Beberapa hari lalu, kedua orang tua Baekhyun datang ke rumah Sehun. Biasanya hanya nyonya Byun, tapi kali ini suaminya ikut datang sambil membawa sekotak besar kardus cokelat yang entah apa isinya. Mereka memeluk Baekhyun saat si bayi itu menyambut keduanya dengan binar bahagia.
"Sehun, kami membelikan Baekhyun beberapa buku cerita, kami titip disini, ya. Sebab rasanya Baekhyun lebih banyak menghabiskan waktunya disini daripada di rumah." Ujar nyonya Byun dengan senyum ramah.
Sehun sebenarnya merasa agak kurang nyaman. Ya ampun ... Hampir di setiap sudut rumahnya sudah dipenuhi oleh barang-barang milik Baekhyun. Mainan dan pakaian adalah dua hal yang seringkali ditemukan.
Tapi apa mau dikata? Sehun hanya mampu mengangguk dan tersenyum meski dipaksakan, pemuda itu lantas mengambil alih kardus yang dibawa oleh tuan Byun untuk ia letakkan di dalam kamar, tentu setelah Baekhyun dan kedua orangtuanya berpamitan untuk pulang.
Diantara semua buku yang ada di dalam kardus, bayi itu sangat menyukai buku yang menceritakan tentang kehidupan binatang dan alam semesta. Buku yang menceritakan tentang hewan laut, hewan darat, luar angkasa, juga Bumi dan seisinya, merupakan buku favorit yang sering di keluarkan dari dalam rak buku.
Ya, ternyata kardus besar yang diberikan tuan Byun beberapa hari yang lalu, isinya bukan hanya buku-buku cerita. Ada sebuah rak buku kecil terbuat dari plastik yang cukup kokoh tapi bisa dirakit dan dilipat.
Sehun rasa, buku yang dibeli pun bukan buku murah yang sering kali ia lihat di dalam toko loak, itu jenis buku mahal yang hanya tersedia di toko buku terkenal, sebab di setiap buku memiliki semacam sensor sehingga bisa bernyanyi dengan bantuan e-pen!
Tinggal tunjuk dengan e-pen, lalu benda itu akan membacakan isi buku tersebut dengan cara bernyanyi agar anak-anak tidak merasa bosan saat membaca dan mendengarkan cerita.
Seperti hari ini, Baekhyun sedang duduk di atas kasur dengan e-pen dalam genggaman sedang menyanyikan lagu dari sebuah buku yang menceritakan tentang dunia dalam laut. Bayi itu tampak serius sekali memerhatikan gambar di dalam buku sampai tidak menyadari ilernya menetes.
Saat menyadari ilernya tidak sengaja menetes, Baekhyun buru-buru mengusap sudut bibirnya dengan lengan baju yang bayi itu kenakan. "Yah, bacaah! Ini butu-nya!" Sehun melirik Baekhyun yang berteriak histeris, mendapati bayi itu sedang menunjuk setetes air di atas buku. "Basah kenapa?" Baekhyun mendongak, melihat ke dalam mata Sehun. "Tena iyen." Jawabnya singkat.
Sehun terkekeh singkat, kemudian fokusnya kembali pada laptop yang ada di pangkuan.
"Camcun yadi tenja, ya?" Baekhyun menatap Sehun yang sedang serius dengan laptop. Pemuda itu hanya mengangguk sekilas "Iya, Hyun-ie. Samchun lagi kerja." Lantas terkekeh pelan saat ekor matanya melirik Baekhyun yang mengangguk pelan.
Sepertinya bayi itu mengerti sebuah konsep, jika sedang bekerja, tidak boleh diganggu. Begitu pikir Sehun jadi di dalam kamar itu hanya terisi suara nyanyian dari e-pen yang digenggam Baekhyun.
Entah apa yang terjadi, bayi itu tiba-tiba saja berdiri dari duduknya dan mendekat ke pinggir kasur, kemudian langsung turun begitu saja dari atas kasur. Ia bahkan mengabaikan Sehun yang memanggilnya dan bertanya ingin pergi kemana, ketika si pemuda melihat Baekhyun membuka pintu kamar dan keluar.
Namun, sedetik kemudian, saat bayi itu tersadar bahwa Sehun tidak mengikutinya di belakang, ia lantas berbalik badan dan kembali masuk ke dalam kamar. "Camcun ayooo~" Baekhyun menarik-narik ujung kaos hitam yang digunakan si pemuda.
"Ayo kemana?" Masih dengan kaos yang ditarik oleh Baekhyun, Sehun berusaha menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat. "Teyuan! Ayo camcun ayoo!" Sehun mengangguk.
"Ya, ayo. Tapi tunggu sebentar, samchun matikan laptop ini dulu." Dan setelahnya Sehun tidak lagi merasakan tarikan di kaosnya. "Mau kemana, sih?" Tanyanya setelah meletakkan laptop di atas meja.
Ternyata dugaan Sehun tentang Baekhyun yang memahami prinsip tidak boleh mengganggu saat sedang bekerja itu salah besar! Seorang bayi tetap saja bayi, apalagi Baekhyun adalah bayi cerewet yang rasa ingin tahunya besar.
"Iyat itan di yuan! Ayoo." Sehun kembali mengangguk dan menurunkan kedua kakinya. "Lihat sendiri kan bisa, Hyun-ie." Bayi itu menggeleng, digenggamnya masih ada e-pen yang belum berhenti bernyanyi sejak tadi.
"Atut, ada hantu. Hiii, ceyem." Sehun mendecih pelan, walaupun tubuhnya merasakan sedikit merinding. "Memangnya kamu sudah pernah melihat hantu?" Baekhyun sepertinya tidak tertarik dengan pertanyaan Sehun, bayi itu hanya diam tanpa ada tanda-tanda mau menjawab.
"Camcun, to' itannya nda mau beyenti mandi, ci?" Ujar Baekhyun beberapa saat setelah memerhatikan ikan yang berenang kesana-kemari di dalam akuarium kecil milik Sehun. Sebelah telapak tangannya menepuk-nepuk kaca akuarium dengan perlahan.
"Karena ikan hidupnya di air, Hyun-ie." Kata Sehun menjawab pertanyaan Baekhyun, menatap kepala Baekhyun dari belakang yang sedang serius dengan ikan. "Nda mau beyenti? Nanti ... Uh ... Nanti tedininan, itannya." Entah sadar atau tidak, kepala Baekhyun ikut menggeleng saat menanyakan pertanyaan itu, kali ini Baekhyun menatap Sehun dengan bola mata bulat polosnya.
Sehun lantas tersenyum kecil sebelum menjawab pertanyaan serius dari Baekhyun. "Bukan tidak mau berhenti, Hyun-ie. Tapi ikan memang hidupnya di air, jadi mereka tidak akan merasa kedinginan. Berbeda dengan Hyun-ie, Hyun-ie mandi terlalu lama saja bibirnya langsung ungu, karena kedinginan lalu minta dipuyuk, kan?" Baekhyun mengangguk, setuju.
Ia sudah sering mendengar kalimat itu dari Sehun, seperti "Bibirmu sudah ungu, Hyun-ie. Mandinya sudah, ya?" Dan memang, rasanya akan menjadi lebih hangat ketika Sehun memeluknya setelah mandi, tidak peduli baju Sehun akan ikut menjadi basah karena ulahnya.
"Itannya hayus beyenang? To' nda ada bebeknya? Emang itan nda tatut?" Sehun memiringkan kepalanya, mencoba memikirkan apa yang dimaksud Baekhyun dengan bebek? Jelas saja Sehun tidak memelihara bebek. Hey, dia bukan peternak. "Kenapa ikannya harus takut?"
Bayi itu menoleh, menatap Sehun dengan mata super polos. "Nanti tendeyam, itannya!" Sehun rasanya ingin tertawa, ternyata bebek yang dimaksud adalah pelampung bebek seperti milik Baekhyun yang selalu dibawa ketika ia diajak untuk berenang.
"Ikannya bisa berenang, Hyun-ie. Mereka tidak lagi memerlukan bebek."
끝!
Published, 6 Agustus 2022
Thank you for reading this story! 🙇🏻♀️
Anyway happy birthday, exol! Hopefully in the future we can be more united! ️🤩 Telat ngucapinnya! Padahal niat mau publish kemaren malem karena ini emang udah siap publish, eh akunya malah ketiduran ...
Have a nice day, y'all! See you in the next chapter, bye! 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Adorable Hyun!
FanfictionHanya berisi tentang kehidupan sehari-hari Byun Baekhyun, seorang balita yang selalu dititipkan pada tetangganya, Oh Sehun. Warn: Bukan konten BxB, isinya cuma cerita keimutan balita. Semua foto diambil dari Pinterest.