Puyaaang!

87 21 24
                                    

Sejak beberapa hari lalu Sehun meminta izin untuk pergi liburan bersama kawan-kawannya yang tentu saja bayi Baekhyun tidak ikut serta, sebab akan sangat ribet sekali menurutnya untuk liburan sekaligus mengasuh anak kelebihan energi itu. Bukan liburan namanya jika si bayi ikut, tentu saja. Maka jadilah beberapa hari belakangan Baekhyun dititipkan ke daycare seperti sebelum Sehun menggantikan posisi itu, entah apa yang menjadi pertimbangan, tapi mereka menitipkan anak semata wayangnya di daycare berbeda dengan yang sebelumnya.

Hari ini, tepat lima hari sudah Sehun absen dari kegiatan sehari-hari bayi Byun. Biasanya Baekhyun senang sekali menjahili Samchun lalu terkikik senang ketika si pengasuh mendelikkan mata ke arahnya dan menghela napas menahan marah. Disini, dia tidak bisa melakukan itu, sebab jika ia berbuat sesuatu yang tidak menyenangkan, tidak sengaja merobohkan sebuah rak buku saat memanjat dan membuat buku-buku tersebut menjadi berantakan di lantai misalnya, maka ia akan langsung dimarahi habis-habisan oleh para pengasuh daycare tersebut, dan dipaksa untuk mengembalikan buku-buku itu sendiri ke dalam rak dengan dalih agar ia bisa bertanggung jawab pada apa yang telah ia perbuat, tanpa dibantu, dan tanpa memastikan terlebih dahulu apakah si anak terluka atau tidak.

Pernah sekali si kecil Byun yang penasaran dengan segala hal, menemukan sebuah cermin kecil seukuran genggaman tangannya, cermin itu milik salah satu pengasuh daycare yang teledor meletakkan cermin tersebut di atas lemari yang masih berada dalam jangkauan anak-anak. Karena Baekhyun kecil belum pernah melihat cermin seukuran genggaman tangannya, ia lantas mengambil cermin tersebut.

"Noona, ini apa?" Baekhyun kecil menarik pelan celana pink yang dikenakan oleh seorang pengasuh yang sedang menyuapi salah satu anak disana, dan menyodorkan cermin itu dengan tangan kanan, sebab tangan kirinya memegang sebuah mobil pemadam. Si pengasuh lantas menoleh "Oh, itu namanya cermin, tidak boleh dibanting ya, nanti pecah."

Baekhyun hanya seorang anak berusia 3 tahun yang bahkan belum mengerti sebab akibat, dan belum paham bahwa sebuah pecahan kaca bisa saja menyakiti kaki atau tangannya. Yang ia tau ketika tidak sengaja menjatuhkan atau melempar mobil-mobilan, maka mobil tersebut akan rusak dan tidak bisa dimainkan lagi, tapi tentu saja hal itu tidak membuat tubuhnya terluka hingga berdarah, paling hanya berdenyut nyeri saat kakinya tertimpa mainan yang ia jatuhkan.

Prang!

Semua orang menoleh terkejut menatap Baekhyun, pun si bayi yang ikut terkejut melihat cermin yang tadi dalam genggaman tangannya sudah hancur berkeping-keping di lantai tepat di depan kedua kakinya. Bayi itu menatap semua orang dengan mata sabitnya, memerhatikan reaksi mereka. "Baekhyun! kan sudah kubilang untuk tidak dibanting! Kamu ini paham atau tidak sih! Lihat! Cerminnya jadi hancur! Siapa yang akan repot membersihkan ini! kamu pasti tidak akan bisa membersihkan ini, masuk kamar sana! Main saja kamu di dalam kamar!"

Tangan kanan si bayi kemudian ditarik oleh pengasuh yang berbeda untuk di bawa ke dalam kamar, tubuhnya di dorong hingga si bayi hampir terjungkal, jika saja ia tidak punya keseimbangan yang baik. Pintu kamar di tutup dan di kunci dari dalam, Baekhyun berdiri di depan seorang pengasuh wanita yang duduk di lantai sambil menatap wajahnya. Bayi itu menunduk dalam, alih-alih balas menatap sang pengasuh, bayi itu memilih melihat lantai dan memilin ujung bajunya, dia takut tapi berusaha menahan tangis. "Maap ya. Noona, maap ya." Selama di asuh oleh Sehun, pemuda itu tidak pernah terlihat semarah ini pun dengan kedua orang tuanya. Jadi mungkin ini pertama kali ia dimarahi dan diperlakukan dengan kasar.

Maka sejak hari itu, Baekhyun kecil menjadi takut untuk bereksplorasi. Bayi Byun, menjadi pendiam. Ia hanya akan memainkan apa yang disediakan oleh pengasuh di daycare, berusaha menahan diri sebaik mungkin agar tidak mengacau dan berakhir dimarahi lagi. Hanya ketika berada di rumah, bayi itu kembali ceria, menjadi Baekhyun yang aktif, sehingga tuan dan nyonya Byun sama sekali tidak menyadari perlakuan kurang ajar daycare tersebut pada anak semata wayangnya.

"Ma, Yuni tanen camchun." Ucap Baekhyun kecil saat ia dalam perjalanan pulang ke rumah. "Camchun dimana?" Baekhyun kembali berujar dengan nada sedihnya, ia merindukan pengasuhnya, bayi itu merindukan masa dimana ia tidak takut untuk mengigit bahu si pemuda, atau sekedar memanjat ke atas meja yang kemudian akan langsung di gendong untuk turun. Pemuda itu sama sekali tidak marah, malah berucap dengan lembut untuk memberitahu sesuatu yang akan membuatnya terluka, Baekhyun merindukan perlakuan itu.

"Hyun-ie merindukan Sehun Samchun?" Bayi itu mengangguk pelan kala ibunya balik bertanya. "Nanti setelah sampai rumah, kita telfon samchun, ya? Mau?" Mendengar hal tersebut si bayi kembali bersemangat dan tersenyum lebar dengan mata berbinarnya. Tidak sabar untuk segera sampai ke rumah dan menghubungi si pengasuh kesayangan.

"CAMCHUN!!" Teriak Baekhyun dengan penuh semangat kala kedua netranya melihat wajah Sehun muncul di ponsel sang ibu. "Halo Hyun-ie." Pemuda itu tersenyum melambaikan tangan. "Camchun puyaaaaang! Yuni tunduin!" Si pengasuh terkekeh pelan mendengar ucapan si Bayi yang memintanya untuk segera pulang. "Hyun-ie menunggu samchun untuk pulang?" Bayi itu kemudian mengangguk. "Hyun-ie merindukan samchun, eh?" ucap si puda itu dengan asal, yang tidak ia sangka bahwa si bayi akan kembali mengangguk.

"Eh? Hyun-ie benar merindukanku?" Tanya Sehun dengan wajah skeptis. "Ingyah! Camchun tamu dimana ci? Ayo cepet puyaang! Tita main!" Sehun mengangguk dengan senyum di wajah, rencananya memang mereka—Sehun dan teman-temannya—akan pulang malam ini, dan kembali mengasuh si bayi Byun itu esok hari. "Iya, besok ya, besok kita main lagi." Baekhyun mengangguk dengan semangat. "Ini sudah malam, waktunya tidur, kan? Teleponnya samchun matikan ya?" Secepat kilat bayi itu menggeleng. "Noou! Da boyeh matiin! Yuni tan macih tanen camchun!"

Telepon malam itu berakhir ketika bayi Byun tertidur saat mendengarkan cerita Sehun, meskipun ia tidak terlalu mengerti pada apa yang pemuda itu ceritakan, bayi itu bersikeras untuk berusaha mendengarkan dengan sebaik mungkin.

Jakarta, 18/07/2023

Hi! It's been a loooooong time! Hope y'all still enjoy this story, thank you for reading. Love you! ❤️

Adorable Hyun!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang