Dah lama banget ya ga cerita tentang si bayi. Kok malah aku yang kangen mau cerita? Haha
Makasih banyak ya yang udah mau baca, aku ga tau ternyata bakal ada yang baca cerita aku, terharu 🤧
Intinya aku mau banyak banyak bilang makasih, trus juga keknya cerita ini ga punya konflik. Kasian Baekhyun, masih kecil udah berkonflik. Jadi maafkan aku! 🤧
Udah sih gitu aja, makasih banyak, dan Happy Reading! ^^
Sudah dua hari sejak kali pertama Jungse menginap di kediaman Sehun. Sejak saat itu pula ia semakin dekat dengan Baekhyun, walaupun tidak dapat dipungkiri, Sehun tetap yang pertama Baekhyun pilih untuk sekadar mengadu apa yang sedang ia pegang.
Kemarin ia bertanya pada Sehun, bagaimana mereka makan sehari-hari? Sedangkan Sehun tidak bisa memasak—kecuali nasi—pun juga tidak menyewa asisten rumah tangga untuk membantu mengurus mereka. Dan dijawab dengan satu kata yang membuat Jungse jengkel setengah hidup. Kau tau apa itu? Delivery.
Sebenarnya Jungse juga tidak pernah menyalahkan tentang masalah 'delivery' itu, sih. Yang ia permasalahkan adalah, bagaimana mungkin Sehun setiap hari pesan makanan? Bukankah itu sebuah pemborosan?
Lagipula bisa jadi ketika Baekhyun sudah besar nanti, bayi itu justru tidak menyukai makanan rumahan, kan? Bukankah itu tidak sehat? Ya ampun, bagaimana jika ibunya Baekhyun tau kalau makanan anaknya sehari-hari seperti itu?
Sehun malah mengikik kala Jungse memarahinya perihal makanan sehat. "Ibunya Hyun-ie juga sudah tau kok, tapi dia biasa saja, tuh. Tidak cerewet seperti kamu." Katanya yang membuat Jungse tambah meradang. "Aku sudah pesan makanan untuk kita berdua, Baekhyun biasanya mandi sore langsung makan, jadi—ah mungkin itu sudah datang."
Sehun berdiri saat ada seseorang yang mengetuk pintu rumahnya. "Eh~ Hyun-ie sudah bangun?" Sapa Jungse ketika melihat Baekhyun yang baru saja keluar kamar dengan mata sipit setengah terbuka."Mencari samchun?" Baekhyun mengangguk, tangannya ditarik lembut oleh Jungse, menyuruhnya untuk duduk di atas pahanya.
"Eh? Hyun-ie kenapa sudah bangun?" Jungse mendelik tajam. Apa-apaan pertanyaannya? Sehun kembali mengikik, menyadari tatapan Jungse padanya. "Sebentar ya, samchun mau taruh ini dulu, Hyun-ie tunggu di situ." Sehun mengangkat plastik merah yang ia bawa di tangannya.
"Sudah jam 5, mau mandi sekarang?" Sehun menatap Baekhyun yang berdiri di hadapannya, posisi Sehun sudah duduk di atas karpet samping Jungse. Baekhyun masih menguap, bayi itu lantas menggaruk kepalanya. "Mandi sekarang, ya? Biar nanti langsung makan, mau?"
"Main?" Alih-alih menjawab mau atau tidak, si bayi itu justru mencoba menawar pada Sehun. "Hmm, main sama bebek, mau?" Mata Baekhyun langsung berbinar. "Baben!" Serunya. Sehun tertawa gemas. "Iya, nanti kita main bubble juga, mau?"
Baekhyun mengangguk semangat, ia bertepuk tangan, "Yeey main ain!" Pekik Baekhyun, senang. "Tunggu di sini sebentar, ya? Samchun siapkan airnya, Hyun-ie buka baju dengan tante, nanti kalau sudah langsung ke kamar mandi, okey?" Jungse lagi-lagi mendelik, mendengar panggilan tante yang tersemat itu, menggelikan sekali, pikirnya.
"Ottey." Tapi bukannya diam di tempat dan segera melepas pakaiannya, bayi itu justru berlari mengikuti Sehun ke kamar mandi. "Loh? Kamu kenapa ada di sini?" Baekhyun mendongak menatap Sehun. "Main ain!" Sehun mengangkat Baekhyun ke dalam gendongannya.
"Hyun-ie, main airnya nanti. Kamu buka baju dulu sama tante di sana, ya? Kalau sudah, baru boleh ke kamar mandi, okey?" Baekhyun jelas memberontak, ia ingin segera bermain air. Sehun menurunkan Baekhyun di hadapan Jungse, baru saja bayi itu ingin kabur, tapi tidak sempat karena sudah ditangkap oleh Sehun.
"Dengar samchun, Hyun-ie." Tapi Baekhyun tidak mau dengar, pokoknya ia ingin segera bermain air. Meronta minta dilepaskan dari dekapan tangan besar Sehun, tau kalau Baekhyun tidak mendengar ucapannya, ia menoleh pada Jungse. "Tolong lepas baju Baekhyun, pampersnya nanti saja, di kamar mandi."
Sehun langsung melesat ke kamar mandi kala Jungse mengambil alih Baekhyun yang mulai menangis, ia menyiapkan air hangat untuk Baekhyun. Bayi itu tidak pernah mau mandi dengan air biasa, selalu mengeluh "Dinin." Dan memeluk Sehun, alhasil Sehun juga ikut basah karena badan Baekhyun.
"Se-ya, mau coba mandikan Baekhyun?" Jungse menggeleng, ngeri. "Kenapa? Kan tinggal gosokkan sabun, sikat giginya, temani dia main sebentar, lalu bilas, semudah itu, kok." Lagi-lagi Jungse menggeleng. "Aku malu." Ujarnya dengan pipi yang memerah.
Sehun mengernyit tidak paham, tapi lama-lama senyum jahil muncul. "Ya ampun, 'punya' Baekhyun masih kecil, Se-ya. Kamu bahkan berani memegang 'punya'ku yang sudah jela—Aw!" Jungse mencubit pinggang Sehun keras, wajahnya semakin merah, Baekhyun yang sudah berada dalam bathtub menoleh mendengar teriakan Sehun. "Ada apah?"
"Ada apa? Ada Hyun-ie mau mandi." Cengir Sehun sambil mengusap pinggangnya yang terasa panas. Tapi Baekhyun masih belum puas dengan jawaban Sehun, hingga ia bertanya lagi "Ada apah?"
"Ada—" Sehun melirik, mencari sesuatu yang sekiranya bisa mengalihkan perhatian Baekhyun. "Eh, lihat! Coba cari... Ikan Hiu! Ikan hiu mana ya?" Baekhyun memekik, menunjuk hiu karet yang berada di dalam buthtub bersama bebek ungu dan beberapa anaknya. "Iyu! Ni dia!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Hyun!
FanfictionHanya berisi tentang kehidupan sehari-hari Byun Baekhyun, seorang balita yang selalu dititipkan pada tetangganya, Oh Sehun. Warn: Bukan konten BxB, isinya cuma cerita keimutan balita. Semua foto diambil dari Pinterest.