27 - Dark Side of K-Pop

2.4K 438 38
                                    

Jungkook melewati hari-hari nya dengan bosan karena ia tidak dapat bertemu Rosé, harus kah ia menyusul ke Australia dan memberikan kejutan untuk kekasih bohongan nya itu?

Oh ya, berbicara tentang kekasih, entah mengapa Jungkook merasa bahwa kini Rose sudah mulai membuka hati untuk dirinya. Ia dapat melihat semua itu dari bagaimana cara wanita itu merespon pesan-pesan yang Jungkook kirim kan, atau cara wanita itu berbicara saat mereka terhubung panggilan ponsel.

Sementara itu di dalam diri Jungkook, pria itu merasakan perasaan yang begitu hebat setiap kali ia memikirkan Rosé, mungkin Jungkook sudah jatuh cinta dengan wanita itu, tunggu dulu, Jungkook memang sudah jatuh cinta dengan Rosé.

Dan sejujurnya, Jungkook sangat ingin hubungan mereka dapat menjadi 'nyata', apakah ia harus mengungkapkan perasaan nya pada Rosé? Tapi bagaimana jika tindakan ramah Rosé kepada diri nya hanya karena wanita itu mulai merasa nyaman dan menganggap pria itu adalah sahabat?

Nah, tidak ada sahabat yang tidur bersama.

Jungkook dan Rosé lebih dari fase itu.

"Friends with benefit?" gumam Jungkook dan hati nya merasa sedikit sakit karena pikiran berlebihan nya itu. Pria itu pun meraih pena dari kotak pensil di atas meja kerja nya kemudian membuka buku yang berisikan lirik-lirik mentah ciptaan nya.

Kekhawatiran akan Rosé yang mungkin menganggap diri nya friends with benefit ia tuangkan dalam sebuah lirik lagu. Sedikit berlebihan tetapi hal yang membuatnya overthinking ini ingin ia curah kan. Yah, syukur-syukur jika lirik ini dapat berubah menjadi sebuah lagu dan bisa dirilis, setidaknya overthinking Jungkook akan mendatangkan cuan untuk nya.

Pemuda itu kini tengah sendirian di dalam salah satu studio Big Label, jam dinding menunjukkan pukul 1 malam.

Istirahat bagi Jungkook sesungguhnya hanya mitos belaka karena pria itu lebih suka melakukan kegiatan dibanding merebahkan diri. Rasa kepuasan seusai bekerja sungguh menyenangkan bagi Jungkook.

Jungkook begitu fokus menulis lirik nya hingga ia mendengar suara pintu terbuka, pria itu menoleh ke arah pintu dan melihat dengan Jimin yang masuk dengan ekspresi monoton.

"Presdir Big Label ingin bicara dengan mu," ucap Jimin.

"Huh? Ini sudah malam?"

"Jungkook, ini kondisi penting," balas Jimin dan hanya dengan mendengar intonasi Jimin, pria itu sudah tahu bahwa ada sesuatu yang akan terjadi atas panggilan ini.

Jungkook meringkas barang-barang nya kemudian mengikuti Jimin menuju ruang Presiden Direktur Big Label dengan berbagai macam pertanyaan di kepala nya.

"Jungkook, aku tidak yakin dapat banyak menolong mu kali ini," ucap Jimin saat kedua nya berada di dalam lift, bergerak menuju lantai 8 gedung itu.

"Apa maksud mu, hyung?"

Namun Jimin hanya diam.

♒♒♒

Jungkook kini mengerti maksud dari Jimin.

Kini di hadapan nya duduk seorang utusan dari sebuah lembaga pemerintahan bersama dengan Presiden Direktur Big Label.

"Bagaimana? Kami akan membayar Anda 700 Juta Won asalkan Anda menerima tawaran kami," ucap utusan lembaga itu.

"Simpan uang hasil penyelewengan dana bantuan kemanusiaan itu untuk kalian sendiri, aku tidak mau mendapat sepeser pun dari hasil tindakan buruk kalian," balas Jungkook sengit.

