindu Seoul?" tanya Jungkook.

"Entah, aku takut kembali ke sana."

Jungkook terkekeh kecil, "beberapa fans ku mulai menyukai dirimu dan mendukung kita."

"Beberapa bukan berarti semuanya, itu berarti masih ada fans mu yang masih ingin membunuhku," balas Rosé dan membuat Jungkook menghentikan aktivitasnya.

Pemuda itu melepas sarung tangan karet yang ia pakai kemudian menatap Rosé. Sementara gadis yang dipandangi itu mengangkat alis bingung saat menyadari jika Jungkook menatap dirinya.

"Kenapa?"

"Tidak, aku hanya bersyukur bahwa kau ... wanita yang kuat."

"Apa maksudmu, Jungkook?"

Pemuda itu berdiri dari posisi jongkoknya dan berjalan menghampiri Rosé, "Rosé, sungguh kah kau tak mau menerima tawaranku untuk menjadi kekasihku?"

"Bukan kah aku memang kekasihmu?" tanya Rosé dengan nada sarkas.

"Rosé, aku serius, apakah tak ada sebesit pun perasaan suka kepadaku?"

Hanya sebesit, ku rasa, batin Rosé tetapi gadis itu menggelengkan kepalanya dan kembali fokus menyiram tanaman.

[✔] A HaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang