"Kau beruntung Taehyung menemukan dirimu dan membawamu kemari."
Jungkook menatap Rosé yang terduduk malas di sofa milik Jungkook, membuang wajahnya enggan menatap sang idola di hadapannya.
Saat ini Rosé dengan selamat sampai di rumah Jungkook, Taehyung hanya mengantar Rosé sampai depan rumah pemuda itu dan menyuruh gadis itu untuk masuk sembari memantaunya dari dalam mobil.
Setelah Rosé benar-benar masuk dan Taehyung baru mengemudikan mobilnya menjauh dari sana.
"Kau saja yang tak mau mencariku," balas Rosé ketus, memutar bola matanya tak suka.
"Kenapa kau masih ketus kepadaku?" tanya Jungkook, menyilangkan kedua tangannya dan menuntut jawaban dari Rosé.
"Karena kau aku jadi terjebak dalam masalah ini," jawab Rosé malas.
"Aku sudah berjanji akan melindungi dirimu bukan?"
"Kenapa kau tidak menyangkalnya saja huh? Bukankah itu akan lebih mudah?" balas Rosé, setengah emosi.
"Mudah? Aku yakin seperkian detik setelah aku menyangkalnya kau akan diserang oleh fans ku karena sudah tertangkap kamera denganku."
"LALU APA BEDANYA DENGAN SEKARANG?!!!" Rosé berteriak emosi, mood nya langsung hancur, ia sadar perilakunya sangat tidak baik saat ini namun ia sungguh frustasi.
Jungkook menatap Rosé kemudian ia berjalan mendekat dan berjongkok di hadapan gadis itu, "Dengar, maafkan aku."
Rosé membuang wajahnya.
"Aku tahu ... Keadaan ini sangatlah berantakan, tapi kumohon untuk percaya denganku," pinta Jungkook entah sudah keberapa kalinya pemuda itu berucap demikian.
Gadis itu tak bergeming, ia masih saja dengan keras kepala mengabaikan Jungkook yang lalu menghela nafasnya pelan.
"Baik." ucap Jungkook.
Pemuda itu berdiri kemudian memasukkan tangan dalam saku celananya, "Kau tidur di sofa malam ini, siapkan aku sarapan besok, aku ada pemotretan di pagi hari."
"Siapa kau menyuruhku?" Rosé berucap dengan nada sinis membuat Jungkook menahan rasa jengkel terhadap kekasih barunya ini.
"Rosé."
"Aku mau pulang," ucap Rosé sembari beranjak dari duduknya namun Jungkook dengan mudah menahan tangan gadis itu.
"Ini sudah malam."
"So what?"
"Kau tak akan kemana-mana."
Rosé berusaha menghempaskan tangan Jungkook namun usaha gadis itu sia-sia saat Jungkook dengan mudah menahannya hanya dengan satu tangan.
Di sisi lain, Jungkook pun mengeluarkan ponselnya dan menghubungi seseorang, mengabaikan Rosé yang meronta dalam genggammannya.
Dan akhirnya orang yang berada di ujung telpon menjawab panggilannya.
"Lisa-ssi?"
"Siapa ini? Dan darimana kau mendapat nomorku?!"
"Aku Jungkook, Jimin yang memberikannya," jawab Jungkook sembari menatap Rosé yang kini beradu tatap dengannya.
"LISA TOLONG AKU!!!" pekik Rosé.
"Apa itu Rosé?" tanya Lisa.
"LISA! JUNGKOOK MENCULIKKU! TOLONG AKU!" ucap Rosé.
"Gadis bodoh, dia kekasihmu," cibir Lisa dan Jungkook tertawa kecil dengan puas.
"YAH! LISA! AKU DAPAT MENDENGAR DIRIMU!" seru Rosé tak percaya, bisa-bisanya Lisa berucap begitu.
"Oke, sekarang kau bersama dengan Jungkook huh? Kau akan aman disana. Jennie akan kuberi tahu, dia panik sekali," jelas Lisa dan Rosé kehabisan kata-katanya.
"Dan oh, baju-bajumu akan ku paketkan kesanaㅡ"
"Aku tak mau tinggal disini!" sela Rosé tak terima.
Namun Jungkook segera menyela, "Tak usah repot, aku akan membelikannya pakaian baru."
"Oooh, that's a sweet boyfriend. Bisa kau jodohkan aku dengan Hoseok?"
Jungkook tertawa mendengar ucapan Lisa sementara Rosé malu sendiri dengan tingkah sahabatnya.
"Bagaimana jika dengan Jimin?" tawar Jungkook.
"Aku tak menyukai Jimin, dia terlalu ... pendek untukku, Jennie saja," tolak Lisa mentah-mentah dan Rosé semakin malu saja rasanya.
"Yah, Lisa, kau punya kekasih," geram Rosé menahan malu karena Lisa tampak ramah dengan Jungkook.
"Hah, bukannya itu kau? Selamat bersenang-senang dengan Jungkook! Bye!!!" dan Lisa mengakhiri panggilan itu.
Jungkook menyimpan ponselnya dan menatap Rosé, "Dengar apa kata sahabatmu?"
Rosé membuang wajahnya.
"Kau kekasihku sekarang dan keadaan ini tak dapat berubah dalam waktu dekat," ucap Jungkook yang membuat Rosé semakin kesal saja.
"Kau sengaja melakukan ini agar mendongkrak popularitasmu, huh?" tuduh Rosé dan lagi, Jungkook tak habis pikir dengan Rosé.
"Kau benar-benar hater ku, semua yang aku lakukan tampak salah di matamu."
"Karena memang kau salah!"
"Rosé, hentikan. Aku tak ingin bertengkar denganmu," ucap Jungkook.
Rosé menaikkan alisnya, ia mendadak merasa menemukan celah agar terbebas dari situasi ini, "Mengapa? Karena kau suka memukul ketika marah? Ayo, pukul aku!"
"Kau pikir aku akan masuk dalam jebakanmu?" balas Jungkook sinis.
"Jebakan apa? Kau yang menjebakku," pancing Rosé, dengan sengaja ia memancing emosi Jungkook.
Rosé kira Jungkook akan semakin emosi dengan dirinya namun Rosé salah besar, Jungkook justru menariknya mendekat dan berbisik, "Watch your mouth, or I'll silence it with mine."
Mata beradu dan suasana berubah.
Jungkook bersungguh-sungguh dengan ucapannya itu, Rosé dapat merasakannya. Sial.
♒♒♒
Next chapter : Jungkook as an idol, Rosé as his number one hater
spicypastaaa 🍝
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔] A Hater
Fanfiction"Jungkook itu pria gila! Jangan jadikan dia idola kalian!" ㅡ Roseanne Park.