Namun utusan lembaga itu tampak tenang menghadapi Jungkook, seolah ia sudah biasa dengan hal itu, "uang berasal dari APBN, Anda tidak perlu khawatir."

Jungkook tidak bisa mempercayai telinga nya, "tetap tidak."

Presiden Direktur Big Label hanya diam saja, seperti yang Jungkook duga, saat skandal Jungkook dan Rosé merebak ia juga tidak banyak berbuat apa-apa. Semua nya diatasi oleh Jungkook, dibantu oleh Jimin.

"Saudara Jeon, Anda hanya perlu menghamili kekasih Anda, kami membutuhkan berita untuk menutup kasus penyelewengan dana ini dari masyarakat," ulang utusan itu.

Jungkook semakin geram saja mendengar nya, dengan menggertakkan gigi nya Jungkook pun berucap, "dengar sudah cukup penderitaan kekasih ku saat hubungan kami terekspos, aku tidak mau membuat kekasih ku dalam kesulitan lagi."

"Kami akan membiayai hotel terbaik untuk Anda dan pasangan agar dapat menghabiskan waktu bersama dan-"

Belum sempat utusan pemerintah itu berucap, Jungkook dengan kasar sudah menarik kerah kemeja pria itu, "daripada sebuah skandal kehamilan untuk menutup dosa besar kalian bagaimana jika skandal pemukulan?!"

Jungkook sudah benar-benar sangat marah, ia berusaha mati-matian menahan emosi nya. Ia sungguh ingin menghajar pria di hadapan nya itu.

"Karir Anda akan meredup," ucap utusan lembaga itu dengan tenang.

Mendengar bagaimana tenang nya ia menjawab, Jungkook sempat menduga bahwa utusan ini sedang berada dalam pengaruh obat-obatan penenang, sungguh tidak wajar!

Jungkook melepas kan kerah utusan lembaga itu dengan cara mendorong pria itu hingga ia kembali terduduk di sebelah Presiden Direktur Big Label.

"Jangan ganggu hidup ku lagi!"

Dengan berapi-api, Jungkook melangkah keluar dari ruangan itu, tetapi sebuah ucapan terlontar dari mulut utusan pemerintah itu yang membuat Jungkook harus menghentikan langkah nya, "jika begitu nyawa kekasih Anda menjadi taruhan nya."

Sial.

"Seorang sniper utusan kami sudah memantau kekasih Anda selama beberapa hari terakhir di Australia, oh biar saya perjelas, apakah Anda pernah mendengar nama ... Jake?"

Mata Jungkook membulat horor, ia kemudian berbalik menatap utusan lembaga itu dan amarah nya meledak seketika. Jungkook pun melayangkan pukulan dan tendangan pada pria itu dengan begitu brutal yang tentu berusaha dilerai oleh Presiden Direktur Big Label yang dari tadi hanya diam saja.

Bahkan tak lama, Jimin masuk ke dalam ruangan kedap suara itu dengan panik dan berusaha menarik Jungkook yang emosi. Saat Jimin datang, Presiden Direktur Big Label menekan tombol emergency di dalam ruangan nya untuk memanggil security yang berjaga.

"JUNGKOOK HENTIKAN! KAU BISA MEMBUNUHNYA!" seru Jimin.

Namun Jungkook makin menjadi-jadi, tenaga Jimin tidak dapat meredam tenaga Jungkook yang begitu besar karena emosi. Hingga akhirnya, 2 orang security datang dan Jungkook menghentikan aksi nya karena tubuh nya ditahan oleh kedua orang itu.

Si utusan lembaga yang kini babak belur dan tersungkur di tanah kini tertawa remeh, bangkit dari posisinya dan berusaha berdiri untuk berucap di hadapan Jungkook.

"Kami tunggu kedatangan Anda dan Nona Park di Signiel Seoul tanggal 27 nanti," ucap nya dengan sebuah senyuman terpatri di wajahnya.

Dan utusan lembaga itu pun meraih tas nya dan berjalan keluar dari ruangan itu, meninggal kan Jungkook dengan pikiran kalutnya.

♒♒♒

Ada hidden hint.

spicypastaaa 🍝

[✔] A HaterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang